Ch.7 - Belati Perak

2.8K 230 12
                                    

"Huh- kenapa dia sangat lemah?"

"Tentu saja, karena dia manusia."

"Kau berisik, Rick."

Suara-suara ribut disekitar Ray membangunkannya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Rindel.

"Ya.." Ray melihat sekelilingnya, mengapa ketiga tuan muda berkumpul di kamarnya?

Ray mencoba untuk mendudukkan dirinya. "Ugh-" Ray masih merasakan pening dikepalanya, namun dibandingkan semalam, pagi ini jauh lebih baik.

"Pagi ini kau harus minum pil ini lagi." Rindel menaruh kotak kecil berisi pil warna merah di telapak tangan Ray, ia menatapnya sejenak.

"Aku ingin berjalan-jalan." Ucap Ray tiba-tiba.

"-? Kau ingin berjalan-jalan kemana dengan kondisi seperti itu?" Tanya Rindel.

Ray sudah muak terus-menerus dalam rumah besar ini, jadi sekali-kali ingin menghirup atmosfer baru.

"Aku bosan disini terus."
"Dan.. aku ingin mandi." Ray menatap tajam pada Hanrick yang telah menganggu rencana mandinya kemarin dan berakhir bangun diatas ranjang.

Hanrick tampak menyadari tatapan bengis itu yang sepertinya dapat membolongi wajahnya, sehingga ia melemparkan dirinya dengan manja ke perut Ray dan memeluknya.

"Maafkan aku, honey~" Ia menggeliat dan menggosokkan wajahnya pada perut tepat diatas pangkuan Ray.

***

Kehangatan dan asap mengepul lembut melalui air hangat pada kolam bak mewah dikamar mandi ini. Suasana hening dan hanya terdengar sedikit ciplakan air ringan.

Akhirnya Ray dapat menikmati dirinya mandi dengan tenang tanpa diganggu siapapun. Ia menggosok seluruh bagian badannya menggunakan sabun dan membilasnya bersih di shower.

Segera setelah selesai mandi, ia menuju rak dan mengenakan pakaian set yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Ia keluar dari ruangan mandi itu dan menuju ruang makan, para tuan muda telah menunggunya datang. Dan makanan mewah telah siap diatas meja.

Kebetulan perut Ray sedang meraung dan butuh asupan, ia segera duduk dan mulai menikmati sajian makanan itu.

Kalau di pikir-pikir, mereka tidak memiliki pelayan satupun, lantas siapa yang telah menyiapkan sarapan setiap pagi?

Pertanyaan itu terbenak dipikiran Ray hingga ia bertanya kepada Rindel dengan sedikit penasaran. "Ngomong-ngomong siapa yang memasak sarapan setiap pagi?"

"Linther yang telah membuatnya." Jawab Rindel sembari menyeruput secangkir tehnya.

Mendengar itu cukup mengejutkan bagi Ray, ternyata Linther yang terlihat tidak banyak beraktivitas dan kelihatannya hanya tidur itu dapat membuat sarapan lezat setiap pagi?

"Setelah kupikir-pikir, kita akan makan 3 kali sehari." Ucap Rindel sembari menaruh cangkir tehnya.

Kalau diingat-ingat mereka hanya sarapan pagi, karena pada dasarnya vampir tidak memerlukan banyak protein untuk tubuh mereka. Tapi berbeda bagi Ray yang harus memiliki asupan yang cukup setiap harinya.

Beberapa saat mereka menyelesaikan kegiatan sarapan mereka.
"Aku dan Linther akan berangkat hari ini.." Rindel melirik Ray lalu melanjutkan ucapannya "Jaga dirimu selama aku tidak ada, dan jangan lupa minum pilmu besok." Ia beranjak dari kursinya.

Blood Bag [BL]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant