7|Dilamar?

302 12 0
                                    

Jangan lupa vote!
Yuk belajar menghargai karya orang lain.

...HAPPY READING...


Yusuf mondar-mandir tak tentu arah, ia sekarang berada di ruang tamu, tadi sore ayahnya menyuruh memakai baju batik dipadukan dengan celana hitam, sepatu slop hitam dan jam tangan mewah yang berada di tangan kirinya.

"Walaupun hanya acara lamaran, laki-laki harus tetap terlihat keren dong! " kata ayahnya yang penuh kesungguhan kepadanya saat ngobrol suatu pagi pada saat sarapan.

Meskipun hanya acara lamaran mungkin Adam cuma ingin anak sulungnya itu dipandang gagah, tetap saja ini bukanlah ajang untuk pamer harta melainkan malam ini adalah momen bersejarah bagi Yusuf dalam seumur hidupnya.

Entah kenapa tubuh Yusuf merasa panas dingin dadakan, benarkah malam ini dia akan meminang seorang gadis yang tak lain adalah mahasiswanya?

Adam datang menghampiri putranya yang sedang mondar-mandir tak jelas. Sementara Naila, istrinya masih berada di kamar. Maklum, perempuan kalau dandan suka lama.

"Santai aja bro, baru lamaran kali bukan akad nikah. " goda Adam dibarengi dengan tepukan pelan di pundak putranya.

"Bunda kemana yah? " tanya Yusuf, anak itu sukanya mengalihkan pembicaraan orang tua.

"Paling bentar lagi. " balas Adam.

"Ayo! Udah siap nih, " sahut Naila yang baru saja datang.

"Siap apa, bun? " tanya Yusuf, nahkan anak itu jadi loading.

Naila sampai menghela nafas panjang, ia menghampiri putranya itu dan menyentil keningnya dengan pelan.

"Lamaran, Yusuf, lamaran, " ucap Naila gemas "Jangan bilang kamu juga lupa nyiapin cincinnya? " selidik Naila.

"Oh iya! Kalo cincin gak bakal lupa kok bun. "

"Ya sudah, ayok yah! " ajak Naila sambil menggandeng tangan suaminya.

"Putramu itu loh bun, " bisik Adam ke telinga Istrinya.

Naila mencubit pelan perut Adam "Eh!putramu juga kali yah. "

Dua mobil mewah yang berbeda warna telah terparkir dihalaman rumah keluarga Al Ghifari. Namun tanpa diduga, Naila dan Adam sangat terkejut begitu melihat bagasi mobil milik putranya. Disana terdapat banyak bunga dengan tiga macam warna memenuhi bagasi mobil.

"Buat siapa bunga sebanyak itu? " Adam mengalihkan pandangannya ke arah putranya.

"Calon istri, emang buat siapa lagi yah?"

"Sebanyak itu nak? " Naila terkejut sekaligus menggelengkan kepalanya.

"Kamu kira dia penjual bunga? Sekalian aja beli semua sama toko bunganya. "

"Yah, jangan gitu ah! " Naila mengintrupsi pada suaminya.

"Oh jadi sekarang udah mulai bucin sama calon istrinya. "

Yusuf tak menjawab, pria itu lebih memilih masuk ke dalam mobilnya. Selain sindiran, Yusuf juga sering mendapat godaan dari ayahnya semenjak dia dijodohkan dengan putri dari teman ayahnya. Dan seringkali juga Yusuf mengabaikan godaan dan sindiran itu.

"Gapp kali yah, daripada bucinnya sama cewe lain. "

"Hadeuh, anaknya siapa sih! "

○○○○

Malam itu cerah, tanpa hujan. Kamar itu bernuansa biru langit, terdapat lampu tumbelr yang memancarkan cahaya berwarna-warni seperti pelangi. Khalisa duduk termenung sendirian di atas kasur. Matanya sembab dan sedikit kemerahan akibat terlalu lama menangis, bahkan kedua orang tuanya pun tidak tahu kalau putrinya sedang dalam masalah.

HI, GANTENG!Where stories live. Discover now