9DYB [3]

284 43 7
                                    

Assalamualaikum wr,wb

Maaf kalo banyak Typo

Enjoy and Happy Reading!

×××

"RAFAY DEANDRA!"

Rafay masih nampak tidak mendengar bentakan keras itu akibat terlalu asik menjambak rambut berwarna Biru mencolok milik Putra yang teramat Jamet, menurut Rafay.

"RAFAY STOP!"

Barulah saat itu, Putra langsung mendorong Rafay hingga pemuda ber rambut hitam itu menyadari kehadiran Abang nya.

Melihat siapa yang datang, Putra Sontak tersenyum lebar.

"Nah ini Saudara nya yang Cacat Dateng," Seloroh Putra menunjuk Zai dengan dagunya. Raut santai dan sombongnya sudah kembali di lengkapi dengan rambut nya yang terlihat seperti Ter setrum listrik akibat jambakan jemari lentik Rafay.

"GUE UDAH BILANG SAMA LO JANGAN HINA SAUDARA GUE, KONT__

"Rafay stop! Biarin, lagian apa yang Putra ucapin itu fakta," Kata Zai nampak tegas membuat Putra tertawa terbahak seolah melihat hal yang sangat lucu.

Berbeda halnya dengan Putra yang tertawa, Rafay saat ini tengah mengepalkan tangan nya erat erat, begitu pula Eri yang kini menghampiri mereka.

Lalu di susul oleh dua orang yang memakai atribut OSIS di lengan nya yang ikut membelah kerumunan untuk menghentikan aksi ribut Putra Dan Rafay.

Keduanya adalah Anvaya dan Harsa, sang Ketos dan Waketos.

Setelah berada di posisi yang paling dekat, Mata Harsa menatap saudara saudara nya, kini sorotnya berhenti bergerak saat melihat Rafay yang nampak babak belur dengan rambut acak acakan persis seperti Putra.

"Kalian lagi, kalian lagi," Keluh Anvaya. "Harsa Lo punya adek kenapa nggak ada yang bener sih?" Decak Anvaya kesal tanpa peduli pada ekspresi Harsa saat ini.

"Rafay pasti marah ada alesan__

"Alasan apa? Palingan Putra cuman ngatain tentang Zai tuh yang Lumpuh. Dasar anak panti kampungan, Hal remeh aja di besarin," ungkap Anvaya membuat Zai yang mendengar sontak menundukkan kepalanya dengan tangan yang mengepal.

Harsa tertegun sejenak, hatinya sakit sekali mendengar ucapan itu. Akan tetapi Harsa Ananta hanyalah Harsa yang tak pernah mampu membentak atau memarahi seorang perempuan.

"Rafay, Lo ikut gue," perintah Anvaya.

Rafay membulatkan matanya. "Gue doang, Mbak?! Si Agus juga dong!"

Anvaya kini ikut melotot karena di panggil 'mbak'.

"Karena disini itu Lo yang salah, Dan jangan pernah panggil dengan sebutan Mbak!" Pekik Anvaya dengan aura tajam nya.

"bajingan, jangan panggil gue Agus!" Timpal Putra.

Rafay dan Eri sudah ingin membuka mulutnya untuk membalas ucapan Anvaya, Namun suara Harsa lebih dulu memotongnya.

"Rafay kamu ikut kita ke ruang BK sekarang," titah Harsa, tidak ingin membuat mereka menjadi tontonan lebih lama lagi.

"Sa, Jangan hukum Rafay. Hukum aku aja sa, Rafay juga luka nya banyak." Zai mengadahkan kepalanya menatap Harsa.

9 Darah Yang Berbeda [Zb1]Where stories live. Discover now