Efek Kupu-kupu dari Kabar Burung (Bagian 4)

12.1K 793 106
                                    

Dewa diam, menanti interogasi atau apa pun sejenisnya, yang akan dilancarkan oleh Carissa. Kurang lebih Dewa tahu, pertanyaan apa yang akan Carissa beri padanya. Itu pertanyaan terfavorit. Namun Dewa lupa, bahwa yang berhadapan dengannya saat ini adalah saudara sedarah-terlebih kembar-Anila.

"Memang kamu diperas apa sampai mau nikahi Anila?"

"Aku tidak diperas," jawab Dewa dengan tenang. Menampik anggapan bahwa ia dijebak dalam keadaan saat ini.

"Apa perusahaanmu sedang mengalami masalah keuangan?"

"Tidak."

"Kalau begitu, apa kamu mempunyai syarat menikah untuk mewarisi harta kekayaan?"

Dewa tanpa bisa menahan, mengangkat sebelah alisnya saat mendengar pertanyaan itu. Namun ia tetap menjawab.

"Tidak."

"Benarkah? Kamu tidak ada niat untuk menjual Anila, entah itu organ atau dirinya sendiri. Atau mengambil hartanya 'kan?" Carissa diam sejenak seakan suatu hal yang tidak ia bayangkan sebelumnya, melintas dalam pikirannya, "kamu juga tidak habis jatuh atau kecelakaan, atau apa, yang membuat otakmu mengalami gangguan 'kan?"

Dewa tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Ia terdiam, sementara dalam hatinya, pria itu mengoreksi anggapan bahwa Carissa dan Anila tidak mirip meski kedua wanita itu kembar. Mereka mirip. Dengan caranya tersendiri.

"Tidak. Tidak, dan tidak. Aku pun tidak memungut makanan jatuh di jalanan." Dewa menambahkan sebelum pertanyaan tersebut ditanyakan oleh Carissa.

Mulut Carissa membentuk o kecil, sebelum kemudian melebar, membentuk senyuman yang malah tidak memberikan kesan ramah. "Kalau begitu apa aku boleh bertanya satu hal lagi?"

"Silakan," kata Dewa. Dalam hati ia mengetahui bahwa inilah pertanyaan sakti itu akan dilontarkan.

"Apa kamu berniat mengubah Anila dengan menikahinya?"

Ternyata pertanyaan serius, yang Dewa curigai sebagai alasan kedatangan Carissa, bukanlah pertanyaan tentang; apakah ia mencintai Anila. Jauh dari itu. Namun Dewa menyadari bahwa apa yang Carissa tanyakan, bagi wanita itu, lebih penting dari fakta apakah Dewa mencintai Anila atau tidak.

Karena itu, Dewa pun menanggapinya dengan serius. "Tidak. Aku tidak berniat ataupun mau untuk mengubahnya."

Untuk pertama kalinya, sejak awal kedatangan, sebuah senyum tulus menyambangi bibir Carissa. Dari sana tercermin rasa lega, seakan Dewa telah mengusir monster menakutkan yang menghantui wanita itu.

"Aku senang," kata Carissa dengan lirih dan lebih kepada dirinya sendiri.

Reaksi Carissa yang seperti itu, sedikit banyak membuat Dewa merasa penasaran.

"Apa aku boleh tahu kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Dewa yang telah siap mendapatkan senyuman mengerikan Carissa terkejut saat mendengar kekehan wanita itu. "Hanya kekhawatiran anak tertua," kata Carissa, "aku takut dia terjebak dengan pria yang tidak baik dan memaksa bocah itu untuk menjadi apa yang diinginkan. Aku rasa kamu sadar bocah itu agak 'sedikit' istimewa."

Dewa tersenyum membenarkan yang dibalas Carissa dengan senyuman sendu.

"Karena itu," Carissa meneruskan, "sejak kecil banyak orang yang memaksakan dia menjadi apa yang menurut orang benar. Itu menyiksanya. Dan aku tidak mau jika bocah itu terjebak dengan orang bodoh yang memaksa dia menjadi 'benar'. Tapi untunglah ... sepertinya dia menemukan orang yang sesuai dengannya."

Keisengan Dewa tergelitik ketika mendengar kalimat terakhir Carissa, ia pun tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Bagaimana jika ternyata aku termasuk golongan orang yang kamu sebut bodoh itu?"

Dalam sekian detik, senyum mengerikan yang Dewa anggap menjadi ciri khas Carissa, muncul di wajah wanita itu. "Mungkin banyak orang yang tidak tahu. Tapi, asal tahu saja, melenyapkan mayat satu pria itu dapat dilakukan dengan mudah."

Bibir Carissa masih terhias senyuman, namun tatapan mata yang ia sorotkan, dapat menyakinkan siapa pun-bahkan orang buta-bahwa wanita itu tidak main-main dengan perkataannya.


Efek Kupu-kupu dari Kabar Burung (Bagian 4) - Selesai


Untuk semua yang sudah membaca, memasukan judul ini ke Daftar Bacaan, vote/like, berkomentar dan juga follow, Aku ingin mengucapkan terima kasih. Aku ... sangat senang. Semoga kalian enggak kecewa atau menyesali karena sudah melakukan itu.

LLCAN

Ps: #LOL (Silakan tebak sendiri kenapa LOL).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang