"Kau mau?" Tawar Xu Feng, "akan ku belikan" lanjutnya.

Yujie segera menolak "tidak usah!" Pasalnya selam ini ia selalu menggunakan uang Xu Feng saat ingin membeli sesuatu. Ia juga kadang tidak tau diri dengan membeli banyak barang, habisnya ia tidak punya uang lagi untuk di gunakan "tidak perlu. Kau sudah banyak mengeluarkan uang untuk ku selama ini...aku tidak enak" suaranya mengecil di akhir.

Xu Feng tersenyum kecil "baiklah" putusnya.

Walau Yujie merasa sayang harus melepaskan buah louqut itu tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi.

Perjalanan keduanya berlanjut hingga tiba di Gusu.

Saat tiba keduanya sudah di sambut oleh para murid yang berjaga di luar. Yujie bertanya pada keduanya apakah kedua orang tuanya sudah kembali," apa Hanguang-jun dan senior Wei sudah kembali?".

Kedua murid itu saling pandang "kami belum melihat keduanya kembali ".

Yujie, "belum kembali? Apa artinya kita orang pertama yang pulang. Itu artinya mereka masih di Qishan, bagaimana kalau kita kesana?".

Xu Feng menggeleng. "Tidak. Kita sudah menempuh perjalanan panjang, sebaiknya kita istirahat dulu kau juga pasti lelah " ucapnya.

Yujie mengerucutkan bibirnya "aku tidak lelah~" ia memasang wajah memohon berharap itu akan bisa meluluhkan hati Xu Feng.

"Tidak, artinya tidak, Limei". Ya, sepertinya memang tidak mempan. Wajah Yujie berubah cemberut. Ia segera melengos pergi masuk kedalam klan tanpa memedulikan Xu Feng. Ia berjalan sedikit pincang sambil terus mendumal dalam hati, kenapa sih dari dulu dia tidak pernah terpengaruh dengan wajah memelas ku ini, huh! Tidak asik.

Sedangkan Xu Feng yang masih didepan gerbang hanya bisa menghela nafas lelah. "Kenapa jadi dia yang marah, bukankah tadi aku yang sedang mendiamkan nya" gumamnya. Setalah nya ia berjalan masuk kedalam.

Kedua murid yang berjaga hanya bisa saling pandang keheranan dengan drama di depan mereka.

______________

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kini langit sudah berganti warna menjadi jingga pertanda malam kan tiba.

Di langit jingga itu terlihat seorang berjubah putih tengah terbang dengan seseorang di dekapan nya. Orang itu menukik turun begitu sampai di depan gerbang Gusu. Para murid menunduk hormat " Hanguang-jun" ucap keduanya serempak.

Orang yang baru saja tiba adalah Lan wangji dan yang tengah ia gendong adalah Wei wuxian. Lan wangji hanya mengangguk sebagai jawaban. Wei wuxian turun dari gendongan Lan wangji. Sejak di Lanlinjin hingga kemari ia tak di perbolehkan berjalan sendiri dengan alasan ia akan kelelahan. Wei wuxian jelas tak bisa melawan Lan wangji yang mode offer-protektif ini.

Keduanya masuk kedalam untuk istirahat. Tak sengaja keduanya berpapasan dengan Xu Feng. "Oh, Xu Feng! " Wei wuxian memanggil sambil melambaikan tangan. Xu Feng menoleh dan mendapati mereka. Ia bergegas datang untuk memberi salam. "Hanguang-jun. Senior Wei".

Wei wuxian melihat sesuatu di kedua tangannya. Itu seperti sebuah kue dengan bentuk bunga. "Wah! Apa kau yang membuat nya?" Tanya Wei wuxian penasaran.

Xu Feng menatap kue di tangannya lalu mengangguk "apa senior mau mencobanya? "Tawarnya.

Kedua mata Wei wuxian berbinar "apa boleh?" Tanyanya. Setelah mendapatkan anggukan kepala dari Xu Feng, Wei wuxian segera mengambil satu kue  itu. Ia memekik senang "manisnya. Aku baru merasakan kue bunga seenak ini. Lan Zhan, Lan Zhan cobalah untuk belajar membuang ini. Aku suka rasanya" ucapnya sambil mengambil satu lagi dan menyuapkannya pada Lan wangji. Lan wangji mengakui jika kue itu enak. Rasa manisnya pas dan tidak berlebihan. Gurih dan lembut secara bersamaan.

"Untuk siapa kue bunga ini?". Setalah menghabiskan dua kue bunga Wei wuxian baru ingat untuk bertanya.

Xu Feng, "saya membuat ini untuk Limei, dia belum makan apapun sampai sekarang".

Wei wuxian terkejut. "Belum makan apa-apa? Biasanya dia akan langsung makan, kenapa tumben sekali"

Xu Feng tersenyum canggung. "Sepertinya ini karena saya membuat dia sebal, jadi dia mogok untuk menemui siapapun".

Wei wuxian memiringkan kepalanya tak mengerti "apa yang kau lakukan hingga membuatnya merajuk?".

Xu Feng menjelaskan, "saya tidak menuruti permintaannya untuk menyusul kalian ke Lanlinjin. Saya melarang karena kami baru sampai dan dia juga butuh istirahat setelah berjalan cukup jauh, tetapi ia marah dan pergi mengunci diri di kediaman bulan".

Wei wuxian mengangguk mengerti. Ia bergumam "wanita memang sangat membingungkan, ya".

Xu Feng membungkuk untuk pamit pergi ke kediaman bulan milik Yujie. "Kalau begitu, saya pamit undur diri. Permisi".

Wei wuxian melambai kearahnya. "Semoga masalah keduanya cepat selesai. Membayangkan wajah Mie er yang cemberut membuat hatiku sakit" ujarnya pada Lan wangji. Lan wangji hanya menanggapi dengan dehemam.

_______________

Criet. Suara derit pintu yang di buka memenuhi ruangan. Sepatu seputih salju itu melangkah masuk dengan perlahan, terkesan mengendap endap.

Sosok itu penutup pintu dengan perlahan. Seakan tak ingin ada suara sekecil apapun. Setalah menutup pintunya, sosok itu bernafas lega.

"Sudah datang?".

Suara barito itu mengagetkan sosok yang baru masuk itu. Wajah yang tadinya santai kini menegang. Ia berbalik perlahan dan menatap sengit orang yang tengah duduk di depan meja teh. "Apa yang kau lakukan disini malam malam?!" Tanyanya balik.

Orang yang tengah menikmati tehnya itu berbalik. Ia Xu Feng dan dapat dipastikan jika sosok lain adalah Yujie.

"Sekarang kau jadi berani masuk kamarku sesukamu " ucap Yujie dengan wajah masam. Ia mendudukkan dirinya di seberang Xu Feng.

Xu Feng mengangkat cangkir tehnya santai "bukankah kau sendiri juga sering masuk tanpa izin ke kediaman ku?" Diakhir kalimat yang ia lontarkan Xu Feng mengukir senyum kecil. Skakmat! Yujie tak bisa membalas karena hal yang dikatakan Xu Feng adalah sebuah fakta. Tiba-tiba ia merasa menyesal atas semua perbuatan beraninya.

"Huh! Lupakanlah".

Xu Feng menyodorkan piring dengan banyak kue berbentuk bunga yang ia buat. "Makanlah".

Yujie berbinar kala melihat kue itu. Ia kemudian melirik Xu Feng "untuk ku?" Tanyanya. "Iya. Kenapa apa kau tidak suka?".

Yujie segera menggeleng cepat. Ia segera mengambil dan memakan kue itu. Sensasi saat kue itu menyentuh indra perasa nya adalah manis yang memabukkan. Seperti ada bunga yang mekar di dalam mulutnya. "Enak!" Pekiknya.

"Benarkah, baguslah kalau kau suka. Kupikir rasanya tak cocok dengan mu". Mendengar hal itu senyum Yujie mengembang dengan sedikit semu di kedua pipi putihnya. "Aiyo~ Xu da ge pintar membuat kue ternyata" godanya.

Xu Feng berdehem keras, mencoba menutupi semu merah di kedua pipinya.

MDZS: kembali ke masa lalu part 2 ( mulai part 21-selesai)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant