Mengunyahmu...

197 36 14
                                    

Author's POV

Namjoon masuk ke kamar Jin. Dengan langkah pelan dan tenang seolah pemuda itu sedang memasuki kamarnya sendiri.

Dan dia juga sudah mengunci kamar Jin.

Dengan santai dan dingin dia berjalan ke arah Jin, kedua tangannya ada didalam saku celana panjangnya. Sangat mengintimidasi.

Dari raut wajah dingin dan datar itu, Jin tahu kalau pemuda itu sangat marah padanya.

"M-mau apa kau ??" tanya Jin terbata sambil cepat-cepat berdiri dari tempat tidurnya.

Namun sesaat kemudian Jin kembali terpental ke tempat tidurnya karena di dorong dengan pelan namun kuat. Dan Jin juga tak menyangka bahwa anak tiri papanya ini akan juga naik ke atas tempat tidurnya dan menekan tubuh Jin agar tak bisa bangun dari sana.

"Dari pengalamanku, jika seorang perempuan suka emosi biasanya dia ada pada masa periode bulanannya dan jika itu pria, itu pengalamanku sendiri, biasanya aku sedang terangsang dan tak tersalurkan. Kau yang mana 'hyung' ??" bisik Namjoon tepat diatas wajah Jin yang rebah diatas tempat tidur dan menekankan kata 'hyung' dengan sengaja.

"Jangan kurang ajar padaku" Jin menepis tangan Namjoon yang memegangi dadanya dan menekan dengan kuat disana.

Tapi tangan besar dan kuat itu sama sekali tak goyah.

"Kalau kau butuh penyaluran, aku siap. Kau tahu aku bisa keduanya ?? Apalagi dengan tampilan seperti ini, wajahmu....bibirmu...aku sangat bisa. Ini semua tipeku"

Namjoon mengangkangi tubuh Jin yang terlentang dengan sebelah tangan tetap menekan tubuh Jin yang berusaha berontak.

"Kau kurang ajar sekali, sialan !!"

"Kau yang kurang ajar 'hyung', kau boleh meremehkan aku atau adikku tapi jangan mamaku. Kalau kau tahu rasanya, dia orang yang melahirkan aku, dia kehormatanku sebagai laki-laki. Segeralah minta maaf padanya. Okay ?? Atau kau akan menyesal nanti, kau dengar ?? Aku tak peduli siapa dirimu atau kau anak siapa, okay ??"

Seluruh tubuh Namjoon sepenuhnya menekan tubuh Jin dan dengan satu tangannya lagi, jemari Namjoon membelai pipi Jin, bibirnya....

Jarak wajah Namjoon dan Jin hanya beberapa sentimeter saja hingga Jin bisa mendengar deru nafas berat dan memburu adik tirinya itu.

"Kalau kau sedang ingin menyakiti seseorang, jangan gunakan parfum seperti ini. Wanginya terlalu menggoda untuk seseorang yang hendak berlaku buruk" ujung hidung Namjoon sesaat hinggap di rahang kiri Jin hingga pemuda itu terkesiap kaget.

Bisikan dan tekanan tubuh Namjoon, kata-kata mengejutkannya, hembusan nafasnya yang kuat dan memburu serta wajah tampannya membuat Jin kaku seperti patung dan lupa dengan kata-kata tajam yang ingin dikatakannya. Sebaliknya ia diam, memejamkan mata sambil menghindari tangan Namjoon sebisanya.

Sampai kemudian Jin merasakan sesuatu yang panas membelai bibir bawahnya, lidah Namjoon, lalu diikuti oleh hisapan berulang-ulang pada bibir bawahnya. Pemuda itu menarik bibir bawah Jin dengan bibirnya dan memasukkan ke dalam mulutnya dan menghisapnya berulang-ulang. Tanpa melakukan kontak dengan mulut Jin sama sekali. Hanya bibir bawahnya.

Sekujur tubuh Jin terkesiap kaget, menggelanyar dengan perasaan sangat aneh dan menakutkan.

Hei dia saudara tiriku !!

Berontakan Jin percuma, tubuh besar yang menekan tubuhnya tak goyah sama sekali meski dengan sekuat tenaga dia mendorong. Namun justru tangan-tangan besar itu masuk ke dalam kemejanya, memegang pinggangnya dan meremasnya dengan kuat.

Jin syok berat, seumur hidup ia tak pernah diperlakukan orang demikian, baru kali ini. Bibir bawahnya dikunyah sedemikian rupa sementara pinggangnya diremas hingga rasanya mau patah. Rasanya lama sekali ketika pemuda itu melepaskan bibirnya.

