12. Perlahan terbuka

51 6 3
                                    

Plak!

"Tidak bisa?!" bentak wanita itu lagi. "KENAPAA?!"

Kedua mata nya memerah, bulir tangis itu jatuh mengaliri pipi, kedua tangan mengepal tinju pertanda ikut geram dengan takdir duniawi. Merendah? Untuk apa?

Seharusnya Sherin tidak sampai demikian.

"Ma,"

"Sekali lagi berani kamu pulang tanpa kabar baik, aku akan pastikan kamu tidak lagi bisa memasuki rumah ini. Camkan, itu!"

Dunia terasa berkuasa hanya untuk orang-orang yang memiliki keberanian. Mereka yang di hantam dengan ketidaksiapan dibentuk sejak lama hanya untuk menyembah tanpa diberi keberanian untuk memberontak.

Satu hal yang Sherin mengerti, bahwa tidak mudah mendapatkan kebahagiaan. Dia harus susah payah demi mencapai itu. Apa pun akan dia korbankan, seperti halnya Sherin rela mencabik-cabik harga dirinya demi harga mahal yang menjanjikan untuk sebuah akhir yang bahagia.

Sudah selesai tangis nya, sudah reda amarahnya, sudah selesai bersedihnya, kini Sherin bangkit dan mengusap pipi yang basah sebab air mata. Lalu benda pipih itu ia keluarkan dari tas kecil yang sedari tadi sudah menemani.

Lebih dulu Sherin memastikan wajahnya tetap baik-baik saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lebih dulu Sherin memastikan wajahnya tetap baik-baik saja. Tidak ada bekas memerah sehingga dia hanya perlu memoleskan bedak sedikit saja tidak terlalu tebal. Sebelum akhirnya Sherin mengotak-atik ponsel tersebut untuk menghubungi seseorang.

Tidak menunggu lama, panggilan Sherin pun tersambung.

"Dimana?" tanya Sherin pertama kali.

Menghembuskan napas sambil menengadah, gadis itu melanjutkan. "Aku butuh banyak pengawal untuk menutupi wajahku."

Jelas tubuh Sherin masih bergetar sehingga kedua mata nya kembali memerah. "Tidak, aku cuma tidak ingin ekspresiku di pertanyakan."

Entah yang keberapa kali Sherin melakukan dan diperlakukan demikian, dan Sherin tidak punya cara lain untuk menutupinya selain dengan keberhasilannya menaikkan harga saham Roudi Corp. Dengan begitu wajahnya akan kembali terpampang disemua media yang ingin bertanya.

Sama seperti hari ini. Sherin kembali menutupi amarahnya lewat pemberitaan harga jual Roudi Corp yang bergerak di bidang retail dengan jumlah yang fantastis. Sherin kembali disorot dan berdiri di hadapan puluhan wartawan untuk tersenyum bangga menutupi sakit yang di rasa.

Dan setelah itu dia akan kembali gila bekerja, mematikan ponselnya untuk beberapa lama sampai tersadar bahwa dia punya tujuan lain yang harus di takhlukan. Oleh sebab itu, setelah empat jam berdiam diri di dalam ruangannya, Sherin langsung bergerak menuju suatu tempat yang harus gadis itu kunjungi. Sebelumnya Sherin lebih dulu menghubungi seseorang untuk memastikan.

"Bagaimana keadaan disana?" tanya Sherin kepada sosok yang diketahui bernama Risa.

Dari balik panggilan tersebut, Risa pun menjawab. "Anda bisa datang sekarang. Pak Yunggi sedang diruangan nya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AMOUR COMPLIQUEWhere stories live. Discover now