⏳ 03 | New friends

Mulai dari awal
                                    

"Em... terus?"

"Leo," lanjut pemuda itu menanggapi.

Sesaat suasana menjadi hening, bingung harus merespon apa untuk satu kata super singkat itu. Sungguh canggung. Lama menunggu mereka mulai bosan, sepertinya pemuda bernama Leo itu pun juga tidak berniat mengatakan apapun lagi.

"Em... sudah hanya itu saja Leo? Apa tidak ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Tanya manager memecah keheningan.

Gelengan kecil menjadi jawaban. Sang manager mengangguk paham.

"Baiklah seperti yang kalian dengar, namanya Leo, mulai sekarang dia akan menjadi salah satu bagian dari keluarga besar kita, ku harap kalian bisa segera akrab."

"Tentu!" Seruan kompak dari beberapa trainee menimbulkan lekukan bahagia dari sang manager.

"Bagus!"

"Nah... Leo mulai sekarang mereka adalah teman-temanmu jika butuh sesuatu katakan saja pada mereka."

Manager mengalihkan pandangan pada para trainee. "Sudah itu saja, untuk jadwal akan diberikan seperti biasa, kalian bisa cek handphone masing-masing."

Yup! Benar saja, setelah dicek ternyata jadwalnya memang sudah terkirim. Setelah mengatakan beberapa patah kata manager pun pergi meninggalkan Leo di ruang latihan bersama para trainee lain.

"Yo wasapp bro!" Rangkul Sing, mengangkat tangannya mengajak tos.

Leo terkesiap dengan dorongan tiba-tiba pada tubuhnya lalu segera memasang wajah datar kembali, menatap Sing yang tengah tersenyum cerah padanya. Senyum lebar yang menampilkan deretan gigi putih diwajah manis pemuda itu.

Tidak mendapat balasan tak membuat pemuda berlesung pipi itu menyerah. Dia kembali mengulurkan tangannya. "Aku Sing, Mak Chun Sing, dari Hongkong juga sepertimu." Perkenalan Sing riang.

Masih dengan tampang datarnya Leo menepis rangkulan tangan Sing lalu berbalik meninggalkan ruang latihan. Sing yang baru saja ditolak membolakan matanya tak percaya. Menyaksikan itu Zayyan bergegas menghampiri, menepuk pelan punggung Sing.

"Mungkin dia lelah."




••••




Leo berjalan menyusuri lorong. Tadi pagi dia sudah diberitahukan mengenai denah perusahaan ini jadi cukup mudah untuknya menemukan lokasi dorm mereka berada.

Pintu demi pintu Leo lewati hingga tiba di ujung. Kamar 1-4 lantai 2. Benar, inilah kamarnya. Baru saja ingin mengetuk perhatiannya teralih pada panggilan seseorang dari arah belakang.

"Aku mencarimu dari tadi ternyata kau sudah di sini," ucap pemuda mungil yang baru saja memanggilnya.

"Siapa?" Tanya Leo, datar seperti biasa.

Pemuda pendek itu berjalan mendekati Leo. "Gyumin, teman sekamarmu." Gyumin tersenyum ramah. "Bisa geser sedikit?

Leo mundur, memberi akses untuk Gyumin membuka pintu.

"Ini adalah kamar kit..." Belum sempat mulutnya selesai berucap Leo sudah lebih dulu memasuki kamar. Gyumin terdiam.

Setelah merenung sedikit lama akhirnya Gyumin ikut masuk. "Biar kubantu," ujarnya membuka koper Leo.

Leo menarik kopernya. "Tidak perlu," tolaknya. Lantas mulai menata barang-barang tanpa memedulikan Gyumin yang mematung disampingnya.

"O-oh oke."

"Em, kau sudah makan?" Tanya Gyumin kikuk. Setelah diabaikan dan di tolak di satu waktu Gyumin menjadi canggung untuk berucap lagi dan akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya.

Tetapi apa? Sama saja seperti sebelumnya. Hening, tidak ada jawaban. Dia diabaikan.

"AC mati?" Leo membuka suara. Gyumin menatap ke atas sudut kamar.

"Tidak kok, itu nyala." Tunjuk Gyumin ke atas.

Leo mengulurkan tangannya. Gyumin termenung sejenak selanjutnya tersenyum lebar, pikir Gyumin Leo sedang mengajaknya berjabat tangan. Benar juga, kalau dipikir mereka belum berkenalan dengan benar tadi. Segera Gyumin menjabat tangan Leo semangat.

"Kim Gyumin," ucapnya pede, tak lupa dengan seutas cengiran dibibirnya.

Leo memandang datar tangannya yang dijabat erat oleh Gyumin.

"Remot."

Gyumin mengerutkan dahi. "Hm?"

"Remotnya," ucap Leo lagi. Gyumin memiringkan kepalanya bingung.

"Mana remot AC nya?" Ketus Leo.

Senyum Gyumin luntur seketika. Pandangan jatuh pada genggaman tangan mereka. Kalau boleh jujur ingin sekali Gyumin mengumpat sekarang. Jadi dia mengulurkan tangan untuk meminta remot bukan berjabat tangan?

"Disamping tv!" jawab Gyumin cepat lalu berlari keluar kamar. Membanting pintu dari luar. Memalukan!





.

.

.






TBC.


⏱️

Kalau sesuai jadwal harusnya chp ini di up nya hari Minggu kemarin tapi karna kemarin itu lagi sibuk banget jadi nya diundur hari ini deh..

Ada yang nungguin??

Memories [ Zalesing ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang