BAB VIII

300 23 8
                                    

Setelah kejadian itu, anzee mulai dijauhin bahkan terang-terangan mencibir nya, janen sendiri merasa bersalah terhadap Sadewa karena dirinya yang menuduh Sadewa untuk sesuatu yang tidak dilakukan nya

"Baiknya lo minta maaf langsung nyink, capek gua dengar helaan nafas lo dari tadi" tegur juna, dia lelah sedari tadi ngumpul jenan hanya menghela nafas sambil bergumam maaf pada Sadewa

"Tau tuh, ngudud lo ga nyelesain masalah bocah" Haidar juga jdi ikut ngomporin

"Bocah bocah, siapa yg lo kata bocah?"

"Lah lu kan emang bocah? Lo lebih muda dari kita kita ye, jaga santun lu nyed" ya sebenarnya janen emang lebih muda dari lainnya bahkan dari Sadewa dia ini paling muda hanya dia merasa enggan untuk memberi santun kepada yang lain kecuali marco ia cukup segan sama teman nya yg satu itu

"Dari pada merasa bersalah terus, mending minta maaf aja, dimaafkan atau tidak setidaknya lo udah minta maaf, buat pelajaran juga supaya lo ga gegabah kaya tadi, cari bukti masalah tanya tiap sisi jangan mengambil kesimpulan pada satu sisi aja" karena ini lah jenan segan pada marco dari pada yang lainnya

*
*
*
"Huhh" entah sudah keberapa kali Sadewa menghela kan nafas nya

"Ini cerita nya ngapa jadi begini? Apa aslinya si anzee emang jebak si Sadewa ya? Tapi kan ini novel buatan si authorrrr, gada tuh di bikin plot twist an.... " setelah mengucapkan kalimat bingung pada angin lalu ia hnya mengakhiri gundahan nya dengan hela nafas nya kembali

Sadewa lelah, anzee bukan kah dia baik? Tapi kenapa ia sekarang malah ngejebak Sadewa? Kan ini cerita buatan author yang sudah jelas bahwa anzee protagonis dan Sadewa antagonis, lalu apa yang membuat anzee malah menjadi seperti antagonis???

"Terserah lah, gua mau fokus ke gua sendiri menikmati harta kekayaan Sadewa HAHAHAHA" gelak tawa yang mendalami antagonis tersebut terhenti kala mendengar ketukan pada pintu kamar nya

"Adeee, itu ada kawan nya di ruang tamu!!" teriak sang mama dari balik pintu

"Siapa maa??? Bima??" tanya nya, karena ia tak merasa ada janji bertemu dengan teman teman monyetnya itu

"Bukannnn, udah turun dulu sanaaa liat sendiri, mama mau pergi arisan ade jaga rumah!!!!" setelah nya, Sadewa dengan terpaksa melihat siapa yang datang kerumah nya selain para teman berisik nya itu

Setelah sampai, Sadewa cukup kaget melihat tak hanya jenan dan kawan kawan nya saja yang berada di ruang tamu tersebut bahkan anzee ada disini, apa nih??? Anzee keliatan seperti menunduk dan sedih?? APA DIA AKAN DI TUDUH MELUKAI ANZEE LAGI??? pikir nya

"Kenpa ke rumah gua rame rame gini sih? Kampanye? Gua ga nyoblos capres mana mana, gua dah kaya" ujar nya begitu sinis dan santai walau dalam hati deg deg an karena takut ia diserang, bayangkan saja Sadewa sendiri melawan mereka bertujuh.... Menang Sadewa lah, kan kaya bisa apa aja

Yang lain menatap Sadewa dengan bingung, Padahal tadi ia terlihat sinis sekarang ia terlihat senyum senyum sendiri

"Hahhahaha ada ada aja lo, kita kemari bukan aneh aneh kok" sepertinya humor Haidar emang semurah itu, iya merasa ucapan Sadewa cukup lucu

"Gua mau minta maaf" mereka kira jenan cupu ternyata cukup sat set juga

Sadewa agak kaget sih atas pernyataan maaf dari sosok di depan nya ini, kan jenan gengsi nya setinggi galaxy "buat???"

"Udah nuduh lo sembarangan" ucap jenan dengan cepat

"Iya kita juga minta maaf, karena sempat nuduh lo" juna mewakili yang lain nya

"Lo, minta maaf sama Sadewa" ujar jendral yang kini melihat ke arah anzee di ikutin yang lainnya, terlihat anzee memilin baju nya yang oversize itu, sungguh Sadewa tak tega ia masih melihat anzee sebagai peran protagonis yang terkenal lucu, manis dan cantik

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RICH ANTAGONISTWhere stories live. Discover now