Berjanji

1.3K 232 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








"Apa Nyonya belum selesai?" tanya Tuan Jeno pada Jisoo yang kini membawakan nya teh pagi

"Sudah, tapi Nyonya pergi ke kamar Tuan muda Jaeman untuk membangunkan nya" jawab Jisoo

Membuat Jeno hanya mengangguk mengerti, sudah tiga hari Huang Jaeman tinggal bersama mereka karena orang tua nya masih sibuk di jepang.

Jeno mengurut lutut nya yang sakit  pagi ini, Tuan Jeno itu walaupun tidak seperti Nyonya Renjun yang memiliki hipertensi dan kadar gula yang tinggi... tetapi Tuan Jeno memiliki penyakit Gout(asam urat).
Dan ini mengenai sendi lutut nya.

Sibuk mengurut lutut, ia terkejut dengan kedatangan Huang Jaeman yang merebahkan diri di sofa panjang yang tak jauh dari nya.
Di susul kedatangan Nyonya Renjun di belakang nya...

"Ini masih pagi Halmeoni..." keluh Jaeman yang masih menutup mata nya

Nyonya Renjun mendelik sambil membawa diri duduk di dekat suaminya.
Sedangkan Jeno hanya tersenyum lucu melihat tingkah anggota keluarga termuda mereka ini...

"Apa kau tidak ingin ikut ke tempat nenek mu, aku akan ke sana hari ini" pelan Nyonya Renjun memakan kue

Setelah itu mata Jaeman terbuka lalu membawanya ke arah Nyonya Renjun.

"Na Halmeoni?" tanya Jaeman

Renjun mengangguk setelahnya.

"Untuk apa?" kini Tuan Jeno yang bertanya, ini bukan hari peringatan kematian nya kan.

"Aku mendapat kabar bahwa ada terjadi kesalahan pada tanah tempat pemakaman nya, dan pihak pengelola tanah ingin aku datang membawa surat kepemilikan tanah itu sebagai bukti bahwa itu memang milik kita" Renjun menjelaskan

"Makam nya yang kecil, mungkin itu membuat orang kebingungan benarkah itu tanah milik kita atau tidak..." tambah Renjun.

Untuk informasi, dahulu Na Jaemin di makam kan secara pribadi tanpa adanya tersorot media sama sekali.
Tapi keluarga Huang tidak sejahat itu untuk menaruh jasad nya di sembarang pemakaman, atas itu Huang Renjun menaruh peristirahatan terakhir Na Jaemin di area tanah luas yang Renjun beli yang memang untuk pemakaman keluarga Huang termasuk dirinya sendiri.

Selayaknya konglomerat lain nya, Huang Renjun membeli 1 hektar persegi untuk dirinya dan Lee Jeno.
Tanah itu di pagar beton tinggi dan kosong, rumput hijau di rawat baik oleh pengurus walau belum ada makam di sana...
Di samping tanah itu ada makam ukuran normal nya manusia, tanah seluas 10 meter persegi untuk peristirahatan nya Na Jaemin dan di beri pagar beton setinggi pinggang orang dewasa.

Jika di lihat seperti itu, sudah sangat layak sebagai pemakaman.
Bagi orang awam, ini cukup mewah walau mungkin nanti makan Nyonya Renjun akan jauh lebih besar selayaknya makam Tionghoa...

Nyonya Renjun memperlakukan Na Jaemin seakan tidak pernah terjadi apapun di antara mereka...
Bahkan saat seperti ini, Nyonya Renjun ingin datang untuk membuktikan bahwa itu memang tanah milik nya agar makam Na Jaemin tidak pernah terusik atau di bongkar.

HALMEONIWhere stories live. Discover now