Chapter 2

50 7 5
                                    

Aku menghela nafas panjang sembari membuang kapas yang sudah berwarna merah karna darah Tokito, aku melirik sedikit ke arah ranjang dan aku melihat Tokito terbaring sedang beristirahat

Aku duduk di kursi balkon kamar, menikmati angin sepoi sepoi di jam sembilan pagi di temani secangkir teh yang panas. Rasanya seperti mimpi ku saat kecil, Aku kembali melirik ke belakang melihat ranjang dari dinding kaca yang membatasi

'Syukurlah dia masih tidur'

Aku tersenyum tipis sembari menutup mata dan menyesap teh di dalam gelas yang aku pegang

Banyak yang terjadi di kehidupan ku ini, aku mulai mengingat satu persatu kejadian yang tak terlupakan terutama saat aku masih jadi seorang pemburu iblis. Oh iya, kalian tidak tahu mengapa aku menyembunyikan identitas ku sebagai seorang pemburu iblis kan?

Mungkin begini, saat aku pulang dari misi terakhirku. Yaitu saat melawan iblis bulan bawah peringkat 4, aku hampir kehilangan nyawa tapi untunglah saat itu salah satu hashira menolongku, yaitu Pilar air atau Tomioka Giyuu.





"Diamlah di sana, jangan bergerak. Lukamu sangat dalam"

Aku menatap Giyuu-san yang berada di depan ku menghalangi iblis yang ingin menyerangku

"Apa ini.. Seorang hashira? Hahaha, aku tidak perlu mencari mu! 'Beliau' pasti senang jika aku memberikan kepalamu sebagai hadiah!" Iblis itu tertawa puas

Aku tidak bisa bergerak, kaki kanan ku patah,kedua lenganku tidak bisa di gerakkan,perutku tertusuk, dan yang lebih parah lagi tubuhku terkena racun yang membuatku terus menerus memuntahkan darah

Giyuu-san terlihat mengerinyit, terlihat dari kerutan di dahinya. Aku hanya bisa pasrah saat itu. Dan aku menyadari sesuatu, Giyuu-san sedang kesulitan melawan karna harus melindungiku

".. Jangan pedulikan aku.. Aku baik baik.. Saja.. " dengan suara serak aku berusaha meyakinkannya, dan akhirnya Giyuu-san pun bergerak menyerang

Setelah sekitar hampir 40 menit bertarung, Giyuu-san berhasil menebas kepala iblis itu

Aku tersenyum lega hingga akhirnya pingsan karna kekurangan darah

***

"(Name)?.. (Name)?! Kau sudah sadar?!"

Aku perlahan membuka mataku, saat itu aku melihat ruangan itu sangat bercahaya, silau sekali. Cahaya itu murni dari matahari yang masuk ke dalam ruangan, tak lama aku di kelilingi oleh beberapa orang

"(N.. Name).. Syukurlah.. Kau sadar.. "

Aku tersenyum tipis, Aoi menangis di samping ku begitu pula dengan 3 gadis di sampingnya

"Kau sudah pingsan selama 3 bulan.. Kami sangat khawatir.. "

Aku melihat ke arah sampingku yang lain, kanao tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumannya

"T.. eri.. ma.. K.. asi.. h.. "

Aku mencoba berbicara, tapi rasanya sangat sakit, dan suaraku sangat serak sehingga Aoi memintaku jangan berbicara beberapa waktu

Mereka adalah keluargaku di sini.. Aku sangat menyayangi mereka, mansion kupu kupu adalah rumah kedua bagiku..

Setelah itu aku butuh waktu sekitar 3 minggu untuk pulih, hingga akhirnya oyakata-sama memanggilku ke kediamannya

Aku pun bergegas pergi menuju kediamannya, di sana aku bertemu dengan Giyuu-san ternyata dia juga di panggil oleh oyakata-sama, akhirnya kami pergi menghadap pada beliau bersama sama

"Anakku, (name).. Kau memiliki kemampuan yang hebat, kau satu satunya orang di dalam organisasi yang memiliki kemampuan tersebut. Jadi jagalah privasi mu dengan baik, jangan sampai mereka mengincarmu karna kemampuanmu itu.. "

Aku sebenarnya tidak mengerti dengan ucapan beliau saat itu, tapi sekarang aku mengerti apa maksud dari perkataan beliau

Aku memiliki kemampuan khusus, yaitu, aku adalah seorang iblis. Bukan, lebih tepatnya aku seorang manusia, tetapi memiliki kemampuan teknik darah iblis.

Aku juga baru mengetahuinya dari orang tuaku, itu sebabnya juga aku di nikahkan semuda ini. Selain urusan keuangan keluarga ku tapi ini juga demi kebaikanku juga, orang tuaku bilang orang yang di jodohkan dengan ku, Tokito Muichiro adalah pengguna pernapasan bulan.

Dan aku juga keturunan pengguna pernapasan bulan, sehingga Tokito dapat menyembunyikan Aura kemampuan yang aku miliki, selama di dekatnya aura ku akan terserap oleh pernapasan bulan miliknya, aku juga sebenarnya dapat menyembunyikan Aura ini dengan pernapasan bulan yang aku miliki tapi pernapasan ku tidak sesempurna milik Tokito.

Singkatnya setelah itu, Oyakata-sama meminta Giyuu-san untuk tutup mulut tentangku, dan jangan memberitahu siapapun siapa aku sebenarnya. Jika aku di ketahui oleh mereka dan rumor ku sampai di telinga kibutsuji, tentu saja aku akan di incar. Dan itu gawat, karna aku sudah menjadi kunci kemenangan untuk melawan kibutsuji, selain karna aku seolah iblis yang kebal matahari, tapi teknik jurus iblis ku sangat berguna untuk melawan kibutsuji.





Aku membuka mataku dan menyimpan gelas teh yang sudah kosong, matahari sudah mulai naik lebih ke atas sehingga udara mulai terasa panas.

Aku melihat lagi ke dalam, Tokito masih terlelap. Aku akhirnya kembali menatap langit dan termenung kembali

Aku tiba tiba mengingat pertanyaan ayahku

'Apa kau akan bisa mencintai orang itu?'

Jika di tanya soal perasaan, seperti perasaan ku pada Tokito, itu mudah. Aku sudah menganggapnya dan menerimanya, tapi ya mungkin jika soal perasaan ku untuknya, aku mulai menyukainya, walau aku kesal dengan sifat dinginnya yang selalu mengacuhkanku tapi itu yang aku suka darinya

Aku belum pernah berpacaran ataupun menyukai lawan jenis. Ini pertama kalinya untukku, jadi aku juga tidak tahu perasaanku ini sebenarnya apa

Yah, aku tak terlalu memedulikan ini. Aku hanya harus memenuhi tugasku sebagai seorang istri saja, mudah saja. Lagi pula aku hanya bekerja saja, tidak ada hal atau pun syarat yang di berikan oleh Tokito pada ku jadi aku masih bebas melakukan banyak hal.

Oyakata-sama mengatakan aku harus tetap berlatih, karna jika aku membiarkan kemampuanku maupun teknik pernapasan ku begitu saja, Aura ku akan mudah terlacak oleh iblis kibutsuji.

Tak jarang, gagak kasugai milikku memberiku informasi. Tapi seminggu ini tak ada informasi yang di sampaikan lagi.

Sudahlah, ini sudah siang. Tokito belum makan lebih baik aku pergi ke dapur dan menyiapkan lagi makanan untuknya.

Aku membawa nampan berisi gelas milikku, baru saja aku beranjak aku di kejutkan oleh Tokito yang berdiri di pintu balkon.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku menatap Tokito sejenak

"Cuaca pagi ini cerah, jadi aku menikmati suasana pagi ini di sini" aku menjawabnya dengan polos

"Banyak hal yang lebih bermanfaat dari pada berdiam diri di sini selama 2 jam"

Tokito menatap ku datar lalu masuk kembali ke kamar dan duduk di tepi ranjang

'Eh, 2 jam? Ternyata aku terlalu lama melamun tadi'

Aku pun keluar dari kamar dan turun pergi ke dapur lalu memasak dan memanaskan beberapa makanan yang aku buat untuk sarapan.

Mine (Sequel From 'Moon') Where stories live. Discover now