CHAPTER 1: Hate Each Other

9 2 1
                                    

Neji dengan terpaksa membuka matanya karena ponselnya berdering. Ada tiga panggilan tak terjawab dari temannya, Naruto Uzumaki. Ia sangat kesal. Dirinya baru bisa tidur setelah pukul 3 pagi dan sekarang Naruto mengganggu tidur yang sangat sulit ia dapatkan.

Bahaya! Nanti malam adalah kelas dari dosen kejam yang bernama Orochimaru. Jika ia tertidur, ia tidak akan bisa mengikuti kelas dosen itu lagi untuk satu minggu ini dan itu tentu sangat mempengaruhi nilainya.

"Apa?!" Suara serak Neji memasuki pendengaran pemuda di seberang sana.

"Kau ada di rumah? Aku mau ke sana. Aku perlu bantuan untuk proyekku."

"Naruto! Mahasiswa informatika untuk membantu proyek bisnismu bukan aku saja! Ada Kiba, juga Toneri."

Naruto hanya tertawa mendengarnya. "Ayolah, Neji! Hanya kau saja yang bisa aku andalkan. Toneri membenciku karena dia juga menyukai Hinata-chan. Kiba sibuk dengan bisnis barunya."

Baiklah, Neji sangat sebal dengan bucin Hinata satu ini. Ah! Ia baru ingat sebuah fakta bahwa Naruto punya pacar. Mengapa pemuda ini masih berani menampakkan wajahnya di depan Hinata? Setahu Neji, Hinata pun sudah menolak pemuda bersurai kuning ini.

"Bukannya kau punya pacar? Kau masih berani mendekati Hinata?" tanya Neji.

Naruto berdeham. "Aku ... sudah memutuskan hubungan dengannya."

"Tchih, dasar pria brengsek. Datang saja ke sini pukul 10 pagi nanti."

"Baiklah, terima kasih, Neji!"

Neji kemudian melempar ponselnya asal. Sembari menatap langit-langit kamar. Bagus! Dirinya tidak bisa tidur. Setidaknya, insomnianya semalam bukan disebabkan penghuni baru rumah ini. Namun, karena kesalahan Neji sendiri.

Syukurlah gadis itu tidak menimbulkan masalah apapun untuknya. Namun, ia mencium aroma bau-bau akan ada masalah.

Benar saja, ada sebuah pesan masuk. Itu dari ibunya Neji yang mengatakan akan datang mengunjungi Neji bersama neneknya.

"Hah?! Menyebalkan! Tidak bisa 'kah mereka memberiku ruang untuk bernapas?"

Neji segera beranjak dari kasur kesayangannya. Ia kemudian masuk ke kamar mandi yang ada di sebelah kamarnya dan segera bergegas untuk menyiapkan segala sesuatu. Ini akan menjadi hari yang panjang dibanding kelas membosankannya Hashirama, pikirnya.

Baru saja selesai mandi, dirinya sudah mendengar keributan di bawah. Suara teriakan Tenten memenuhi satu rumah. Neji segera turun ke lantai bawah untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dapat dirinya lihat lantai dapur basah semua dikarenakan keran air wastafel untuk mencuci piring bocor. Ia juga melihat gadis yang baru kemarin tinggal di sini mencoba menghentikan aliran air dari keran itu yang berefek Tenten menjadi basah kuyup.

Neji segera membantu Tenten menghentikan aliran air dari pipa yang terus menyiprat hingga membasahi lantai dapur itu.

Setelah pipa air tersebut berhasil di atasi, kini tinggallah Tenten dan Neji yang saling menatap.

"Apa yang kau lakukan pada pipanya?"

Tenten menggeleng. "Bukan aku! Aku hanya datang untuk mencuci tangan dan bersiap memanaskan makananku. Tapi, tib——"

"Cukup! Aku sudah cukup mendengarnya. Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak membuat keributan di rumah ini, kan?"

Tenten yang merasa disalahkan sepihak tidak terima dan langsung menatap tajam ke arah Neji. Namun, menyadari bahwa ini memang 'sedikit' salahnya, Tenten kembali menghela napas kasar.

"Baiklah, baiklah! Aku ... minta maaf," Wajah Tenten sangat menunjukkan bahwa dirinya tidak menyesal dan tidak merasa bersalah. Ia justru mengatakan hal tersebut dengan terpaksa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Good Broken Heart: Sweet-Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang