Chapter 2

35 8 0
                                    

"Kenapa lo maksa banget?"

Ia berjengah dan berusaha mengacuhkan orang yang mengganggu suasana hatinya saat ini.

Nggak, seola sih gak marah, cuma agak kesal dengan caranya exy. Masalahnya, exy kalo maksa orang, harus nurut apa kata dia. Padahal sekarang seharusnya seola tidur dan beristirahat dengan tenang.

Seola yang people pleaser pasti ujung-ujungnya bakalan luluh, meskipun dia sekarang berusaha bersikap teguh pendirian.

Ini hari Sabtu, damn, it's weekend broh. Weekend itu waktunya tidur dan leha-leha. Senin sampai Jumat ia gunakan untuk membanting tulang sambil mencari cuan.

"Ya ampun Seol, lo mau terus-terusan begini? Get some life kek!"

"Pake kak. Kak seola, exy."

"Bodo amat. Lo lahir bulan Desember. Kita beda cuma beberapa bulan, anyway kenapa lo mengalihkan topik? Jadi, KAK Seola, gue mohon sama lo ya. Ayo kita main, lo gak usah minum juga gapapa kok. Gue kasian sama lo, KAK seola." Exy berasa ngomong sama bocah.

"Gak usah repot-repot, gue gak perlu dikasihanin." Seola acuh tak acuh dan membaringkan tubuhnya diatas kasur.

Exy menggertakkan giginya pelan. Ia pun ikut duduk di pinggir kasur punya seola. Gadis itu sama sekali tak menyerah untuk membujuk.

"Kak seola." Sumpah, exy sebenarnya ogah manggil seola dengan embel-embel kak kalo gak darurat.

"Lo pernah gak sih ngerasa hidup flat banget?"

"Nggak."

"Lo pernah ngerasa benar-benar flat sampai butuh pelampiasan?"

"Nggak."

"Lo pernahㅡ"

"Nggak, exy. Nggak pernah. Meskipun beberapa bulan yang lalu gue abis putus sama Johnny tapi gue gak semenyedihkan ituㅡngomong-ngomong, orang itu udah musnah kan? Dia udah nyelingkuhin gue btw. Ingatkan gue nanti buat bales dendam sama dia, sekarang gue istirahat dulu buat memulihkan diri."

Exy terdiam. Tuh kan, baru dibilangin, seola ngomongnya udah ngaco banget. Ngelantur kemana-mana.

"Kak seola?"

"..."

"Lo pernah mikir gak sih buat kesenangan lo sendiri? Gue ngeliat lo cuma kerja pulang kerja pulang, itu gak bikin diri lo berkembang, kak. Gue ngajak lo begini, bukan semata-mata karena lo menyedihkanㅡmeskipun emang iyaㅡtapi setidaknya, jangan begini lah. Ayo, lo harus senang-senang." Exy akhirnya udah nyerah.

Seola sedikit berpikir dengan perkataan exy, meskipun ia sejujurnya tersinggung. Pekerjaannya sebagai pekerja day care sangat menyita waktunya dan sama sekali tak punya waktu untuk bersenang-senang.

Bahkan Johnnyㅡah, seola nyinggung mantannya satu iniㅡbilang katanya seola itu sangat membosankan dan gak ada gairah buat hidup. Makanya doi SELINGKUH.

Well, dia benar. Seola memang TIDAK MENYENANGKAN.

"Emang tempatnya ramai. Kalo mau sepi, lo ke kuburan aja mendingan. Tapi kan gak mungkin kan lo ke kuburan? Masa lo pesta bareng arwah?"

"Gue harus ketawa gak nih sama jokes lo?" Seola berucap datar.

"Nggak perlu."

"..."

"Kak Joo udah dibawah. Dia nunggu kita. Ini gue gak maksa lo lagi ya. Gue cuma pengen lo gak stress aja sih. Kalo lo mauㅡ"

"Ayo."

Exy tersenyum penuh kemenangan saat melihat seola sudah bergegas ingin ganti baju.



***



We wereWhere stories live. Discover now