aku dan tempat asing

10 1 0
                                    

Albus tersadar, ia melihat kesekelilingnya, atap yang cat putih dan kamar luas yang diisi dengan deretan ranjang kasur. Mirip seperti seat. Mungo namun ini lebih mirip seperti kamar tempat tidur untuk anak-anak.

'apakah ini tempatnya?'

Albus menoleh kesana kemari, dibenaknya ia merasakan kelegaan dan kecemasan sekaligus. Ia lega karena rencananya berhasil dan sekaligus cemas karena pasti di dunia sihir sana sedang ricuh karena dirinya. Albus bangkit dari ranjangnya, tak jauh darinya ada Koper dan tasnya berada disudut ruangan.
Albus mendekat kearah pintu, ia buru-buru menyelipkan tongkatnya ke bajunya. Begitu ia membuka pintu, Albus bisa langsung melihat bahwa ia tak salah tempat lagi. Seperti yang dijelajahinya di internet tempat ini benar-benar layak untuknya. Ada beberapa anak yang berlalu lalang, sebagian besar seperti berumur sama dengan nya, namun ada juga yang lebih muda bahkan lebih tua seperti berumur 15 tahun. Albus menyusuri lorong, ia sesekali melihat kearah anak-anak yang sedang bermain layaknya anak-anak Muggle pada umumnya.

Belum ada yang menyadari keberadaan Albus, bahkan beberapa nurse tidak langsung menyadari nya, mereka mengira Albus juga bagian dari anak-anak panti asuhan disini. Albus sampai kehalam depan panti, untuk sebuah panti asuhan tempat ini benar-benar terawat dan bagus.

Halaman bangunan panti asuhan ini sungguh terawat dan penuh dengan bunga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halaman bangunan panti asuhan ini sungguh terawat dan penuh dengan bunga. Albus suka itu, mengingatkan nya pada sosok ibunya yang mempunyai hobi mengoleksi bunga dihalaman rumah. Seketika Albus terdiam , ia tak melanjutkan langkahnya.

'apakah ini jalan yang terbaik?, Bagaimana dengan mom. Apakah dia tidak apa-apa?'

Albus bertanya-tanya dalam hati apakah keputusannya untuk meninggalkan keluarga dan dunia sihir ini tepat. Albus frustasi memikirkan semua hal yang harus ia hadapi setelah ini, ia merasa berdosa telah melakukan hal ini pada ibunya, Lily dan yang lain.  Albus menatap lurus kearah panti asuhan didepannya, suara bising anak-anak masih terdengar walaupun matahari sudah menunjukkan bahwa ia akan tenggelam.
Albus mengingat kembali memory dirinya ketika kejadian satu yang lalu terjadi. Banyak orang yang menyalahkannya atas kejadia tersebut. Albus memang pantas mendapatkan nya, namun rasa sakit seperti tak diterima oleh orang-orang disekitarnya membuatnya benar-benar hancur. Albus bisa menerimanya di syltherine berkat Scorpius yang mendukung nya, namun bagaimanapun itu dukungan tersebut tak cukup untuk membuat dirinya cukup diterima oleh orang lain. Albus tak cukup mampu mengetahui bahwa hanya dirinya dari keluarga nya yang masuk ke syltherine. Konflik antara dirinya dan ayahnya selalu pasang surut.

' apakah ini benar? Aku hanya ingin diterima kali ini'

Albus membatin, ia tahu dengan meninggalkan dunia sihir ia takkan bisa lagi menjadi penyihir, ia hanya akan menjadi keturunan penyihir yang memiliki darah penyihir, namun tak tahu cara menggunakan sihir.
Namun semua sudah terjadi, ini adalah keputusan nekatnya, Albus ingin lari dan tak mau Kembali. Disini mungkin ia bisa hidup selayaknya anak-anak yang bahagia seperti yang ia lihat tadi. Hanya memikirkan diri sendiri tanpa harus terbebani dengan nama Potter.

Ditengah lamunannya Albus tersadar.

"Hey nak, kau sudah bangun?" Salah satu nurse menghampiri Albus .

Albus menoleh kearah suara, ia melihat wanita tua menghampirinya dengan tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Albus menoleh kearah suara, ia melihat wanita tua menghampirinya dengan tersenyum.

"Kau tak apa-apa?"
" Tidak madam, aku baik-baik saja"
"Aaah kau anak yang kami temukan di depan panti kemarin malam. Saat itu kau pingsan dan tubuhmu basah karena hujan. Beruntung ada salah satu anak yang melihat mu"
" Terima kasih madam" Albus keliatan bingung
" Kau bisa memanggilku Maria nak, kalau boleh tahu kau berasal dari mana dan bagaimana kau bisa sampai disini?".

Albus terdiam dia tak tahu harus menjawab apa.

"Baiklah tak apa kalau kau tak ingin menjawab. Memang sedikit sulit untuk menceritakan hal yang pahit dalam hidup. Lalu apakah kau punya nama?"

"Mmmm namaku, namaku Alex maria" Albus menyebut asal namanya
" Salam kenal Alex, senang berjumpa dengan mu"

Madam Maria menjabat tangan Albus ramah, Albus membalas jabatan tersebut dengan tersenyum.

"Kau punya senyum yang manis Alex, kalau begitu ayo kita masuk kedalam. Hari semakin malam kau tidak mau kedinginan kan"

Albus mengangguk, ia memegang tangan madam Maria sambil menuju kedalam panti. Albus yakin tempat ini adalah rumah untuknya nanti.

AFTER DARK, POTTER!!!Where stories live. Discover now