03

59 5 1
                                    


Hii!!

Jangan lupa senyum!!

Happy reading!!

------

Huwekk

Huwekk

Umpp

Pagi-pagi Ten sudah  merasa mual dan pusing secara bersamaan ditambah dirinya yang tidak bisa tidur semalam.

Huwek

Sebenarnya ada apa dengan ku?

Dengan gontai Ten kembali ke kamarnya, matanya melirik sekilas jam yang berada di meja nakas.

Pukul 06.45 Kst.

Ten menghela nafas lelah. Dia belum membuat sarapan, membersihkan rumahnya, mengurus Lucas karena anak itu masuk sekolah hari ini.

Belum lagi Ten yang harus bekerja, bekerja di Cafe milik teman kakaknya Kim Doyoung.

Jika saja di rumah Ten ada pembantu atau supir yang mengantar jemput dirinya dan Lucas.

Namun sayangnya Ten tidak mampu membayar itu semua.

Berjalan keluar kamar, Ten turun menuruni tangga, mungkin ia akan membuat roti dengan selai coklat saja yang mudah, setelah itu membangunkan Lucas dan mengantarnya ke rumah Bibi Kim.
.
.
.

"Pagi Bibi Kim" Ten dan Lucas sudah berada di rumah tetangga nya untuk menitipkan Lucas pada Bibi Kim selagi dirinya bekerja.

Beruntung nya jika Lucas dan Jungwoo berada di sekolah kanak-kanak yang sama.

"Pagi Ten, mau menitipkan Lucas?" Bibi Kim tersenyum sidh hapal dengan maksud tetangganya.

Ten mengangguk " Iya Bibi, Ten titip Lucas ya? Marahin saja Lucas jika dia nakal" Ten mengusak rambut Lucas.

Bibi Kim terkekeh pelan " Tentu, Lucas kamu masuk saja ke dalam. Ada Jungwoo menunggu mu didalam" 

Lucas mengangguk antusias, dia segera meninggalkan Ten dan Bibi Kim.

"Maaf lagi-lagi aku merepotkan Bibi" ujar Ten merasa tidak enak.

"Tidak Ten, kau sudah ku anggap sebagai adikku asal kau tahu! Jadi jangan sungkan jika butuh bantuan Bibi" ujar Bibi Kim Tersenyum. Ten merasa beruntung karena punya tetangga sebaik Bibi Kim.

Seakan teringat sesuatu Ten menatap Bibi Kim serius.

"Bibi, boleh kutanya sesuatu" Bibi Kim mengangguk.

"Kemarin siapa yang memberikan amplop itu?" Tanya Ten penasaran.

Dahi Bibi Kim mengerut " oh itu, kemarin siang ada seorang berpakaian serba hitam berdiri didepan rumahmu. Karena waktu itu kau tidak ada jadi Bibi yang menghampirinya__

Namun saat ditanya dia hanya menyerahkan amplop itu pada Bibi dan meminta Bibi untuk memberinya padamu" jelas sang Bibi.

"Bibi tau bagaimana wajahnya?"

"Bibi tidak tau karena dia menggunakan masker dan kacamata hitam"

Ten mengernyit heran.

"Kalau begitu terimakasih Bibi,Ten pamit" Ten melambaikan tangannya pada Bibi Kim lalu segera pergi dari sana menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah Ten.


Ten mengendarai mobilnya dengan gelisah pasalnya di belakang seperti ada sebuah mobil yang sedang mengikutinya.

"Sepertinya hanya kebetulan searah" monolog Ten.

Unknown | JohntenWhere stories live. Discover now