" Tapi Lo bersedia ngelindungi gue dari segala tindak kekerasan yang bakal Grace lakuin?"

" Lo bukan mau jinakkin singa betina"

" Sama aja tau Kai, Grace malah lebih serem lagi"

Kai tidak akan membantah fakta tersebut.

" Cowok tadi udah pergi, mending kita duduk bareng Grace" Andrew sudah setengah berdiri berusaha menarik tangan Kai supaya ikut berdiri.

" Mau ngajarin Grace cara jadi makhluk sosial yang baik?"

Andrew lantas menelan dengan ekspresi takut." Lo mau buat gue diterkam? Ya kagak lah, gue cuma mau duduk bareng dia, daripada duduk kepisah-pisah gini mending gabung kan biar ramean" Ia berhasil menarik paksa tangan Kai hingga berdiri.

" Kita gabung ye Jah, biar rame" Andrew menarik pelan kursi kayu lalu duduk berhadapan dengan Grace.

Kai juga melakukan hal yang sama, menarik bangku seraya mengamati ekspresi tidak senang dan terganggu dari Grace. Tidak lupa Kai menyalakan lampu baca diatas meja yang semula mati.

Grace mengabaikan perkataan Andrew dan kembali fokus pada buku bacaannya, namun sedetik kemudian ia berkata." Lo menjauh setelah kejadian tadi pagi" Ujarnya tiba-tiba

" Gue?" Andrew menunjuk dirinya sendiri, bingung perkataan Grace untuk siapa.

" Samping Lo" Balas Grace tanpa memindahkan sorot matanya.

" Kenapa? Kangen sama gue?" Sarkas Kai yang menatap Grace dengan tangan menopang dagu.

Detik itu juga Grace berdiri dari bangkunya mengangkat buku yang siap ia lempar ke wajah datar Kai.

Kai melirik datar buku yang siap melayang itu." Sebelum gue diusir keluar, Lo mau mastiin muka gue kena buku dulu?"

" Iya! Dan gue pastiin juga bikin muka nyebelin Lo itu biru-biru" Grace sudah mengambil ancang-ancang.

Andrew yang berada ditengah-tengah kebingungan menatap Kai dan Grace bergantian kemudian menyadari akan ada tindak kekerasan dari singa betina yang belum jinak ia langsung berdiri.

" Jah, Kai bilang dia bener-bener minta maaf kalo perkataannya menyinggung Lo. Kai bilang, Lo yang baik hati, cantik dan cerdas mau maafin Kai dong pastinya?" Rayu Andrew disertai dengan kekehan kecil untuk mencairkan suasana. Sikapnya yang pasang badan untuk Kai seperti ayah yang melindungi anak dari amukan ibunya.

" Kapan gue ngomong gitu?" Tanya Kai santai.

" Udah diem aja Lo!" Andrew sedikit membungkukkan badan untuk berbisik ditelinga Kai, setelahnya ia kembali berdiri tegak menghadap Grace."Gue bisa baca pikiran Kai, makannya gue tau dia bener-bener nyesel sama perkataannya tadi"

Grace menatap tajam Kai yang sama sekali tidak bereaksi dan hanya berwajah tenang dengan kedua tangan memegang ujung buku lalu kembali duduk dan membuka bukunya pada halaman terakhir yang tadi ia baca.

Andrew menghela nafas lega kembali duduk dengan tenang." Oh ya Jah, berhubung Lo nggak ke kantin, Lo mau camilan? Kebetulan gue bawa nih"

" Lo nggak lupa sama peraturan disini kan?" kata Grace tegas dengan tatapan tajam membuat Andrew kicep seketika.

Kai mengeluarkan roti cokelat dari kantong plastik, meletakkannya diatas meja dekat Grace."Gue hitung sampe tiga, kalo nggak mau gue makan"

" Lo pikir gue anak kecil?" Ketusnya

" Satu..." Kai mulai berhitung.

" Gue nggak tertarik" elaknya

" Dua..."

TAKDIR CINTA Where stories live. Discover now