Bab - 2

9 3 0
                                    

Hai✨

Sudah kehabisan kata-kata, vote+follow+komen sepertinya mendukung hehe

---

"Jaden"

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok wanita yang statusnya sekarang adalah ibu angkatnya, Jaden sempat terkejut saat Jihan datang ke kamarnya.

"Kamu sedang apa? angin malam tidak baik untuk kesehatan" ucap Jihan berjalan menghampiri putranya.

"Tidak apa-apa m..mama? em...aku boleh memanggil mama?" tanya Jaden yang membuat Jihan terkekeh pelan.

"Kamu kan anak saya tentu saja kamu harus memanggil saya dengan sebutan mama" balas Jihan yang membuat Jaden menatapnya dengan teduh.

Tangan Jihan naik membenarkan rambut putranya itu yang tertiup angin. "Tumbuh di sini baik-baik ya, kalau kamu merasa kesepian di sini ada Arjuna. Dia begitu aktif, pasti kamu akan terhibur dengan tingkahnya yang lucu"

"Arjuna? dia terlihat ramah" ucap Jaden kembali memfokuskan pandanganya ke arah Arjuna dan Kara yang duduk di karpet kecil dengan tenang. Mereka tengah memakan makanannya bersama dan sesekali mereka tertawa ria.

Jihan mengikuti arah pandang Jaden dan menemukan putra bungsunya tengah bersenang-senang dengan teman perempuannya.

"Kalau boleh tau, Arjuna sakit apa, ma?" tanya Jaden yang membuat Jihan melunturkan senyumnya.

Jihan cukup khawatir dengan keadaan Arjuna namun di satu sisi ia bingung mengapa Jaden tiba-tiba bertanya demikian.

"Apa dia memberi tahu kamu kalau dia sakit?" tanya Jihan yang mendapat gelengan kepala dari putranya itu.

"Saat mengantarku ke sini, dia mimisan dan saat aku bertanya, itu sudah biasa katanya" balas Jaden yang membuat Jihan merasa sedih, tangannya meraih kedua pundak Jaden.

"Arjuna memang memiliki tubuh yang lemah, dia gampang sakit huh–"

"Kalian berdua anak mama sama papa sekarang, kalian harus saling menyayangi dan menjaga satu sama lain, jika ada masalah selesaikan baik-baik"

"Iya, semoga saja"

***

"Udah malam, ayahku juga sudah pulang, kamu pulang dan tidurlah" ucap Kara yang entah mengapa membuat Arjuna mendesah kecewa, sepertinya satu hari saja bersama Kara tidak cukup.

"Iya, tapi sebentar–" Arjuna terlihat mencari sesuatu, bocah itu berjalan ke arah kumpulan bunga yang berada di samping rumah Kara dan memetiknya.

Arjuna berjalan ke arah Kara dengan bunga yang di sembunyikannya di balik tubuh. Dan lihatlah, bocah itu bersimpuh di hadapan teman perempuannya, memperlihatkan bunga yang habis di petiknya barusan.

"Kara cantik mau tidak menjadi pacar aku?"

Pipi gadis itu memerah, tangannya meremat ujung kaosnya sendiri.

"Ajun.."

Demi apapun om Atta ingin sekali menarik Ajun untuk kembali ke rumah, pria itu menjadi santapan nyamuk karena menunggu Arjuna dari gerbang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Arjuna [Different]Where stories live. Discover now