O2.

0 1 0
                                    

Keesokkan harinya, Rin datang ke rumah [Name]. Nampak ditangannya, ia sedang membawakan sesuatu untuk pemilik rumah. Rin mengetuk pintu rumah itu.

Mendengar suara ketukan dari luar rumah, [Name] bergegas berjalan membukakan pintu. Ia menyambut tamu yang datang, "Ternyata kamu! Ayo masuk, Rin."

Tangan Rin menahan lengan [Name], "Tunggu, terima ini." Rin menyerahkan hadiah yang dibawanya.

[Name] menoleh kebelakang lalu menerima hadiah itu, "Wah, terimakasih, ayo masuk." [Name] menarik lelaki itu.

Mereka berdua berjalan menuju ruang tamu, "Duduklah, kamu mau minum apa?" Tawar [Name].

"Air putih," Balas Rin. [Name] merasa tidak enak dengan temannya itu, "Tunggu sebentar ya," [Name] meletakkan hadiah yang diberikan Rin diatas meja, lalu pergi ke arah dapur.

Setelah itu, [Name] datang dengan membawa sebuah nampan. Di sana terdapat 2 gelas susu dan juga cookies yang baru saja matang. Gadis itu meletakkannya di atas meja lalu duduk disebelah temannya.

"Cobalah, aku membuatnya sendiri," ujar [Name]. Rin pun menganggukkan kepalanya, "Ya, terimakasih," 

Mereka berdua menikmati cookies serta susu hangat itu bersama, "Cookies ini enak," puja Rin.

[Name] sangat senang melihat Rin yang makan dengan lahap. Gadis itu memanggil laki-laki yang berada disebelahnya, "Hei Rin, berjanjilah padaku kalau kau pasti akan kembali, ya? Aku akan menunggu untukmu. Jadi tolong, jangan tinggalkan aku seperti ayahku yang meninggalkan ku berdua bersama ibuku." Ujar [Name], ia nampak tersenyum tipis.

"Aku berjanji. Percayalah padaku, aku akan segera kembali. Aku akan menikah dengan mu, [Name]!" Balas Rin.

[Name] hanya bisa terkekeh geli setelah mendengar itu. Rin menatapnya dengan wajah kebingungan. "Dasar kamu ini. Boleh aku buka bingkisan ini?" Tanya [Name] sambil menunjuk hadiah yang dibawa Rin.

Rin hanya melirik sekilas hadiah itu, "Tentu saja,"

Bibir [Name] tersenyum lebar, tangannya meraih bingkisan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bibir [Name] tersenyum lebar, tangannya meraih bingkisan itu. Melihat apa yang dibawa Rin untuknya, "Wah, apa ini? Kenapa banyak sekali?" [Name] menatap perhiasan yang ada dihadapannya.

"Hei Rin, bagaimana bisa—"

"Tentu saja bisa, apa kau lupa kalau pacarmu ini orang kaya?" Ucap Rin yang sedikit memamerkan kekayaannya.

"Rin, sejak kapan kita pacaran?" Kalimat yang dilontarkan [Name] berhasil menusuk hatinya. Itu adalah fakta yang tidak bisa ditentang.

"Aku calon suami mu!" Rin berusaha membantah kalimat itu.

Lagi-lagi, [Name] kembali terkekeh karna Rin. "Wah, kamu memberikan hadiah terlalu banyak untukku, Rin." [Name] terkejut karna melihat sepasang pakaian  didalam kotak itu.

"Tapi sepertinya pakaian ini terlalu besar, Rin. Mungkin akan muat saat aku SMA." Ucap [Name] sambil terheran-heran.

Rin menengok ke arah [Name], "Oh, baju ini. Tolong gunakan saat kita kembali bertemu lagi." [Name] mengiyakan hal itu.

10 menit berlalu, terdengar rintik hujan dari luar rumah. "[Name] ayo kita—" si pemilik nama menoleh dan memotong kalimat itu, "Hujan-hujanan? Tidak boleh, Rin,"

Setelah mendengar ucapan [Name], Rin menggunakan jurus andalannya, ia akan berpura-pura menangis agar [Name] mengabulkan keinginannya, "Hikc, jahat!"

"Hei Rin, bagaimana jika nanti kau sakit?" Gadis itu berusaha membujuk laki-laki yang menangis dihadapannya.

"Ayolah, 5 menit saja." Laki-laki itu merengek sampai akhirnya [Name] menghela nafasnya, "Baiklah."

Rin menggandeng tangan [Name], membawanya keluar rumah. Bermain air hujan bersama diluar sana.

"[Name] katanya kalau kita membuat kenangan dibawah hujan, kenangan itu akan terus membekas loh! jadi, ayo membuat banyak kenangan," Ujar Rin dengan wajah gembira.

"Besok lagi, ini sudah lewat 5 menit. Kau akan sakit jika lebih dari ini!" [Name] sangat peduli padanya, dan Rin sangat menyukai hal itu.

"Iya-iya," Lalu mereka berdua kembali masuk ke rumah bersama.

Kenangan yang kita buat dibawah hujan, memang takkan pernah ku lupakan.

TBC.

Still Waiting For You || Itoshi Rin.Where stories live. Discover now