"Bu! Ayo foto bareng! "

(Name) yang hendak pulang karena jam mengajarnya telah selesai, di hadang oleh anak kelas 3-3 yang sepertinya sedang jam kosong.

"Waduh, ga bilang-bilang, ibu lagi kucel banget ini." candanya diselingi kekehan kecil.

"Enggak kucel kok, Bu! Cantik! " sahut salah satu siswa laki-laki dari kelas 3-3 tersebut.

"Hahaha! Pinter banget gombal, belajar dimana? " Laki-laki itu menyengir sembari mengelus belakang kepalanya.

"Ayo lah, Bu, kapan lagi, kata temen-temen, jadwal ngajar ibu udah di kurangin. Ibu mau nikah? " sahut sang ketua kelas.

"Eh, enggak, ibu belum mau nikah."

"Syukurlaahh, masih ada kesempatan." (Name) melototkan mata mendengar penuturan salah satu siswanya.

"Heh, maksudnya apa? " syoknya.

Siswi itu menyengir, "Masih ada kesempatan buat perjuangin Pak direktur."

(Name) sontak meledakkan tawanya, "Ya Ampun, kalian mikir saya mau nikah sama Pak Akaashi?? "

"IYAA BUU! "

"Waduh, ngaco kalian ini. Hahahha.... Yaa walaupun emang idaman banget sih nikah sama Pak Akaashi." katanya dan kembali tertawa diikuti para murid cewek.

"Bener banget tuh, Bu! "

(Name) menggeleng seraya meredakan tawanya, "Udah-udah, katanya mau fotbar. Gak jadi? Ibu pulang nih." ujarnya berancang-ancang untuk pergi.

Namun dengan segera para murid berseru seraya menahannya.

"Yaudah, kalau mau foto, buruan. Saya ada urusan penting setelah ini."

"Heemm... Mau kencan ya, Bu? "

(Name) mengedipkan sebelah matanya pada murid cowok yang menggodanya itu.

"Rahasia negara."

Semuanya serentak berseru heboh. Tak ingin makin memperlama menahan (Name), mereka pun mulai mengambil foto bersama.

Setelah itu, (Name) segera kembali ke ruang guru dan mengganti pakaiannya agar lebih layak untuk ia kenakan ke perusahaan.

Yappss, setelah ini ia harus ke perusahaan EJP untuk memeriksa keadaan para atlet dan juga kesehatan mereka.

Seperti biasa, ia membawa mobil merah yang telah menemani nya sedari awal masuk kuliah. Sebelum keluar dari mobil, tak lupa ia memakai jas putihnya, sebagaimana peraturannya ketika ia bekerja sebagai dokter tim medis atletik.

Menarik napas panjang sebelum benar-benar keluar dari memperhatikan penampilannya dari cermin, jangan sampai ada hal aneh di wajah atau tubuhnya.

Setelah memastikan ia telah siap, dia pun keluar dari mobil seraya memperbaiki anak rambutnya yang ia biarkan terjatuh.

"Selamat siang, Mbak."

Saat hendak memasuki gym, (Name) bertemu dengan Yora.

"Oh, siang, Mbak Yora."

Yora menyerahkan beberapa berkas pada (Name), "Ini data para pemain dan juga hal-hal yang wajib diperiksa serta di catat setiap minggu."

"Oh iya, baik, terima kasih, Mbak."

"Mari, Mbak, sebentar lagi waktu pengecekkan. Beberapa anggota tim medis sudah ada di dalam."

(Name) tersenyum dan mengangguk. Mereka berdua pun masuk, ternyata para anggota telah selesai latihan di lihat dari mereka yang telah ke pinggir meraih botol minum dan juga handuk masing-masing.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MANTAN || SUNA RINTAROU X READERSWhere stories live. Discover now