23 | Awards

953 127 27
                                    

Berhubung Jeno sama Aeri udah bikin challenge bareng, aku kebut chapter ini buat reward kita semua penumpang kapal mereka haha.

Here you go!

***

Hingar bingar Indonesian Music Award masih sangat terasa, meski acaranya sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Beberapa pengisi acara serta undangan masih tampak bercengkrama satu sama lain, melepas rindu setelah akhirnya bertemu lagi di tengah kesibukan masing-masing.

"Kok, istri lo nggak diajak sih, Den? Pengin kenalan juga kali. Gue kan belum pernah ketemu."

Aiden tergelak pelan mendengar protes Jay Danish, seorang penyanyi solo yang kebetulan berteman cukup dekat dengan anggota GAKT. "Kan, lo yang nggak dateng ke nikahan gue."

"Gue kan lagi festival di Florida, anjrit! Lo kirim chat selamat juga pas gue menang." Jay menendang pelan pantat Aiden, sementara yang ditendang justru makin mengencangkan tawanya. "Jadi, kenapa istri lo nggak diajak?"

"Dia kudu ngurusin resto-nya. Lama ditinggal buat ngurusin nikahan sama honeymoon soalnya. Lo dateng dong ke resto istri gue. Gue jamin lo bakal ketagihan. Apalagi lo orang Magelang, kan. Kupat tahunya Kaiya juara."

"Promosi terooosss!" ejek anak-anak GAKT. Tapi, Aiden tak ambil pusing.

"Udah punya planning buat ke sana. Penasaran. Tapi, belum ada waktunya. Nanti deh kapan-kapan."

"Kabarin aja kalau mau ke sana. Siapa tau gue lagi agak senggang, jadi bisa gue temenin."

"Siaaap."

"Pantes Clara dicuekin gitu aja. Aiden udah bucin parah kayak gini," timpal Aryo Andika yang juga berada di sana.

Sementara, Clara yang dibicarakan berdecak kesal. Dia datang ke acara tersebut karena mendapat undangan sebagai nominator model video klip favorit untuk video klip milik GAKT di mana dia menjadi modelnya.

"Tapi, asli gue kaget sih waktu denger lo punya cewek dan nggak lama kemudian lo nikah." Jay berbicara lagi. "Kayak ..., gue udah cukup lama kenal lo, dan gue jarang banget liat lo jalan bareng cewek. Waktu ada gosip lo gay, gue hampir percaya."

"Bangsat!" Aiden meninju lengan Jay cukup keras, sementara teman-teman mereka yang lain tertawa. "Dulu, gue belum nemu yang pas aja."

"Tapi, gue kayak familier sama wajah cewek lo, Den." Clara berbicara. "Gue pernah liat di mana, ya?"

"Di lokasi syuting. Dan, cuma lo yang berani nyuruh ceweknya Aiden buat ngambilin kursi buat lo." Bukan Aiden yang menjawab, melainkan Gamma. Dia lalu berjalan melewati Clara dengan cuek. "Yok, Guys, balik, udah ditungguin Bang Yoga."

Para anggota GAKT—termasuk Aiden—terkekeh mendengar jawaban ketus dari Gamma. Drummer GAKT itu memang yang paling vokal menunjukkan ketidaksukaannya pada Clara.

Bukan karena Clara yang mencoba mendekati Aiden, tapi sikap gadis itu yang merasa paling penting selama di lokasi syuting yang membuat Gamma jengah. Clara hanya selebgram baru, tapi lagaknya sudah seperti artis senior belasan tahun.

Para anggota GAKT beranjak untuk segera pulang, dan akhirnya diikuti oleh Jay dan Aryo juga. Mereka seakan tidak peduli dengan Clara yang berdiri kaku setelah mendengar jawaban Gamma tadi.

Namun, niat anggota GAKT untuk segera masuk ke mobil yang dikendarai Yoga sepertinya harus sedikit terhambat karena para wartawan masih tampak berkumpul di luar gedung.

Dan benar saja, begitu Aiden melewati pintu, para wartawan langsung menyerbu bassist GAKT itu.

"Aiden, tanggapannya sedikit, dong, tentang foto Kaiya dan Chef Airlangga kemarin." Suara para wartawan saling bersahutan.

Us, Then? ✓ [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora