"kau melihat apa sih?"

Karina mengikuti arah pandang Jeno. ia memukul bahu Jeno dengan keras.

"APA AKU BILANG!!"

Jeno membekap mulut sang kakak, Karina memberontak, mengigit tangan Jeno.

"kau gila hah?! ingin membunuh noona mu?!"

"pelankan suaramu!"

Jeno menatap sekeliling toko.

"itu Mark Lee, bersama Haechan sekretarisnya. sekarang, kau bisa lihat bukan. mereka berselingkuh."

"astaga, aku yakin jika Haechan mengandung anak dari Mark Lee!"

Jeno menggelengkan kepalanya.

"sudahlah, itu urusan rumah tangga orang lain noona. ayo kembali lagi berbelanja. lupakan hal tadi."

Karina berbalik "kasihan sekali Jaemin-ssi. jika aku adalah dominan, aku akan menghiburnya, mengajaknya jalan-jalan, membelikannya apapun. hah... pria ini tidak peka sekali."

Jeno tau, kakak nya sedang menyindirnya. tapi Jeno hanya diam.

"bagaimana reaksi Jaemin-ssi-"

"hentikan, atau kau ku tinggalkan disini!"

Karina mencibik. ia pun kembali mengambil barang-barang untuk calon bayi nya. Jeno termenung, ia memikirkan keadaan Jaemin.


******

Sore ini, Jaemin membuat cookies rasa cokelat dan vanilla. kesukaan suaminya. ia menunggu kepulangan suaminya yang masih rapat dengan koleganya.

"sepertinya ini terlalu banyak. aku akan memberikannya pada dokter Lee dan juga Renjun."

Jaemin memisahkan cookies untuk dibawa ke rumah sakit. setelah siap, Jaemin pun pergi keluar rumah membawa bingkisan cookies untuk Renjun dan Jeno.

sampai dirumah sakit, ia segera menuju ruangan Renjun. Jaemin mengetuk ruangan Renjun. terdengar suara Renjun yang menyuruhnya untuk masuk.

"Renjun!"

Renjuj tersenyum menyambut Jaemin. ia berdiri kemudian duduk di sofa samping Jaemin.

"aku membawakan cookies untukmu. ini!"

"woah, tercium masih harum, sepertinya masih hangat?"

Jaemin terkekeh mengangguk.

"Mark memintaku untuk membuatkan cookies untuknya. jadi aku membuatnya, namun ternyata terlalu banyak. jadi aku memberikan setengahnya untuk mu dan dokter Lee."

Renjun menoleh kearah Jaemin.

"dokter Lee? apakah kau sedekat itu dengannya?" tanya Renjun sambil memakan cookies pemberian Jaemin.

"eum, dekat? biasa aja. dia kan dokter kandungan yang membantuku untuk program hamil" jawab Jaemin.

Renjun termenung.

"kau dan Mark memutuskan untuk program hamil lagi?"

Jaemin mengangguk.

"aku dan Mark ingin memiliki keturunan. aku juga kesepian dirumah sendiri, bosan."

"sudah ada perkembangan?"

"eum biasa saja. aku belum merasakan apapun sekarang."

Renjun mengangguk.

"apakah dokter Lee ada di ruangannya?"

"aku akan menelpon asisten nya."

Renjun berdiri dan menelepon asisten Jeno.

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang