20. tak mau kehilangan

2K 117 13
                                    

______________________
______________________
________________
"Sekarang dia ada di rumah sakit pelita harapan. Kamu cepet ke sini ya."

Tubuh Zayra langsung lemas seketika. Gadis itu langsung mematikan telponnya. Air matanya mulai menetes, tangannya terasa lemas sampai ia tak memiliki kekuatan untuk memegang ponselnya. Alhasil ponsel itu jatuh ke lantai.

"Kak, kakak kenapa? Ada apa kak?" Tanya Asha panik. Gadis itu terbangun karena suara ponsel Zayra yang jatuh. Ia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kak jawab, ada apa?" Tanya Asha lagi karena Zayra masih terdiam.

"Mas Farhan..." Suara Zayra semakin melirih.

"Mas Farhan kenapa kak?" Tanya Asha. Kini gadis itu jadi ikut khawatir.

"Mas Farhan." Zayra semakin terisak. Ia tak sanggup untuk menyampaikannya.

"Iya Mas Farhan kenapa kak?" Asha mengulangi pertanyaan yang sama.

"Mas Farhan masuk rumah sakit Sha. Kondisinya kritis," lirih Zayra.

Asha membulatkan matanya. "Apa? Kakak tau dari mana?"

"Temannya Mas Farhan telpon kakak."

"Ayo Sha kita ke rumah sakit. Ayo Sha ayo," rengek Zayra.

"Iya ayo kak." Asha membantu kakak iparnya untuk berjalan karena kondisi tubuh Zayra benar-benar lemas.

"Loh mau ke mana ini?" Tanya Gus Farzan yang baru saja sampai di lantai atas. Ia baru pulang setelah membimbing mahasiswa yang sedang melakukan skripsi.

"Kakak ipar kenapa nangis?" Tanya Gus Farzan lagi.

"Mas Farhan Mas," lirih Asha yang baru keluar dari kamar bersama Zayra. Perlahan air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

"Farhan? Kenapa? Dia udah pulang kan?" Bingung Gus Farzan.

"Mas Farhan masuk rumah sakit Mas. Kondisinya kritis."

Deg!

Penuturan Asha barusan berhasil membuat Gus Farzan diam seribu bahasa. Lelaki itu mencerna ucapan sang adik.

"Prank ini pasti. Gak lucu tau bercandanya," ucap Gus Farzan tak percaya.

"Aku serius Mas," lirih Asha.

"Udahlah bercandanya, Farhan itu udah tidur. Jangan ngadi-ngadi deh."

"Ini beneran Mas. Aku gak lagi bercanda."

"Bohong! Udah ah Mas mau cek." Gus Farzan berlari masuk ke dalam kamar saudara kembarnya.

"Han, Farhan, woy bangun woy. Lo di mana?" Lelaki itu mondar-mandir mencari Gus Farhan di sekitar kamar.

"Han." Gus Farzan membuka selimut. Ia benar-benar berharap saudara kembarnya ada di balik selimut, tapi nyatanya tak ada siapapun di sana.

"UMI! ABI!" Teriak Gus Farzan. Kini ia berlari menuju ke kamar kedua orang tuanya.

"Umi buka pintunya!!" Teriak Gus Farzan sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar tersebut.

"Ada apa malam-malam begini teriak-teriak?" Tanya Gus Syaqil membuka pintu kamar tersebut.

"Abi, Farhan mana? Dia pasti ada di sini kan? Dia pasti lagi curhat-curhatan sama Umi kan? Mana dia? Dia udah ngerjain Farzan Bi." Gus Farzan mulai menangis.

"Apa maksudmu Zan? Farhan gak ada di sini," ucap Gus Syaqil.

"Semua orang di sini kenapa sih pada bercandain Farzan begini?" Gus Farzan semakin terisak-isak.

Aku Dan Gus kembar [END]Where stories live. Discover now