⏳ 04 | With Zayyan

Mulai dari awal
                                    

Sing segera menahan tangan Zayyan yang hendak menyuap lagi. "Jangan makan lagi akan ku pesankan menu lain."

"Nggak usah! aku mau makan ini." Zayyan berusaha menggapai piring ditangan Sing sementara Sing dengan sigap mengangkat piringnya. Zayyan merengek, mengayunkan lengan Sing berharap makanannya kembali.

"Nggak boleh Zay kau baru sembuh."

"Tapi aku mau itu, sudah lama nggak makan." Zayyan menunjukkan raut memelasnya. "Boleh ya Sing? Sekali saja habis itu nggak makan lagi."

"Boleh kalau kau sudah sembuh sepenuhnya."

"Aku sudah sembuh kok, boleh ya? Sekali aja please..."

Sing sedikit terenyuh tetapi segera menggeleng lagi.

"Sekarang belum boleh, aku janji nanti kalau kau sudah sembuh total aku akan belikan banyak untukmu, untuk sekarang makan yang lain dulu, oke?"

"Iya Zay, makan yang lain saja," sahut Hyunsik yang sedari tadi memperhatikan mereka dari tempat duduknya. Zayyan mengangguk lesu. Kalau sudah seperti ini dapat dipastikan Zayyan tidak bisa membantah lagi.

"Aku pesankan ayam ya," tawar Sing. Zayyan mengangguk saja.


••••


Zayyan berjalan menyusuri lobby. Senandung riang mengiringi langkah kecilnya. Pagi ini Zayyan bebas dari latihan, manager memintanya untuk menjadi pembimbing Leo selama 4 hari masa adaptasi.

Awalnya tugas itu hendak diberikan pada Gyumin selaku teman sekamar Leo tapi Gyumin menolak, manager tidak bisa memaksa sehingga tugas itu dialihkan pada Zayyan. Zayyan menerima dengan senang hati, dia memang ingin segera akrab dengan Leo, dia pikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk mereka menjadi lebih dekat.

Tiba ditempat tujuan. Penglihatan nya dengan cepat menangkap seorang pemuda dengan jaket jeans tengah duduk memainkan ponselnya disofa.

"Hai..." Sapa Zayyan ramah.

Yang disapa hanya diam, memandang kehadiran Zayyan tanpa ekspresi. Pemuda tampan itu memiliki alis sedikit tebal dan itu membuatnya terlihat garang. Zayyan tersenyum kecil.

Persis seperti yang di ceritakan Gyumin.

"Aku Zayyan, salam kenal Leo."

Masih sama, tidak ada balasan. Zayyan terkekeh, sungguh irit bicara.

"Setidaknya sambutlah uluran tanganku," tegur Zayyan blak-blakan. Dia bukan tipe orang seperti Gyumin yang akan diam saja setelah diabaikan.

"Aku akan menemanimu selama 4 hari ini," ucap Zayyan antusias.

Leo berjalan melewatinya. Zayyan tidak mempermasalahkan itu, dia pun bergegas menyusul Leo dibelakang.

Pemuda manis itu tampak fokus memperhatikan langkah kaki Leo kemudian mulai mempercepat jalannya, menyamakan langkah mereka dengan sedikit berlari karena kakinya tidak sepanjang Leo. Akhirnya, si manis tersenyum puas ketika dirinya berhasil berjalan disamping Leo.

"Leo kau keren sekali! Pekik Zayyan penuh semangat.

"Aku lupa judulnya tapi aku ingat dulu aku pernah menonton drama, kau sangat mirip dengan pemeran utama laki-lakinya. Sangat tampan!" Puji Zayyan. Leo tak mengubris dan lebih memilih fokus pada ponselnya.

Zayyan tak menyerah. "Kemarin aku mendengar perkenalanmu, nama mu lucu sekali, oyin..."

Akhirnya Leo menoleh, dahinya berkerut. "Lee Ou Yin bukan oyin, jangan sembarangan mengganti nama orang."

Zayyan terkejut mendengar nada pemuda itu yang terdengar kasar. Tetapi kemudian kembali tersenyum.

"Lee Ou Yin? Ouyin? Oyin? Sama saja tuh." Zayyan tersenyum lebih lebar. "Oyin lebih lucu kan? Sangat cocok denganmu."

Memories [ Zalesing ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang