Tetapi, bayangan wajah ceria Zayyan sesaat sebelum dirinya berangkat tadi  menghentikan pikiran jahatnya. Si manis itu sudah memberikan kepercayaan penuh padanya. Bagaimanapun, dia tak setega itu. Apalagi dia sendiri tau bahwa Zayyan sudah berusaha keras demi membuat syal itu, dia bahkan tak sampai hati hanya untuk menyentuhnya, mana mungkin bisa membuang.

Paper bag tersebut berisi syal buatan Zayyan dan juga strawberry cake yang sebelumnya Zayyan beli untuk Leo dicafe tempo hari.

"Kita sudah sampai tuan muda," ujar sopir disebelah Sing, merenggut atensi pemuda itu. Sing tidak ditemani oleh satupun staf hari ini karena jadwalnya yang satu ini bisa dibilang dilakukan secara diam-diam. Entah bagaimana caranya Doohyun lah yang mengurus hal itu. Pemuda itu membenahi schedule harian Sing tanpa diketahui oleh manager.

Mobil sedan hitam berhenti tepat di depan pintu utama. Sing memandang bangunan tinggi didepannya. Sebelum menapakan kaki panjangnya pada lantai licin yang sepertinya baru saja dibersihkan.

Sing turun dari mobil, tidak lupa dengan barang-barang bawaannya. Tangan kanan membawa hadiah untuk orang yang menjadi tujuannya datang hari ini dan tangan kiri... Ya apalagi memangnya kalau bukan syal dan cake sialan itu.


••••


"Sing?" Wanita bersurai sebahu itu terkejut. Manik hitamnya membola tak percaya melihat sosok yang sudah berdiri tegap diruangannya. "Kenapa kau ada disini?"

Sing tersenyum melihat respon seseorang didepannya. Wajar wanita itu terkejut, pasalnya dia memang datang tanpa membuat janji lebih dulu.

"Maaf karena datang tanpa mengabari, apa aku menggangu jadwalmu?" Sing berujar santai tanpa melupakan kesopanan dalam intonasinya.

"Aku memang kaget kau datang tiba-tiba tapi kalau dibilang menganggu sih, tentu saja tidak. Mana mungkin kedatangan pria tampan sepertimu menggangu waktu ku," balas wanita itu dengan senyum manis.

Alexa. Dialah orang yang diberikan kepercayaan oleh nyonya Celia untuk mengelola Lmire Company. Bila yang dikatakan Doohyun benar maka wanita cantik blasteran Amerika-Korea itu merupakan kunci keberhasilan rencana mereka.

"Apa itu? Kau membawa hadiah untuk ku?" Alexa mendekat, meraih paper bag merah jambu dari tangan kanan Sing. "Tidak kusangka kau pria yang romantis." Alexa tersenyum menggoda.

"Lupakan menjadi idol. Bagaimana kalau temani aku mengurus perusahaan ini saja? Kebetulan aku sedang mencari teman hidup."

Sing terkekeh. "Maaf tapi teman hidupku sedang menunggu didorm, aku harus segera kembali jadi bisakah kukatakan tujuan ku sekarang?"

Tanpa melunturkan senyum, wanita cantik itu berjalan mundur. Mendudukan diri diatas meja kerjanya kemudian membuka paper bag yang dia bawa, mengeluarkan sebuah kotak hitam yang diketahui berisikan sebuah anting kecil didalamnya.

"Kau datang tanpa staf maupun manager disisimu bahkan tanpa membuat janji lebih dulu, tentu untuk miminta sesuatu dariku bukan? Kalau begitu bukankah seharusnya kau bersikap lebih manis?"

Alexa menggerakkan tangannya, meminta Sing untuk mendekat. Sing menurut, melangkahkan kakinya kecil lalu berhenti dengan jarak yang cukup.

Wanita bersurai hitam kemerahan itu mengangkat kotak ditangannya, menunjukkan sepasang anting bintang berwarna putih cerah terpampang tepat didepan wajah Sing.

"Buktikan ketulusanmu setelah itu akan kudengarkan keinginanmu," ujar wanita itu dengan sedikit godaan pada ucapannya. "Pasangkan untukku."

Sing menatap sepasang anting cantik itu datar. Tidak berlama-lama, Sing meraih kotak itu. Memasangkannya dengan cepat pada daun telinga wanita didepannya. Dia harus cepat agar bisa cepat pergi dari sana dan bermanja dengan kesayangannya.

Memories [ Zalesing ]Where stories live. Discover now