Keputusan Berat

Começar do início
                                    

"Ita itu ita itu mulu! Kau pasti sedang ingin mencari alasan, kan?" Potong Sing.

Zayyan menunduk bingung. Ia menatap kuah ramyeon di mangkoknya yang sangat menggugah selera. "Kalau ditambah potongan cabai, enak kayanya nih ramyeon. Sayangnya di sini nggak ada cabai rawit," batinnya yang malah memikirkan ramyeon.

"HYUNG! JAWAB DONG!" Kesal Sing mengagetkan Zayyan yang sedang membayangkan cabai rawit di dalam ramyeonnya.

"Eehh...i-iya, apaan?!" Pekik Zayyan terkejut.

"Malah apaan lagi! Yang tadi aku omongin ish! Cepetan jawab!" Sing geregetan.

"Oohh...itu...anu...m-mobilnya oranglah, masa mobilnya dinosaurus," jawabnya asal.

"Ya tahu pasti mobilnya orang, tapi masalahnya siapa orang yang bersama denganmu di dalam mobil tadi?"

"Kenapa sih kamu kepo banget?!"

Mendengar jawaban Zayyan barusan, Sing pun terdiam. Dirinya merasa tak di anggap lagi oleh Zayyan. Ia pun menunduk sedih.

"Sing...," cicit Zayyan sambil menyentuh pelan tangan Sing di atas meja.

"Maaf, kalau ucapanku menyinggungmu," lanjut Zayyan hati-hati, ia tahu kalau saat ini Sing merasa sedih.

Sing pun kembali menatap Zayyan.

"Aku bertanya padamu, karena aku sangat mengkhawatirkanmu, Hyung."

"Iya, aku tahu. Maaf ya, sudah buat kamu jadi khawatir. Sebenarnya aku tadi...,"

"Tadi apa?" Sing kembali antusias.

"Tapi janji ya, jangan cerita pada siapapun!" Pinta Zayyan.

"Iya, Hyung. Tenang aja, aku nggak bakalan cerita sama siapapun kok."

"Jadi tuh sebenarnya aku habis dari rumahnya orang tua Lex-eu."

"Heh? Ngapain??"

"Sepulang sekolah tadi ada seorang pria berjas hitam yang membawaku ke sana atas perintah Ayahnya Lex-eu."

"Terus...terus...apa yang terjadi?" Sinyal Kepo Sing menguat.

"Terus sampai di sana, aku bertemu dengan Ayahnya, yakni Tuan Zo."

"Iya, terus...terus...terus??"

"Terus Beliau memberiku uang sekoper penuh."

"Wuahh...buat apaan?"

"Beliau memintaku menggunakan uang itu untuk pindah sekolah dari OCJ High School."

"Apa?? Enak saja Ahjussie itu nyuruh-nyuruh Hyung pindah!" Geram Sing. "Tapi kau tidak mau kan, Hyung?"

"Tentu saja aku menolak."

"Ah, syukurlah," Sing mengusap dadanya lega. "Tapi kenapa Beliau menyuruhmu untuk pindah sekolah?"

"Itu karena Tuan Zo sudah mengetahui mengenai hubunganku dengan Lex-eu."

Sing pun manggut-manggut paham. "Jadi Tuan Zo memberimu uang itu agar kau dan Lex-eu Hyung berpisah, begitu?"

"Iya, tapi aku menolak uang itu juga, karena aku masih ingin bersekolah di sini demi mengejar mimpiku untuk menjadi idol."

"Lalu kalau begitu, apakah kau juga menolak untuk berpisah dengan Lex-eu Hyung?" Sing menatap Zayyan penuh arti, ia takut jika nanti Zayyan menjawab iya.

Zayyan terdiam sejenak, ia balas menatap dalam mata Sing, seolah tahu apa yang ada di pikiran Sing saat ini.

Sedangkan Sing menunggu jawaban Zayyan dengan harap-harap cemas.

Friendship (Xodiac) End√Onde histórias criam vida. Descubra agora