"Wah, anak kamu cantik banget jeng Reni" kata seorang wanita paruh baya cantik dengan dandanan ala sosialita berkelas.

"Iya dong, Resti ini kuliah di amerika loh"

"Benarkah? Wah benar-benar cocok jadi menantu di keluarga Dion Samudra"

Semua orang yang ada di sana pun mengangguk setuju dengan senyum terkembang. Resti sendiri sibuk memainkan ponselnya tak tertarik dengan obrolan yang di lakukan orang-orang sekitarnya. Pun dengan laki-laki yang akan di jodohkan denganya, dirinya tak berminat untuk memandangnya sama sekali padahal keberadaanya tak jauh dari tempat duduk Resti.

"Res ini Om Dion, yang ini tante Dita, sebelahnya adalah Raka putranya dan di kursi ujung adalah Delia dan Denita, adik kembar Raka" kata papa Lana memperkenalkan, membuat Resti menaruh ponselnya

"Salam kenal, saya Resti om tante, semuanya. Em saya izin ke kamar mandi dulu" sambarnya

Tanpa menunggu persetujuan dari orangtuanya, Resti segera berdiri dari duduknya dan berlalu pergi dari ruang tamu. Namun bukanya menuju toilet, wanita itu malah menuju kamarnya, menyambar dompet juga kunci motor yang jarang ia pakai. Setelah mendapatkan yang dirinya butuhkan, Resti berjalan mengendap menuju dapur yang terhubung dengan garasi. Pelan-pelan, dirinya mengeluarkan motor matic dan menuntunya hingga ke jalan raya menerobos hujan. Beruntung orang-orang di rumah tak ada yang menyadari kepergianya.

Flashback end

"Begitulah ceritanya sampai aku berada di sini"

"Astaga Res. Om Lana sama tante Reni pasti khawatir. Aku akan menelephone mereka"

"Mas, jangan. Please. Ada yang ingin aku katakan padamu" cegah Resti

"Mas, aku...aku sangat mencintaimu. Menikahlah denganku" lanjut Resti

Naura diam di tempatnya. Dari awal dirinya sudah bisa menduga jika ada yang tidak beres dengan kedatangan Resti kali ini.

"Kau gila? Tidak mungkin aku melakukanya. Aku sudah mempunyai anak dan istri" sambar Rendra

"Aku tak masalah menjadi yang kedua mas. Aku mohon, menikahlah denganku"

"Tidak Res, aku mencintai Naura dan tak akan pernah menduakanya"

"Lalu apa arti persahabatan kita selama ini mas? Katakan!"

"Hanya sekedar sahabat biasa Res. Tak lebih dari itu!"

"Kamu jahat mas!! Asal kamu tau mas, aku hanya ingin kamulah yang menjadi suamiku. Sementara papa, papa mau menjodohkanku dengan anak dari kolega bisnisnya mas. Aku mohon, menikahlah denganku" kata Resti yang bertambah deras air matanya

"Maaf Res, sampai kapanpun aku nggak bakalan bisa menikahimu. Seluruh hatiku sudah sepenuhnya milik Naura. dan soal perjodohan yang di lakukan om Lana, mungkin itu yang terbaik untukmu"

"Kamu tega. Padahal aku sampai kabur dari rumah demi kamu mas"

Rendra membiarkan Resti meluapkan amarahnya tanpa berniat untuk menenangkan. Sampai akhirnya, wanita itu memilih pergi dari rumahnya setelah membanting gelas juga vas bunga kecil yang berada di atas meja. Sekarang barulah dirinya percaya apa yang pernah dikatakan Naura adalah benar. Yakni jika selama ini Resti telah mencintainya. Namun sayang, sedikitpun tak ada rasa tersebut di hati Rendra.

"Diminum tehnya yah" kata Naura menyodorkan teh hangat yang tadi dibuat oleh Rendra

"Makasih bun" jawab Rendra yang langsung menerima teh yang di sodorkan oleh Naura lantas menyeruputnya

Wangi teh yang masih hangat berpadu dengan dirinya hujan sungguh perpaduan yang sempurna. Membuat ketenangan perlahan menjalar ke tubuh Rendra. Dari dulu istrinya ini memang sangat pandai meyenangkan dan menenangkan hatinya di saat keadaan tengah kalut.

"Sekarang ayah tau sendiri bukan bagaimana perasaan mbak Resti. Dari awal bunda udah mempunyai perasaan yang tidak enak soal ini"

"Hhh iya bun. Ayah nggak nyangka perkataan bunda benar"

"Bunda itu juga wanita, jadi sangat mudah untuk mengetahui perasaan sesama wanita yah" kata Naura

"Selain itu, aku mau nunjukin ini ke ayah" lanjutnya menyerahkan ponsel miliknya

Disana, terdapat video saat Naura juga Resti tengah bertengkar yang mana hal itu di mulai oleh Resti. Video itu dirinya dapatkan melalui rekaman CCTV yang Naura minta kepada pihak cafe tempat mereka berdua bertemu. Tak hanya itu, rekaman percakapan dirinya juga mama Alya pun turut di dengarkan oleh Rendra yang waktu itu diam-diam Naura rekam. Satu lagi. Yang juga rekaman suara antara mama Alya dan Resti saat berencana mendekatkan Resti dengan Rendra. Rekaman suara itu Naura dapatkan dari Raina.

"Astaga, aku nggak nyangka mama juga Resti bisa sejauh ini"

"Yah, sebenarnya bunda nggak mau nunjukin semua ini. Tapi saat mbak Resti mengakui perasaannya bunda merasa harus memberitahu ayah untuk mengantisipasi sesuatu yang tak di inginkan"

"Keputusan bunda udah tepat. Dengan begini ayah semakin mantab untuk mengambil keputusan. Bukankah seharusnya juga begini? Karna kejujuran merupakan pondasi suatu hubungan"

"Ayah benar. Bunda harap ayah tidak menyalahkan siapapun, kita anggap saja sebagai ujian dalam rumah tangga kita" kata Naura lembut. Rendra pun mengangguk sembari tersenyum dan menggenggam tangan Naura erat.

______________________

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang