14 | Lokasi Syuting

928 164 39
                                    

Apa yang lebih menyenangkan selain mengecek laporan neraca bulanan sambil ditemani pacar yang bernyanyi dan bermain gitar untukmu? Sepertinya, tidak ada. Sebab hal itu yang sedang dirasakan oleh Kaiya malam ini.

Sore tadi, dia diculik oleh Aiden dari Sendok Kayu dan diajak ke apartemen pria itu untuk menghabiskan hari berdua sebelum Aiden semakin sibuk dalam beberapa hari ke depan dan akan sulit meluangkan waktu untuk bertemu.

Sesuai perkataannya dulu, Kaiya akan selalu memasak untuk makan mereka berdua setiap dia datang ke apartemen Aiden. Iya, penculikan hari ini—dan sebelum-sebelumnya—memang terencana, jadi Kaiya sudah menyempatkan diri untuk berbelanja dulu sebelum datang ke apartemen yang dinamai Aiden's Hideout itu.

Setelah makan, Kaiya melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Aiden menemani sambil bernyanyi dan bermain gitar. Kaiya duduk lesehan beralaskan karpet tebal dan Aiden di atas sofa. Hujan yang turun tidak begitu deras di luar sana membuat suasana semakin romantis.

Suara dentingan gitar Aiden yang mendadak berhenti membuat Kaiya juga menghentikan kegiatannya sejenak, lalu menoleh untuk mencari tahu. Ditemukannya Aiden sudah meletakkan gitarnya ke atas sofa, kemudian beranjak dari duduknya.

"Kay, nanti kalau Bang Yoga telpon, angkat aja, ya," ucap Aiden sambil meletakkan ponselnya di samping laptop Kaiya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Kaiya dengan sorot mata mengikuti pergerakan Aiden.

"Mendadak panggilan alam. Sebentar!"

Kaiya spontan tertawa melihat kekasihnya lari terbirit-birit memasuki kamarnya—yang kemudian berlanjut ke kamar mandi yang di dalam kamar tersebut. "Artis juga manusia," gumam Kaiya sebelum melanjutkan pekerjaannya.

Suara notifikasi pesan di ponsel Aiden mengundang Kaiya untuk melirik ke arah benda itu. Dari popup notifikasinya, Kaiya dapat melihat pesan masuk dari seorang wanita bernama Clara Anggita.

Masih dari popup notifikasi di ponsel Aiden, Kaiya tahu kalau wanita bernama Clara itu mengirimkan beberapa foto. Lalu di akhir pesannya, Clara menuliskan "Sori baru kirim foto kita yang tadi siang".

Kaiya menelengkan kepala, mengingat-ingat apa saja yang dilakukan Aiden seharian ini sebelum bertemu dengannya. Aiden berkata kalau hari ini dia ada meeting untuk membahas syuting video klip yang akan dilakukan esok hari.

"Mungkin salah satu timnya," monolog Kaiya pada dirinya sendiri, lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.

Tak berapa lama kemudian, Aiden keluar dari kamarnya sambil menyungging senyum kaku. Kaiya terkekeh melihat ekspresi Aiden. "Kenapa senyum-senyum gitu?"

"Sumpah, nggak keren banget aku. Lagi ada cewekku, tapi aku malah kebelet pup," gerutu Aiden seraya merebahkan dirinya kembali ke sofa dan menyandarkan keningnya di atas bahu Kaiya.

"Hahaha, emang kenapa kalau kebelet? Itu kan alami, justru bagus. Kalau kamu nggak bisa buang air kan malah bahaya. Masuk ruang operasi yang ada."

"Ya, nggak pas lagi sama kamu kayak gini juga, sih. Nggak aturan banget punya perut."

Kaiya tertawa lebih kencang. Dia membawa tangannya untuk menepuk-nepuk pelan kepala Aiden yang berada di pundaknya.

Kalau dipikir-pikir, kejadian barusan adalah kejadian langka yang patut disyukuri oleh Kaiya sebab dia bisa melihat sisi manusiawi dari seorang Aiden Panji.

Seorang bassist dari sebuah band terkenal di Indonesia, yang terkenal dengan image cool dan tatapan tajamnya, serta perfeksionis dan irit bicara, mendadak lari terbirit-birit karena sebuah panggilan alam yang bernama buang air besar. He's really cute, isn't he?

Us, Then? ✓ [Completed]Where stories live. Discover now