❄️❄️ four

1K 68 0
                                    

[COLD]

❄️

Belum direvisi!!

SELAMAT MEMBACA

Keesokan harinya dipagi yang cerah bersama keluarga Jung dengan ramai serta rengekan si bungsu yang menjadi penghangat dari keluarga impian ini.

Si sulung Mark yang usil dan si bungsu Jeno yang menjadi korban kejahilannya. Tapi itulah yang menjadi penghangat hubungan antara mereka seolah hanya ada mereka lah penduduk bumi yang paling bahagia.

Hidup dikeluarga Cemara tentu menjadi impian setiap anak didunia, right? Mempunyai orangtua lengkap, dan hidup bebas tanpa kekangan namun mendapat kasih sayang yang melimpah serta kekhawatiran jika ia sedang terluka.

Hidup Jeno sempurna. Yah, sempurna. Sampai di suatu saat kehidupan yang nyatanya sempurna itu harus ada celah yang memaksa menerobos menggores pertahanan.

Tapi semua kembali berkat adanya dukungan dari orang-orang tersayang. Walau, celah itu masihlah tersisa didalam kesempurnaan, tapi sang pemilik kesempurnaan mencoba mempertahankan apa yang sedari awal milik nya.

Seperti perumpamaan jika kaca yang retak masih bisa bersatu walau tak seindah sebelumnya.

Bahkan sekarang tawa itu kembali menghampiri walau masih ada rasa sesak yang tersisa, namun kita harus melanjutkan hidup bagaimana pun kondisi bukan?

"Mom~ liat deh abang Mark ambil jelly punya adekkk~" Adu si bungsu kepada ibunya yang sudah lelah menghadapi dua bersodara itu yang terus bertengkar, namun mereka akan saling merindukan jika tidak bertemu.

"Udah bang, jangan digangguin mulu adeknya." Lerai sang ibu yang menjadi penengah diantara cek-cok nya adik-kakak bersaudara itu.

"Iya iya, lagian seru jahilin adek tuh," balas si sulung Mark yang memilih mengalah walaupun masih ada kata ejekan akhirnya.

"Udah-udah sini makan, nanti pada telat, ini udah jam-nya berangkat sekolah, kamu juga bang katanya ada kuis pagi kok belum berangkat? Malah gangguin adeknya." Nasihat sang kepala keluarga, ayah dari Mark dan Jeno.

"LAHH??!! IYA ABANG LUPA MANA AWAL BANGET LAGI MASUK NYA, MARK DULUAN DEH NANTI SARAPAN NYA DI KANTIN, BARANGKAT YA MOM, DAD!!" Teriak Mark panik seperti orang kesetanan. Tapi walaupun begitu Mark masih menyempatkan untuk mencium pipi ketua orangtuanya.

Yang dipanggil Mommy kini yang ganti berteriak, "HATI-HATI BANG!! JANGAN NGEBUT-NGEBUT!!" Ramailah kediaman Jung dengan teriakan ibu dan anak. Yang sebelumnya ramai karena si sulung yang menjahili sang adik kini berganti.

Sabar kok saya mah, asli. - Jaehyun

"Yaudah yuk mulai makan, nanti giliran adek yang telat." Suara Jaehyun mengalihkan atensi Jeno dari kepergian sang kakak.

Lantas mereka pun sarapan dengan khidmat tanpa kehadiran si sulung. Lalu setelahnya giliran Jeno yang berpamitan, tak lupa mengcup pipi dari ibu dan ayahnya. Ini sudah menjadi kewajiban dalam keluarga mereka.

Sampai disekolah, benar saja apa kata ayahnya, Jeno telat. Bukan pertama kalinya bagi Jeno dalam situasi seperti ini, bahkan si bungsu yang manja di hadapan mommy nya akan menjadi pribadi yang lain jika sudah berada diluar area rumah.

Jeno dengan lihainya menaiki pagar samping sekolahnya yang tidaklah pendek. Jika Jeno pemula mungkin akan kesusahan, tapi untungnya dia sudah terbiasa akan hal manjat-memanjat.

COLD || JAEMJEN [HIATUS]Where stories live. Discover now