O3.

2 1 0
                                    

"Dibilangin juga, lihat ini, sekarang kamu menggigil kedinginan!" Seorang gadis yang berada dihadapan Rin tengah marah saat ini, padahal dia sendiri juga dalam keadaan basah kuyup, sama seperti Rin.

[Name] mengeringkan handuk Rin menggunakan handuk, "Tunggu sebentar, aku akan mencarikan baju ganti untukmu," Ujarnya, lalu ia berlari masuk ke sebuah ruangan.

"Iya.." Rin memegangi handuk yang masih berada diatas kepalanya, menunggu pemilik rumah kembali.

[Name] menghampiri Rin dengan membawa sepasang pakaian, "Ini, kau coba dulu, mungkin celananya agak kebesaran untukmu,"

Kedua tangan laki-laki itu menerima pakaian yang diberikannya, "Ah, [Name], kamu juga cepat ganti baju agar tidak kedinginan, maaf dan terimakasih,"

"Ganti bajumu di kamar mandi, lurus ke depan lalu belok kanan," Perintah [Name] sebelum ia memasuki kamarnya.

Rin hanya menganggukkan kepalanya, ia berjalan menujur kamar mandi. Berganti pakaian disana. Baju yang diberikan [Name] memang muat, walau celananya memang agak kebesaran. Rin sangat penasaran saat ini, [Name] selama ini tinggal sendiri, lalu pakaian laki-laki ini milik siapa?

Rin keluar dari kamar mandi, bersamaan dengan [Name] yang baru saja keluar dari kamar setelah berganti pakaian, "Sepertinya hujan sudah berhenti," Ucap [Name].

"Benar, kalau begitu aku pamit pulang. Baju ini segera ku kembalikan besok, terimakasih!" Pamit Rin yang melangkah keluar rumah.

"Ya, hati-hati dijalan," Lirih [Name] yang masih terdengar ditelinga Itoshi Rin itu.

Setelah Rin pulang, [Name] berbaring diatas kasurnya, "Anak itu benar-benar.."
Lalu ia terlelap dalam tidurnya.

Hari berikutnya, Rin kembali mengunjungi rumah itu. Rumah yang awalnya sepi, menjadi lebih terisi karena kehadiran Rin. Mereka menghabiskan waktu bersama disana.

"Waktu terasa sangat cepat ya," Ujar Rin yang memecahkan keheningan diantara keduanya. Matanya sama sekali tak menunjukkan rasa semangat. Dia harus meninggalkan orang yang disukainya setelah kelulusan besok.

"Iya. Rin, boleh aku mengelus rambut mu?" Tanya [Name], lalu Rin mengangguk dan sedikit menurunkan kepalanya. Membiarkan tangan hangat milik [Name] menyentuk rambutnya.

Disaat [Name] mengelus rambutnya, laki-laki itu berkata, "[Name], bagaimana jika kau ikut aku ke Inggris? Aku akan membelikan apartemen dan juga menanggung biaya hidupmu!"

[Name] menjauhkan tangannya dari sana, menunjukkan senyum yang berbeda dari yang Rin lihat selama ini, "Kau kira aku ini apa, hah?"

"Maaf jika menyakiti perasaan mu," lirihnya. Suasana saat ini benar-benar tidak nyaman bagi Rin. "Besok mau foto bersama? Untuk yang terakhir, mungkin?" Tawar Rin yang kembali berusaha memecahkan keheningan.

"Tentu saja! Tapi aku harap itu tidak akan menjadi yang terakhir," Raut wajah [Name] berubah, hal itu membuat Rin menjadi lebih tenang.

"Iya, pasti. Aku akan kembali, tolong tunggu aku sampai waktu itu tiba," Rin tertidur, kepalanya bersandar dipundak [Name]. Gadis itu tak tega membangunkannya, akhirnya ia membiarkan Rin dengan posisi yang sama dan ikut tertidur.

Satu jam berlalu, [Name] sudah terbangun dari tidurnya, tapi tidak dengan Rin. Gadis itu membiarkannya untuk tetap tertidur, menatap ketampanan Rin dan mulai bernyanyi.

"I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more

And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more,"

Tanpa ia sadari, seseorang telah terbangun dan mendengarkannya bernyanyi sedari tadi. "Aku harap kau menyanyikan lagu itu hanya untukku," Ujar Rin dengan suara khas bangun tidur, hal itu menyadarkan [Name].

"Kau mau pulang? hari sudah mulai gelap," Tanya [Name]. Tapi raut wajah Itoshi Rin itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia ingin pergi dari sana, "Besok kita acara perpisahan, kan? Bagaimana jika kau menjemputku besok, apa kau mau?" Ujar [Name] yang mencoba menghibur.

"Bolehkah? Kalau begitu aku akan menjemputmu besok! Kalau begitu aku pulang dulu, sampai jumpa!" Pamit Rin, [Name] hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. Memandang kepergian laki-laki itu.

[Name] pergi ke kamar mendiang ibunya, memandang kamar yang tak pernah berubah, hanya saja sang pemilik sudah tak lagi tinggal didunia ini. Gadis itu berbaring dikasur yang ada disana. Merasakan kehangatan ibunya yang masih tersisa dikamar itu.

Salah satu tangannya meraih sebuah foto ibunya yang terdapat diatas laci sebelah tempat tidur. [Name] menangis, memeluk foto itu dan melanjutkan tidurnya disana.

Benar-benar hangat.

TBC.

Still Waiting For You || Itoshi Rin.Where stories live. Discover now