After School : Moment Arkana

6 0 0
                                    

Ketua OSIS SMA Rinjani ini memang sangat terkenal. Arkana Abimana. Anak tunggal dari pengusaha besar di kotanya. Siapa yang tidak mengenal Arkan. Segudang prestasi ia kantongi, atlet beladiri muda, pintar, dan tampan. Gadis mana yang tidak tergila-gila olehnya. Namun, di mata anak baru bernama Gisella Ariana, Arkan hanya anak sombong, keras kepala, dan tidak butuh pertolongan orang lain. Arkan dan Gisella yang posisinya saat ini adalah ketua kelas dan wakil ketua kelas, harus banyak bekerja sama. Namun nyatanya sangat sulit menyatukan kedua kepala yang sama-sama keras.

"Baik, untuk mempermudah tugas kunjungan kelas kita, ibu minta tolong Arkan dan Gisel cari tahu destinasi yang akan kita kunjungi. Tolong lihat dari berbagai aspek dan pertimbangkan. Ibu tunggu laporannya seminggu lagi. Siap?" Pinta Bu Dewi.

"Siap Bu" jawab Arkan dan Gisel terdengar samar.

Sepulang sekolah, Arkan berniat untuk mencari destinasi yang diminta oleh Bu Dewi. Dengan berlari, Gisel menghampiri Arkan di parkiran.
Arkan menaiki motornya. Bersiap jalan.

"Tunggu. Lo mau kerjain tugas Bu Dewi kan. Gue bantu ya." Ucap Gisel mencoba ramah.

"Kerja sama cewe tuh ribet! Gua sendiri aja selesai." Arkan melajukan motornya. Namun, belum sampai jauh, Gisel berjalan ke tengah dan tidak sengaja terserempet oleh laju motor seorang pemuda. Arkan menghentikan laju motornya, melihat Gisel terjatuh dari sepion motornya. Begitu juga dengan pemuda yang menabrak Gisel, berhenti, turun, dan membuka helm. Ia menghampiri Gisel yang terlihat bisa berdiri.

"Heh Lo kalo jalan pake mataaaa. Liat kiri kanan!" Cetus kasar pemuda itu.

"Maksud Lo apa? Kan Lo yang nabrak!" Sahut Gisel membalas.

"Salah Lo yang berdiri di tengah. Lagian Lo juga gak kenapa kenapa. Masi kuat berdiri. Tuh tuh (mendorong dorong kecil bahu Gisel)" dorongan terhenti ketika Gisel menyergap pergelangan tangan pemuda itu, dan menepisnya keras hingga pemuda itu tercengang melihat perlawanan Gisel dan merasakan kekuatannya. "Sopan dikit bisa kan Lo!!" Seru Gisel.

Pemuda itu bernama Aldo. Ketua geng motor di sekolah. Terkesan kasar dan punya kata-kata pedas. Di cap sebagai si pembuat onar dan hobi berkelahi.

Gisel berjalan meninggalkan Aldo dengan langkah yang tegap namun sesekali ia berhenti karena merasa sakit. Aldo meninggalkan lokasi dengan menggeber motor ninjanya, melaju dengan kecepatan penuh melewati Arkan yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Arkan memutar balik laju motornya menghampiri Gisel. Gisel menghentikan langkah kaki ketika Arkan tiba di sampingnya. "Naik!" Ucap Arkan.

Entah mengapa tubuh Gisel otomatis membawanya naik ke motor Arkan. Tubuh yang biasanya waspada dan tidak mudah bergerak sebelum memastikan itu, tiba-tiba menuruti satu kali perintah Arkan. Gisel pun bingung dengan dirinya.

Arkan membawa Gisel ke apotik terdekat. Gisel duduk di taman dekat apotik. Arkan menghampirinya dengan membawa plaster, alkohol, dan obat merah.

Arkan berlutut menghadap Gisel. Bukan tanpa alasan, ia langsung menarik kaki Gisel dan siap mengobati luka di lututnya.
Sontak Gisel menarik kakinya. Arkan menatap Gisel seraya berkata "Lo mau infeksi?"

Perlahan Gisel membiarkan Arkan mengeksekusi lukanya. Selama membalut luka Gisel, Gisel memperhatikan Arkan. Hatinya berkata bahwa sebenarnya Arkan masih memiliki sisi baik dan peduli terlepas dari kata katanya yang kadang pedas dan sikap sombong serta keras kepalanya.

"Udah! Mau jalan kaki atau gua anter?" Tanya Arkan, dingin.

"Mau bantu Lo kerjain tugas Bu Dewi." Ucap Gisel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

After SchoolWhere stories live. Discover now