07: First but Worse

15 1 1
                                    

°•○○•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•○○•°

Seseorang bisa berubah dengan cepat hanya karena kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Lee Ji Eun mengambil keputusan ekstrem dengan menyetujui kontrak bersama Jeon Jeonguk.

Setiap poin memang sama-sama menguntungkan seperti mereka harus saling mengisi kebutuhan primer masing-masing. Jika Ji Eun butuh biaya sewa rumah di Seoul yang tidak murah sedangkan Jeonguk butuh status agar ia tidak terus dituduh telah salah jalan maupun selalu diasupi wanita pilihan Ibunya.

Entah penyesalan akan datang cepat atau lambat tapi dengan kontrak, mereka akan saling melindungi dan menghormati keberadaan satu sama lain.

"We haven't done Miss Ji Eun!" suara Jeonguk terdengar berat dan nafasnya semakin memburu, ditambah posisi mereka cukup intens, "Kau ingatkan kalau aku tidak suka wanita mabuk. Malam itu, kau membuatku kesulitan jadi kurasa kau bisa membayarnya sekarang."

Oksigen Ji Eun menipis, jantungnya berdegup kencang dan tidak bisa dimunafikkan kalau Ji Eun juga merasa tubuhnya mulai on karena suara Jeonguk yang sexy ditambah dengan pesona visual sang Bujjangnim.

"Kenapa harus sekarang?"

"Karena sudah aman, aku tidak mau bersikap kurang ajar dengan wanita manapun jadi kurasa kau tidak perlu takut melakukan apapun denganku."

"Apa kau selalu bersikap hati-hati begini?"

Jeonguk mengambil tangan Ji Eun, mengusap punggung tangan Ji Eun dengan ibu jarinya. Gerakannya sangat lembut, "Kenapa? Kau lebih suka aku menjadi bajingan seperti pria yang biasa tidur denganmu atau seperti mantanmu?"

"Jangan merusak suasana Bujjangnim!" Ji Eun memukul bahu Jeonguk dan menjauh dari pria itu. Sekali saja tidak membuat kesal rasanya mustahil. Padahal suasana sudah sangat pas jika Jeonguk menggendongnya ke kamar.

"Aku harus mengerjakan pekerjaan ini sebelum meeting jadi aku tidak bisa begadang malam ini!" ucap Ji Eun sembari membereskan barang-barangnya.

"Baiklah, akan kuantar."

Ji Eun menghela nafas, "Tidak! Aku bisa pulang sendiri!"

Jeonguk memakai kembali penutup matanya, ia mengambil satu coat yang berada di sebuah lemari tinggi berwarna hitam, "Kau baca kontrakkan? Aku harus memastikan keselamatan dan kesehatanm karena aku tidak mau kau mengidap penyakit dan membuat Ibuku bertindak gegabah, kaupun tahu bagaimana tabiat bosm," Jeonguk sudah rapih sekarang.

"Kontrak itu sudah berjalan?"

"Sejak satu detik setelah kau tanda tangan."

-

Perjalanan awalnya cukup mulus sampai akhirnya hujan turun dengan deras. Memang agak berlebihan sampai petir terdengar mengejutkan dan Jeonguk tiba-tiba menggenggam satu tangan Ji Eun.

Friend with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang