Chapter 8

21 6 0
                                    

Aku berjalan ke arah Tokito dengan terhuyung, penglihatanku buram. Kulitku sudah benar benar pucat, darahku hampir habis karna di gunakan untuk meledakkan bagian tubuh Azuma,

Tokito menatapku, aku melihat tatapannya seakan khawatir padaku. Aku hanya tersenyum tipis

"Syukurlah.. "

Aku semakin mendekat ke arahnya, tapi aku melihat mata Tokito melebar

"(Name)! Menghindar!"

Bersamaan dengan itu, Sebuah pedang menembus dadaku dengan cepat, aku tersungkur lalu melirik ke belakangku. Azuma yang terbaring menggunakan seluruh tenaganya untuk melempar pedang itu.

'Sial.. Aku tak bisa bertahan.. Lebih lama'

Aku merasakan tekanan akan datang ke arahku dan Tokito, aku langsung mencabut pedang yang menancap di tubuhku dan dengan cepat berlari ke arah Tokito dan langsung memeluknya erat

2 meter di sekitar ku dan Tokito terhalang beberapa lapis dinding transparan berwarna merah yang membuat tekanan teknik darah iblis Azuma berbalik arah

"Maaf, membuatmu terjebak di situasi seperti ini.."

Aku mengeratkan pelukanku pada Tokito,

"Ini bukan salahmu"

Aku menatapnya, ia tersenyum tipis yang membuat air mataku tumpah saat itu, Tokito membalas pelukanku dan memegang pucuk kepalaku

"Kau membuatku khawatir! Kenapa kau tiba tiba menghilang?!" Aku terus mengoceh di tengah tengah tangisanku,

"Kau tahu aku hampir mati bunuh diri karna frustasi!" Aku memukul dada bidangnya

Aku mendengar Tokito terkekeh, dalam keadaan seperti ini?!  "dasar cengeng, baru saja di tinggal beberapa jam kau sudah seperti ini"

Tangisan ku semakin keras karna perkataannya itu,

'Dasar tidak peka, aku ingin membuat percakapan dramatis.. Dia masih menyebalkan!'

Di sisi lain, aku benar benar lega karna hal yang aku pikirkan tak terjadi. Aku tak bisa membayangkannya, seseorang yang berharga meninggalkan ku lagi karna melindungiku..

Tekanan teknik darah iblis Azuma mulai menipis dan menghilang, matahari pun terbit. Aku tak bisa menggerakan tubuhku, begitu pula Tokito

Sehingga kami tak sadarkan diri bersamaan masih dalam keadaan mendekap satu sama lain




                         ‧‌⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧‌





"Bagaimana perasaanmu?" Shinobu menyuntikkan cairan obat pada Tokito

"Biasa saja" Tokito membalas nya dengan datar begitu pula dengan tatapannya yang khas

"Benarkah?? Tapi, kemarin malam kau terlihat sangat kesakitan"

Terlihat kerutan di kening Shinobu dan Tokito, mereka menoleh ke arah suara

"Harusnya, aku yang bertanya pada mu. Kenapa kau bisa bergerak bebas tanpa kesakitan begitu?"

Tokito menatapku kesal, aku hanya tersenyum cengengesan. Sembari menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Jujur saja, ini sangat menyakitkan.. Tapi, aku khawatir pada kondisimu"

Aku melakukan pose 'berbaik hati', tapi sejujurnya itu memang benar. Aku khawatir pada Tokito.

"Jangan berlagak kuat, kakimu gemetar menahan sakit" ucap Tokito sembari menyeringai

Mine (Sequel From 'Moon') Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang