7. Shot Glass of Tears

Start from the beginning
                                    

"Joy?" Yunggi tidak tahu kalau gadis itu ada disini. Apalagi saat melihat Youra di depan sana tampak kacau, spontan saja kaki Yunggi tergerak mendekati.

Sama halnya dengan Youra, tidak tinggal diam, gadis itu turut menyusul langkah Yunggi dan langsung memeluk pria itu erat-erat. Youra juga tidak keberatan melepas isak nya dibalik dada bidang tersebut.

Lagi-lagi Yunggi dibuat stagnan.

"Hei, ada apa?"

"Aku menangis." jawab Youra masih sempat-sempatnya.

Yunggi pun mengerti. Jadi, dia hanya bisa mengangguk dan mengelus-elus punggung Youra sambil memberi kode lewat tangannya untuk sekretaris dan dua security yang tampak kebingungan agar pergi dan kembali ke meja nya.

Saat di tengah koridor itu hanya ada Yunggi dan Youra yang masih melepas tangis, tanpa mereka sadari dibelakang sana tepatnya di depan pintu, Sherin dan Landon sejak tadi jelas menjadi saksi tangan Youra berusaha mengikat tubuh Yunggi amat erat. Sherin sampai harus berulang kali mendengus dan memalingkan wajah karna mendapati kecemburuan yang datang tiba-tiba.

"Tidak mungkin." Sherin menggeleng seolah tidak mau percaya dengan apa yang sedang disaksikan.

"Tidak boleh, Lano. Tidak!"

Karna sebelah tangan Landon tanpa sadar di cengkram kuat oleh Sherin, Landon pun ikut bingung. "Sherin, ada apa?"

"Tidak boleh, Lano."

"Apa yang tidak boleh?."

"Mereka!" tatapan tajam Sherin terarah lurus kepada pasutri yang sampai detik itu masih saling mendekap. Serasa akan hilang kesempatan untuk bersama bilamana Youra memenangkan hati Yunggi, maka hal itu lah yang mendorong Sherin untuk melangkah dengan niat akan memisahkan mereka.

Namun baru dua langkah bergerak, Landon buru-buru menahan tangan Sherin dan memegang nya kuat. Serta merta manik Landon pun terlihat panik. "Apa yang akan kamu lakukan?" wajah Landon juga berubah cemas. "Apapun itu jangan, Sherin!"

"Bukan urusanmu!" Isi kepala Sherin serasa penuh dan tekad nya membulat teguh sehingga tangan Landon di lepas begitu saja dengan kasar.

Pantulan suara kaki sepatu tinggi tujuh centimeter itu terdengar bersih menyeruak di pendengaran. Landon yang kehilangan tangan Sherin hanya bisa memijat kening saat dari belakang sana dia melihat Youra mengurai pelukan dan mereka sama-sama menoleh untuk melihat sosok Sherin yang saat ini sedang menguncir rambutnya yang semula di biarkan tergerai lurus.

Dengan senyum manis dan pembawaan yang tenang, Sherin mendorong tubuh Youra dengan gerakan lambat namun pasti. Memisah dan memberi jarak untuk duo sejoli tersebut. Lantas, dengan berani Sherin mulai mendekatkan wajahnya ke samping teling Yunggi.

"Sepertinya aku mulai terganggu dengan drama kalian. Bagaimana, Yungg?" setelah itu Sherin menjauhkan diri dan menatap Youra bak memindai.

Gadis itu tidak sebanding dengan nya. Itu yang Youra pikir.

"Maaf, kamu bisa menunggu kabar dariku kalau kamu pulang sekarang."

"Bagaimana caranya? Menyusulku atau aku yang berkunjung?" tuntut Sherin dengan nada lembut, namun Yunggi jelas tahu bahwa gadis di depan nya ini begitu gila disetiap kalimatnya.

Yunggi sampai tidak tahu harus menjawab apa, jadi satu-satunya yang terlintas untuk menenangkan Sherin hanya ada satu ide. "Panggilan video. Bagaimana?" katanya.

Hal yang berhasil membuat Youra sedikit terkejut kala mengusap tuntas sisa-sisa air mata yang membasahi pipi. Panggilan video?

Memikirkan bahwasanya Yunggi menjawab demikian saja membuat Youra mendengus tak percaya. Lucu sekali pasangan ini, pikir Youra. Hubungan yang rumit dan sakit. Seakan mengingatkan Youra dengan kebodohannya terhadap masa lalu.

AMOUR COMPLIQUEWhere stories live. Discover now