Chenle pun ingin duduk di kursi panjang yang sudah disediakan ditaman itu, namun tiba-tiba Jisung menghentikan nya.

"Suster Chenle jangan duduk disana!" Cegah Jisung yang menahan tangan Chenle.

Hal itu membuat Chenle mengernyitkan dahinya dan melihat kursi tersebut, apakah kursinya tidak layak untuk diduduki? Begitulah pikiran Chenle saat ini.

"Kenapa tidak boleh, Jisung?" tanya Chenle dengan lembut.

"Karena seharusnya suster Lele duduknya sama Jie di pelaminan" ucap Jisung dengan diiringi kikikkan dibelakang nya dengan wajahnya yang salting sendiri.

Chenle yang mendengar ucapan dari pasiennya pun melongo, tunggu.. apakah saat ini dirinya sedang digombalin dengan pemuda ini? Astaga, Chenle tidak habis pikir dengan ucapan Jisung yang terkesan malah seperti orang normal yang sedang pdkt dengan pasangan nya.

"Jisung belajar darimana kata-kata itu hum? Kok bisa tau?" tanya Chenle sembari menyingkirkan anak rambut depan Jisung ke samping supaya tidak menghalangkan matanya.

"Tau dong, Jie kan anak pintar dan Jie juga sudah besar kata dokter Kun" jawab Jisung dengan semangat sembari melompat lompat kecil mengelilingi Chenle yang melihatnya sedikit ikut berputar badan.

"Oh gituu"

"Suster Lele mau kan menikah dengan Jie?! Ayo kita menikah suster, terus punya bayi bayi yang lucuuu" ucap Jisung lagi sembari merentangkan kedua tangannya ke atas.

Sementara itu Chenle rasanya ingin menabok wajah nya sendiri, selama dirinya hidup tidak ada satupun orang yang mengajaknya pacaran apalagi menikah, dan sekarang untuk pertama kalinya ia mendengar ajakan itu langsung. Sayangnya malah orang pertama yang mengajaknya berhubungan adalah orang tidak waras atau bisa dibilang ODGJ, miris sekali hidup mu Le, batinnya.

Jisung yang melihat Chenle tidak bereaksi apapun pun langsung menangis karena ia merasa mendapatkan tolakan dari sang oknum yang diajaknya.

"Huwaaaa suster nda mauu nikah sama Jie, huwaaaa hks-" Raung Jisung yang menangis.

Hal itu membuat Chenle kewalahan dan langsung mencoba menghibur pasiennya.

"Eh jangan nangis, Jisung hei.. suster kan belum menjawab, kok malah berpikir menolak sih.. sudah jangan menangis lagi" hibur Chenle sembari mengelap airmata yang keluar dari kedua kelopak mata Jisung.

"T-tapi hks tapi suster Lele nda bilang iya" saut Jisung.

Oke sekarang bantu tabok Chenle sekarang, haruskah dirinya mengatakan iya untuk menikah dengan pemuda itu? Tapi jika jawab tidak, takutnya Jisung malah mengamuk.

Chenle pun berpikir, tidak ada salahnya mengatakan iya daripada Jisung mengamuk jika dibilang tidak. Lagi pula ini hanyalah mainan untuk menghibur ODGJ saja, tidak ada keseriusan didalamnya. Pikir Chenle saat ini.

"Iya iya suster mau, tapi Jisung nya jangan nangis lagi dong.. katanya sudah gede dan pinter, masa masih nangis" ucap Chenle yang masih merayu Jisung.

Jisung yang tadinya menangis dan setelah mendengar hal itu pun langsung tersenyum lebar.

"Ayo kita menikah sekarang suster!" ajak Jisung kembali sembari menarik pergelangan tangan Chenle.

Chenle pun kelabakan dan harus mencari alasan lagi saat ini,

"Eh Jisung" ucap Chenle yang menghentikan pemuda itu.

"Kenapa? Suster nda mau nikah sama Jie yaa?" tanya Jisung yang kini membuat raut wajahnya menjadi sedih kembali.

"Eh gak gitu, kita bakal menikah kok. Tapi ada syarat nyaa"

"Syarat? Apa syaratnya?" tanya Jisung lagi dengan sangat semangat ingin mengetahui syarat nya.

"Syarat nya Jisung harus sembuh dulu, Jisung harus keluar dulu dari rumah sakit ini dengan keadaan yang sudah dinyatakan sembuh, nah terus Jisung bekerja dengan giat dan kita menikah deh. Bisa kan Jisung memenuhi syaratnya?" Ucap Chenle yang memberitahu

Jisung sempat berpikir untuk mencerna ucapan Chenle terlebih dahulu, sementara itu Chenle sudah berpikir kalau pemuda tampan dihadapannya ini tidaklah mengerti dengan ucapannya, tapi ternyata dugaan Chenle salah. Terlihat Jisung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Oke, Jie bakal sembuh dan keluar dari rumah sakit ini terus bekerja dan setelah itu Jie nikahin suster Lele" ucap Jisung dengan riang dan penuh semangat.

Chenle yang mendengar hal itu tidak ambil pusing dan hanya mengiyakan saja, sebab Chenle mengatakan hal itu hanya untuk membuat pemuda itu mempunyai jiwa semangat untuk bisa sembuh. Ya itu adalah trik para psikolog yang selama ini ia pelajari dikampus, dan sekarang trik itu Chenle coba utarakan kepada pasien nya.

"Yaudah sekarang kita masuk yuk, hari sudah mau hujan loh dan Jisung harus minum obat biar cepat sembuh dan kita menikah" kata Chenle lagi dengan trik merayu pasien untuk minum obat.

Karena yang Chenle ketahui dari Sungchan, bahwa banyak pasien ODGJ di rumah sakit ini bakalan mengamuk kalau dikasih minum obat, jadi harus ada rayuan untuk membuat mereka mau meminum obat-obatan dari pihak rumah sakit.

"Ayoo suster, Jie mau minum obat biar cepat keluar dari rumah sakit inii" ujar Jisung yang malah menarik tangan Chenle menuju keruangannya.

Sungchan yang tidak sengaja melewati Chenle dan Jisung hanya menatap heran kepada keduanya, apalagi saat melihat Jisung yang dengan semangat masuk sendiri keruangannya.

Biasanya menurut para suster lain dan Sungchan sendiri, Jisung itu sangat susah untuk disuruh kembali kedalam ruangannya, pemuda itu lebih suka berada diluar ruangan sembari melihat alam dan pepohonan sekitar. Jika dilarang, maka Jisung akan mengamuk dan berakhir selalu diberi suntik bius penenang supaya pemuda itu tertidur dan dapat diatasi untuk beristirahat.

Sungchan memberi acungan jempol kepada Chenle, sebab baru hari pertama kerja pemuda manis itu sudah menjinakkan satu pasien yang bisa dibilang sangat keras kepala dan susah untuk menurut.
Setelah ini sepertinya Sungchan harus bertanya kepada Chenle, rayuan apa yang membuat pasien nya malah luluh dan bersemangat masuk kedalam ruangan nya sendiri seperti itu tanpa dipaksa dan diberi suntik bius seperti biasa.
















Cerita baru buat pengganti book yang di unpub wkwk, lanjut atau engga nih? Oke see you jangan lupa spam komen yg banyak biar dilanjut🥰🥰

I'm (not) Idiot || JICHEN [END] ✔️Where stories live. Discover now