Bumi dan Langit-nya

533 72 23
                                    

Special for Bible's Birthday

(meski telat, aku tetap publish ini, selamat membaca dan Selamat Tahun Baru. 5555)

Bible as Bumi
Build as Langit

Note : maafkan aku kalau kalian menemukan banyak Typo di sini.

•••

"Tunggu sebentar, Pak Air akan segera turun." Ucap Bian, seseorang yang ditugaskan untuk menjaga rumah berlantai dua ini. Orang di luar tidak dapat melihat keindahannya. Rumah berpagar tinggi ini dikelilingi oleh taman bunga, perpaduan antara bunga chrysanthemum dan lily pada bagian belakang rumah—menghadap lautan. Setiap kali kaki melangkah, aroma ketiganya akan mengikuti, aroma krisan, lili dan laut.

Bumi menatap sekeliling ruangan. Tidak banyak hiasan atau bingkai foto yang memenuhi ruangan, padahal katanya ia akan menjadi pengawal rumah seorang calon anggota dewan. Akan tetapi, rumah ini terlihat seperti rumah persinggahan, begitu tenang dan ... Kosong.

Ketika terlihat seorang pria turun dari lantai atas, Bumi menegakkan tubuhnya. Pria itu tersenyum tipis padanya sambil mengulurkan tangan, Bumi segera meraih tangan itu.

"Saya Bumi, Pak." Ucapnya memperkenalkan diri.

Pria itu mengangguk. Bumi pikir seseorang yang akan mencalonkan diri sebagai anggota akan terlihat sedikit tua dan berperawakan lemah sehingga membutuhkan seseorang khusus untuk menjaganya di rumah. Namun, pria di hadapannya tidak seperti itu. Gagah, tampan dan terlihat begitu berwibawa.

"Apa tentangmu itu benar? Kau seorang mantan anggota militer?" Tanya pria itu, yang langsung mendapat anggukan dari Bumi. "Kenapa kau berhenti?"

"Ada sedikit masalah, Pak." Ucap Bumi yang tidak bisa menjelaskan secara rinci. Dia korban fitnah dari atasannya, dipecat secara tidak hormat.

Air mengangguk, dia memakai jas yang dibantu oleh Bian.

"Kau hanya cukup menjaga rumah ini, kau bekerja dengan satu pelayan. Apa pun yang kau butuhkan tinggal katakan padanya." Ucap pria itu lagi, sambil membenarkan jas yang sudah terpakai. Air menatap Bian. "Pergi ke mana?"

"Sedang di belakang, Pak. Membersihkan kebun." Ucap Bian, Air mengangguk—menatap Bumi lagi. "Aku akan pergi sekarang."

Bumi membungkuk. Dia turut berjalan keluar mengikuti Tuan-nya.

Untuk keluar dari gerbang rumah ini perlu menuruni anak tangga, pintu bersebelahan dengan garasi yang menyatu dengan rumah—berada di lantai paling dasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk keluar dari gerbang rumah ini perlu menuruni anak tangga, pintu bersebelahan dengan garasi yang menyatu dengan rumah—berada di lantai paling dasar. Ketika hendak berbalik untuk menyapa pelayan di rumah ini, langkah Bumi berhenti, dia melihat ke arah balkon lantai dua.

Terlihat seseorang tengah duduk—tertutupi oleh dinding pembatas yang terbuat dari besi, terukir. Meski begitu, Bumi dapat melihat siluet cantik lewat hidung mancung yang kecil, bibir tipis yang mengisap sebatang nikotin.

Bumi Langit [ONESHOT-END]Where stories live. Discover now