18 | Anniversary

940 141 40
                                    

"Mbak, temen saya dibikin cantik, ya. Dia mau ketemu pacarnya setelah sekian lama."

Kaiya dan Ayu—seorang MUA yang sedang mendandani Kaiya—pun tertawa bersamaan mendengar kalimat Hada di seberang sana. Kaiya dan Hada sedang melakukan panggilan video sembari keduanya sedang didandani oleh MUA masing-masing.

"Mbak Kaiya kan udah cantik dari sananya, Mbak," balas Ayu.

"Ya, maksudnya dibikin cantik banget gitu. Soalnya, tumben banget dia mau ke salon buat dandan, padahal cuma mau dinner sama pacarnya."

"Kak Aiden ngajak dinner-nya di restoran fine dining yang mewah banget. Ya kali, dandanan gue gembel?" jawab Kaiya. "Lo gue suruh make up-in malah minggat."

Hada tertawa kencang. "Hahaha, sori. Di-calling-nya mendadak banget soalnya. Cuan ni urusannya. Ya kali, gue milih make up-in lo yang nggak ada duitnya."

"Hahahaha, bangke!"

"Mbak, maafin temen saya yang kebetulan pacarnya Aiden itu, ya. Ngomongnya kasar. Plis, jangan di-viral-in."

Tawa Kaiya dan Ayu semakin berderai. Hada dan mulut ceplas-ceplosnya memang tidak bisa dipisahkan.

"Lo tumben nggak dandan sendiri, Da?" tanya Kaiya setelah tawanya agak reda.

Hada yang sedang dipoles eyeshadow matanya menjawab dengan mata tertutup. "Kalau buat iklan gini, gue lebih sering minta didandanin sama pihak brand-nya. Kan, mereka yang lebih paham sama konsep fotonya. Kalau gue dandan sendiri, takutnya nggak cocok sama konsepnya."

Kaiya manggut-manggut paham. Dia sangat bangga melihat Hada yang kini bisa sukses dengan pilihan pekerjaannya, meski sering dapat tentangan dari keluarganya, bahkan sampai sekarang.

Hada sangat tahu apa yang dia mau dalam hidupnya. Dia tidak peduli dengan omongan orang lain, meski itu orang tuanya sendiri. Selama pekerjaannya bukan kriminal, Hada akan terus memperjuangkan mimpinya.

"Lo kenapa nggak minta di-make up-in Tante Nina? Tante Nina kan jago make up juga."

"Bunda pergi kondangan sama Ayah," jawab Kaiya dengan suara yang kurang jelas karena bibirnya sedang dipoles lip cream.

"Terus tadi lo dianter Mas Karel?"

Kaiya mengangguk sembari mengecek hasil polesan lip cream di bibirnya. "Kak Aiden bilang mau jemput, makanya gue minta anter Mas Karel."

"Sengaja banget cowok lo pulangnya pas anniv."

Kekehan pelan keluar di bibir Kaiya. "Dia udah pulang sejak dua hari lalu sebenernya, tapi gue biarin dia istirahat dulu. Jetlag juga, kan. Dia udah kayak orang mati, dua hari tidur nggak bangun-bangun."

"Deg-degan, nggak? Mau ketemu lagi setelah sekian lama," tanya Hada sambil memeriksa hasil eyeshadow di matanya.

"Wah, parah sih, Da. Kayak pertama kali ditembak dulu, hihihi."

Selama hampir dua bulan terakhir, Kaiya dan Aiden menjalani hubungan jarak jauh karena Aiden berada di London untuk memenuhi undangan rekaman di Abbey Road Studios, salah satu perusahaan rekaman tertua dan terbesar di dunia.

Sebuah kebanggaan tersendiri bagi GAKT karena tidak banyak musisi yang punya kesempatan bisa rekaman di studio tersebut. Dari Indonesia sudah ada beberapa, tapi sekali lagi, tidak banyak.

Aiden bilang, pihak Abbey Road mendadak ingin GAKT merekam beberapa lagu sekaligus. Semula, Abbey Road dan GAKT sepakat untuk merekam satu lagu saja, yaitu title track di album baru mereka.

Us, Then? ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang