ෆ Rahasia

93 22 0
                                    

Sudah 2 minggu Asya bersekolah di sekolah barunya, dan ia sudah mengenal banyak teman-teman di sekolahnya itu. Banyak yang menyukai Asya karena sifat ramahnya.


"Pagi Asya!" Sapa murid tersebut kepada Asya.

"Pagi juga Kak Nara!" Nara merupakan senior Asya sekaligus ketua MPK disekolahya, karena sifat ramahnya itu ia langsung akrab kepada Nara.

"Mau kemana Sya? Tumben pagi-pagi udah dateng." Balas Nara heran karena melihat Asya yang sudah datang sepagi ini. Biasanya Asya suka telat, jadi ga heran deh!.

"Anu, mau ke perpus kak! cari buku pelajaran" Ujar Asya dengan cengengesan.

"Oalah, yaudah aku pergi dulu ya." Balas Nara disertai anggukan Asya, ia langsung bergegas menuju ruang perpustakaan.

••••

Ruang perpustakaan berada dekat dengan ruang aula yang sudah lama tidak digunakan. Sekolah itu memiliki 2 aula, aula yang digunakan dekat dengan lobby bawah. Sedangkan, aula yang tidak digunakan dekat dengan perpustakaan.

Itu sebabnya Asya harus berjalan melewati aula itu untuk mencapai perpustakaan.

Suasana sekolah pagi itu sangat sepi, tidak banyak murid yang sudah datang. Ketika berjalan melewati aula, bulu kuduk Asya seketika berdiri. Hawa kala itu sangat dingin sehingga menambah kesan seram.

"Perasaanku kok gaenak ya?" Gumam Asya dengan cemas.

Asya mencoba fokus melihat kedepan untuk segera sampai di perpustakaan, tetapi semuanya seakan sia-sia. Dari ekor matanya ia bisa melihat seperti ada seseorang yang berada didalam aula.

Kri, hočem kri za svojo nesmrtnost!
Kri, nesmrtnost

Samar-samar Asya bisa mendengar suara yang sangat asing di telinganya, suara itu berasal dari... ruang aula!

Deg!

Asya langsung lari dengan cepat menuju perpustakaan, raut wajah ketakutannya tidak bisa ia tutupi. Sangat jelas, menandakan bahwa Asya kini sedang dilanda ketakutan. Gelisah, Takut, Penasaran itu yang Asya rasakan.

"Nak Asya kenapa ketakutan gitu?" Tanya Pak Rama heran melihat Asya.

"Asya gapapa pak, ee mau pinjem buku paket!" Balas Asya dengan nafas tersengal.

"Yakin gapapa? pasti ketakutan saat lewat aula itu ya?" Ujar Pak Rama seperti mengetahui keadaan Asya.

Eh?

"Kok Pak Rama tau? iya saya tadi langsung buru-buru kesini waktu lewat aula itu." Balas Asya dengan heran.

"Ikut bapak sini" Ucap Pak Rama sembari berjalan masuk ke perpustakaan. Pak Rama terlihat mencari-cari buku pada rak. Vampire, judul buku yang Pak Rama ambil, Asya terheran mengapa Pak Rama mengambil buku ini.

"Ruang aula itu sudah terbengkalai ribuan tahun yang lalu, menurut rumor yang beredar siapapun yang masuk ke dalam aula itu tidak akan pernah bisa kembali. Tetapi bapak tidak bisa membuktikannya 100%"

"Menurut cerita, didalam aula itu terdapat vampir yang sudah ada ratusan tahun yang lalu. Dulu sekolah ini pernah memanggil tukang untuk membuka pintu aula itu, tetapi nihil pintu itu tidak bisa terbuka" Ucap Pak Rama menjelaskan kepada Asya.

"Vampir? bukannya itu cuma mitos ya pak? zaman sekarang mana ada vampir!" Balas Asya

Pak Rama yang mendengar ucapan Asya pun hanya tersenyum "Kamu tidak akan tahu jika tidak membuktikannya sendiri Sya. Tapi, jangan coba-coba masuk kedalam aula itu! bahaya" Ucap Pak Rama memperingati.

"Iya Pak, Asya janji"

Segera ia mengambil buku pelajaran yang ia butuhkan dan kembali menuju kelas.

"Sya, ini bukunya dibawa. Bisa dibaca-baca dulu" Ucap Pak Rama sembari menyerahkan buku yang berjudul Vampire.

"Oke Pak, Asya duluan ya!" Balas Asya dengan tersenyum.

"Iya, Sya" hati-hati. Lanjut Pak Rama dalam hati melihat tubuh Asya yang perlahan menjauh.

Hati-hati? untuk apa?

_______________________________________

📢: Haii, jangan lupa votenya ya! 😚
Baru pertama kali bikin, kalau ada typo/ kesalahan dalam letak titik, koma. mohon dikoreksi puh🙏🏻 terimakasih, Have a nice day!🌟

Silver Eyes in the Dark [On Process]Where stories live. Discover now