2

349 101 3
                                    


Renjun membuka matanya lalu diapun melihat sang kembaran yang menungguinya bahkan langsung tersenyum saat melihatnya sadar.

"Apa ada yang sakit?" Renjun hanya diam saja, dan ini bukan hal aneh bagi shotaro karena setiap kali kembarannya sampai pada batasannya atas semua ketidakadilan. Dia tak akan menyaut pada siapapun. Dan shotaro hanya bisa mengelus tangan kembarannya itu dan merasa miris pada kondisi kembarannya itu, tapi dia tak bisa banyak berbicara karena ayah mereka tak akan percaya. Keluarga mereka hancur sejak kepergian ibu mereka, Huang Winwin 14 tahun lalu.

"Maafkan aku Renjun, maaf. Maaf karena aku tak bisa seberani dirimu." Ucapnya merasa bersalah tapi renjun hanya diam saja bahkan dia tak lagi menangis.







Dikamar Jungkook dan yuta.

Beomgyu melihat ibunya itu dan menatapnya kesal. Jungkook menyadari hal itu dan diapun langsung menatap anaknya itu.

"Sekarang bagaimana ibu? Aku benar-benar kesal karena sekarang ayah bahkan tak mau menyiksa renjun, dia hanya mengurungnya saja. Kenapa dia tak mati saja. Kalau dia tiada akan gampang membunuh shotaro bukan? Jika mereka masih hidup, semua orang tak akan menganggap aku anak bangsawan. Sementara aku ingin menikah dengan pangeran jaemin." Ucap beomgyu kesal.

"Kau sabar dulu sayang, jangan terlalu terburu-buru akan bahaya jika yuta mengetahui niat kita. Dan semuanya bisa terbongkar apalagi dia masih mencintai winwin."

"Aku tak mengerti jalan pikiran ibu, kenapa ibu melakukan semua ini? Apa tak merasa sakit saat suamimu mencintai orang lain?"

"Tidak, karena yang aku butuh bukan cinta tapi kekayaan. Jadi, kau tenang saja. Sih renjun yang memiliki penyakit mental itu pasti akan segera tiada."

"Aku harap begitu." Ucap beomgyu.










Sementara itu yuta berada di makam istrinya dan diapun memegang nisan sang istri sembari menangis.

"Maafkan aku sayang hiksss... Aku gagal menjadi ayah yang baik hiksss... Maafkan aku. Aku benar-benar tak berdaya tanpamu sayang hikss..." Tangisnya lalu diapun memandangi batu nisan itu tanpa ada niatan beranjak, mungkin dia akan cukup lama berada disana. Hingga seseorang mendekat padanya dan itu membuat yuta mengangkat kepalanya setelah menghapus airmatanya.

"Maaf bangsawan Huang, kebetulan kita bertemu disini." Ucap pria yang berpenampilan sebagai pengawal kerajaan.

"Ada apa?" Datarnya dan diapun berdiri lalu pengawal itupun memberikan selembaran.

"Maaf karena saya sangat tidak sopan bangsawan huang, itu adalah sayembara dari yang mulia raja dan ratu untuk mencari istri bagi pangeran jaemin. Saya harap bangsawan Huang berminat. Hanya saja—"

"Ada apa?"

"Pangeran jaemin dinyatakan lumpuh setelah kembali dari berperang, dan kakinya tak bisa berjalan selamanya." Yuta kaget bukan main tapi dia berusaha menampilkan ekspresi wajah datar.

"Baiklah saya mengerti, saya akan mencoba berbicara pada istri dan anak saya." Ucap yuta dan pengawal itupun mengerti lalu membungkuk pada yuta dan pergi melanjutkan perjalanan ke rumah beberapa bangsawan.

Yuta juga pergi dengan pengawal pribadinya itu untuk kembali ke rumahnya.










At. Istana Na.

"Bagaimana pangeran jaemin? Kau nyaman dengan kursi rodanya?" Ucap Mark.

"Hmm, ini lumayan Hyung." Ucap jaemin datar.

"Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu Hyung." Ucap sungchan.

"Kau tak diminta mengerti sungchan. Kau hanya boleh fokus pada sekolahmu saja." Ucap sion.

Miracle vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang