Sepuluh - Hongjoong dan San

Start from the beginning
                                    

Tak butuh waktu lama karena barangnya pun tak banyak, yang tersisa hanyalah tas ransel berisi baju dan beberapa barang yang Seonghwa butuhkan selama ia tinggal di hutan.

"Kalau begitu, kami permisi Yang Mulia."

Seonghwa mengangguk. "Terima kasih banyak. Tolong sampaikan pada Yunho, aku baik-baik saja, tolong jangan terlalu khawatir."

"Baik, Yang Mulia. Jangan diri Anda, kami permisi."

|

"Di sini, ya?" gumam Seonghwa, menatap gua berukuran sedang yang Seoyun siapkan, tempat ini lumayan jauh dari gua yang pertama, yaitu tempat di mana ia dan Yunho bertemu semalam.

Ini adalah syarat pertama yang Seoyun ajukan, untuk syarat kedua yang Yeokyung ajukan yaitu masih memberinya barier pelindung selama Seonghwa tinggal ditempat ini.

Syarat pertama lah yang sebelumnya Seonghwa tolak, tapi akhirnya ia terima, ia tak boleh egois lebih dari ini, setidaknya dengan begini, ia tak membuat saudara di pulau semakin khawatir.

Berjalan masuk ke dalam gua, duduk diam menatap lautan, tanpa sadar air mata kembali mengalir. Suasana ini, begitu nostalgia, rasanya seperti tengah duduk di bangku depan rumah Hongjoong dulu, menunggu Yunho dan Mingi pulang dari kota, duduk berdua bersama Hongjoong ditemani teh hangat. "Hiks aku sangat menantikan moment itu kembali aku rasakan, tapi kini ... semua itu, hanyalah angan belaka."

Hutan di samping rumah Hongjoong, di sinilah Seonghwa sekarang, duduk di atas dahan pohon setelah susah payah menaikinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hutan di samping rumah Hongjoong, di sinilah Seonghwa sekarang, duduk di atas dahan pohon setelah susah payah menaikinya. Tempat aman di mana ia dapat melihat Hongjoong, tapi tidak sebaliknya.

Sekitar satu jam Seonghwa duduk diam menatap rumah Hongjoong, tapi empunya rumah sejak tadi tak terlihat, mungkin Hongjoong tengah pergi, terbukti dari mobil yang biasa terparkir di halaman, kini tak ada.

Suara mesin mobil, menarik perhatian Seonghwa, memperhatikan Hongjoong yang keluar dari dalamnya. Tanpa sadar senyum tipis terukir di bibirnya. Walau hanya dilihat dari jauh, tetapi Hongjoong selalu berhasil membuat hatinya menghangat.

Namun ...

Senyum itu langsung sirna ketika pria lain keluar dari mobil, Seonghwa tentu tahu siapa itu, pria yang sama seperti foto ketika ia menemui Hongjoong di rumah untuk pertama kali. Pria itu adalah San, kekasih Hongjoong, yang sebentar lagi, akan resmi bertunangan.

San terlihat baik, parasnya pun manis, bahkan jauh lebih manis ketika dilihat langsung dari pada lewat foto. Dapat Seonghwa lihat San tengah bersenda gurau dengan Hongjoong, tertawa bersama, diiringi Hongjoong yang mengusap pelan pucuk kepala San.

Deg-!

Dada Seonghwa berdenyut sakit, tapi matanya tetap fokus pada dua orang lelaki yang tengah bermesraan, sampai akhirnya Hongjoong dan San masuk ke dalam rumah.

Setitik air mata yang jatuh, langsung Seonghwa hapus, sungguh kebetulan yang menyakitkan San pun ada di sini, tetapi tujuannya datang kemari memang untuk itu, dengan begini, ia pun dapat memperhatikan bagaimana San itu, walau semua ini menyakiti hatinya sendiri.

Melihat ke dalam rumah lewat jendela menggunakan teropong, dapat ia lihat mereka tengah sibuk menyiapkan sesuatu. Awalnya tidak terlihat jelas karena terhalang dinding, sampai mereka kembali bergerak, dapat Seonghwa lihat Hongjoong dan San membawa peralatan melukis menuju halaman belakang.

Dengan hati-hati Seonghwa turun dari pohon, halaman belakang tak akan terlihat dari sini, sehingga ia berpindah posisi. Berjalan menembus semak dengan hati-hati agar tak menimbulkan bunyi, menuju pohon lain yang sudah ia tandai.

Lekas naik ketika sampai, sempat beberapa kali terpeleset sampai kulit kakinya lecet, tapi Seonghwa berhasil kembali duduk di atas dahan pohon. Dari sini, ia dapat melihat dengan jelas, San mulai melukis dengan Hongjoong yang menemani sembari membaca buku.

Dua jam pertama hanya itu yang mereka berdua lakukan, sampai akhirnya Hongjoong beranjak masuk, dan keluar dengan membawa nampan berisi minuman dan camilan.

Seonghwa tak dapat mendengar dengan jelas percakapan antara Hongjoong dan San, tetapi ia menebak Hongjoong meminta San untuk beristirahat. Terbukti dari anggukan yang San berikan dan berhenti sejenak dari kegiatan.

Terdiam, Seonghwa tak dapat menyembunyikan betapa iri ia ketika melihat Hongjoong tengah menyuapi San dengan penuh kasih sayang. Harapan yang selalu ia dambakan, tapi tak bisa ia raih.

|

Petang telah datang, tetap tak membuat Seonghwa berhenti mengawasi, entah sudah berapa kali air mata mengalir ketika melihat interaksi Hongjoong dan San yang membuat hatinya sakit.

Sampai waktunya makan malam, Seonghwa semakin terpaku, ia ingin sekali ada di sana, membuatkan makan malam untuk Hongjoong, makan bersama di satu meja yang sama.

Sakit, tetapi bibir Seonghwa mengulas senyum lega, Hongjoong tampak sangat menikmati makanan yang San sajikan. Pemuda manis berdimple dengan segala keahlian, parasnya yang cantik dan manis menambah nilai plus, tak heran jika Hongjoong sampai jatuh hati pada San.

Semua yang Hongjoong butuhkan, San memilikinya. Kini, Seonghwa dapat pergi dengan tenang, setidaknya, Hongjoong bersama dengan orang yang tepat.

"Ah, kamu terlihat sangat bahagia, Hongjoong," ujarnya diiringi air mata yang kembali deras membasahi pipi, ingin pergi, tetapi tubuhnya seolah kaku, matanya tak bisa berpaling dari pemandangan paling menyakitkan di depan sana.

Hongjoong tengah bercumbu dengan San.

Sampai tautan itu terlepas, saat itu juga akhirnya Seonghwa dapat bergerak. Kembali turun dari atas pohon, berjalan menjauh, kembali ke tempat ia seharusnya. 'Selamat tinggal Hongjoong, maaf dan terima kasih.'



Tbc

Chapter ini agak maksa seriusan, pendek juga.
Ngegas banget ngetiknya karena pengen tetep update walau telat, jadi maaf kalau gak ngefeel.

Niat hati update kemarin, tapi authan malah drop. Terima kasih yang sudah sabar menunggu.

Jika ada pembaca plot twist di sini, itu cerita juga sepertinya tak akan update tepat waktu, draftnya sama sekali belum authan buat.

Komenlah yang banyak pada isi cerita agar authan semangat update.

ᴼᵁᴿ ᴰᴱˢᵀᴵᴺᵞ
Selasa, 5 Desember 2023
Authan—♥︎

Our Destiny . JoongHwaWhere stories live. Discover now