"Dengar sekali lagi, minta maaflah pada mama, dia tak akan mengambil apapun dari papamu. Kalaupun mamaku mendapatkan sesuatu dari papamu, itu atas imbalan karena sudah melayaninya diatas tempat tidur dan melayani anak tiri arogan sepertimu...tuan Seokjin. Camkan itu !! Dan aku juga tak berminat jadi saudaramu, aku tak ingin jadi adikmu, aku lebih suka menjadi orang yang bisa mengunyah bibir bawahmu dan sekujur tubuhmu daripada menjadi adikmu, paham ??!!"

***

"Woiii...hormat sersan !!"

"Haha...Hyung apa kabar ?? Mana adikmu yang kolokan itu ??" Namjoon memasuki bar yang masih tutup itu lewat pintu belakang. Dan pria yang menyapanya adalah kakak dari teman Namjoon.

"Aku baik. Dia diatas, masih tidur, bangunkan saja" ujar pria ramah itu sambil menepuk bahu Namjoon.

"Wah lenganmu tambah keras saja, kau berubah sekali Namjoon ah, mana anak belasan tahun yang minta pekerjaan padaku kemarin ??" ujar pemilik bar itu lagi sambil mengamati tubuh Namjoon dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Haha...kau berlebihan Hyung, oh ya berarti aku sudah bisa kerja disini kan ??" tanya Namjoon penuh harap.

"Mmmm.... sebentar aku hitung dulu umurmu...ah ya sudah cukup, aku tak perlu takut terkena sangsi undang perlindungan anak...hahaha !!" Namjoon tertawa keras, ia tahu sedang digoda oleh Hyun kakak kandung sahabat baiknya.

"Berarti aku bisa kerja disini Hyung ??"

"Okay, nanti malam juga sudah bisa. Oh ya apa boleh kerja disini sama papa barumu ?? Dia kan orang kaya dan berpengaruh ??"

"Tuan Beom ?? Awalnya dia keberatan tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Sudahlah Hyung, aku hanya ingin bekerja itu saja"

"Ya baiklah pak sersan, mulai nanti malam kau sudah boleh bekerja tapi tolong pastikan aku tak dituntut oleh Mr. Beom karena telah pekerjakan kamu disini"

"Dia suami ibuku Hyung bukan suamiku jadi tenang sajalah. Aku keatas ya. Bye !!"

Hyun tertawa mendengar kata 'bukan suamiku' dari anak malang yang sangat dikenalnya itu. Dia sangat tahu perjalanan hidup Namjoon karena teman baik adiknya. Dan diam-diam Hyun mengajari Namjoon meracik minuman meski tak boleh meminumnya, agar ia bisa pekerjakan Namjoon ditempatnya. Namun ia juga tahu bahwa saat itu umurnya belum legal sehingga ia juga yang sarankan supaya cuti kuliah untuk wamil. Dengan hitungan matang, maka pulang wamil, teman adiknya itu bisa lanjutkan kuliah sambil bekerja ditempatnya.

***

"Kenapa bibir kamu nak ??" Miss Haarin terkejut melihat bibir bawah Jin yang tampak memar dan bengkak. Lebih terkejut Jin melihat Miss Haarin sama sekali tak bersikap berbeda meski ia sudah kurang ajar padanya tadi malam.

"Iya bibir Hyung kenapa ?? Kenapa bengkak sekali ??" tanya Kookie juga.

"Ti-tidak apa-apa !! Hanya...hanya terbentur sedikit" jawab Jin sambil meraba bibirnya sendiri. Miss Haarin tersenyum, mendengar Jin menjawab semua pertanyaan
saja perempuan itu sudah senang.

"Baiklah, kalau butuh diobati mama bisa bantu"

"Tidak, tidak perlu" jawab Jin sambil menyuap roti ke dalam mulutnya. Tapi kemudian di sadar bahwa bibirnya sakit jika digunakan mengunyah dengan kuat.

Sialan dia !! Awas kau !!

"Oh ya, Namjoonie beberapa hari tak akan pulang ke rumah, dia ada kerjaan. Dia mungkin tak sempat pamit padamu"

Jin tercengang pada roti dipiringnya, dia tahu ini kebiasaan dalam keluarga. Berpamitan jika salah satu hendak pergi. Tapi Jin juga sadar bahwa wanita ini tak tahu apa yang telah dilakukan putranya pada dirinya.

Setelah tadi malam Namjoon pergi secara tiba-tiba dari kamarnya tanpa katakan apapun lagi padanya. Sesaat Jin terdiam, syok berat.

Lalu sesaat kemudian ia berlari ke kamar mandi untuk muntah-muntah.

Dan setelah isi perutnya habis terkuras, ia kembali ke tempat tidur. Marah dan menyesal kenapa dirinya bisa 'dilecehkan' oleh pemuda yang lebih muda darinya. Namun kata-kata dengan suara dalam pemuda itu, nada seksis nya terngiang terus ditelinganya.

Dan Jin tak bisa tidur hingga pagi.

Dan dia sekarang pergi ??

*****

Step Brothers Where stories live. Discover now