Part 6 🍃

76 10 0
                                    

🌻🌻

(Cuman mau ngasih tau, kenapa gak vote sayang)

-POV GERNALD-

Disaat saya harus pergi menghampiri opung Semu, pertama kali yang saya lihat adalah foto keluarga yang sangat besar saat pintu terbuka. Awalnya saya biasa saja, tapi seketika pandangan saya terhenti pada satu sosok laki-laki yang begitu tegas dan berwibawa berada di pinggir Opung Semu.

Tatapan di foto itu begitu tegas dan penuh keberanian, wajahnya yang garang membuat saya berfikir jika itu bukan dia, mungkin hanya mirip, dia yg saya kenal memiliki tatapan sayu, wajahnya yang imut serta rambut yang menutupi dahi.

"Dia Naren, cucuk satu-satunya opung Semu," ucap orang yang mengawal saya untuk bertemu Opung Semu. Sepertinya dia tau dengan apa yg saya pikirkan sekarang.

Naren! Sudah jelas namanya berbeda, dia Natta.

Saya masuk ke ruangan serba hitam putih disana, interior yang mewah membuat saya biasa saja menatapnya, toh rumah saya juga gak kalah mewah.

Saya liat opung Semu sedang telfonan dengan seseorang sampai tidak sadar jika saya sudah masuk, kebetulan pengawal tadi tidak ikut masuk, beliau ada di luar untuk berjaga-jaga. Saya mendengar opung Semu berkata...

"Jangan sampai Naren ingat, bawa dia ke tempat biasa dan beri obat itu." Katanya.

Apa yang terjadi dengan Naren, mengapa opung Semu begitu ketakutan jika Naren ingat.

"Ehemm" deheman saya membuat opung Semu berbalik badan dan menatap saya.

"Ahh sudah datang rupanya."

"Saya tidak banyak waktu, jadi tolong langsung ke intinya saja."

Opung Semu memberikan saya sebuah dokumen, berisi tentang pergabungan antara bisnis saya dengan nya. Tapi... Nama kepemimpinan dari opung Semu bukan dia tapi Narendra Semu. Saya seperti pernah lihat nama itu, ahh saya ingat sekarang.

Saya tersenyum miring melihat dokumen persatuan bisnis ini, mamang tidak ada kerugian jika di gabungkan yang ada hanya keuntungan jika di persatukan, tapi ayolah Narendra Semu, kamu ada di tangan saya Sekarang jika saya setuju.

"Kapan saya bertemu Naren?" Tanya saya sebelum setuju dengan persatuan ini.

"Saya akan setujui persatuan bisnis ini asalkan Naren sendiri yang memintanya." Ucap saya begitu saja dan beranjak pergi.

"Bukannya dia sering bertemu dengan mu?" Kata opung Semu membuat saya terhenti untuk membuka pintu.

"Ya, tapi dia Natta." Kata saya tanpa membalikkan badan lalu membuka pintu dan pergi.

-POV NATTTA-

Gue perlahan buka mata, gue liat sekeliling ruangan yang gak asing, ini kamar rumah gue? Woy kok bisa. Gue langsung duduk karena kaget perasaan gue tadi ada di rumah opung Semu, kok sekarang ada di rumah.

(Ini Natta abis di kasih obat yang bisa buat dia lupa sama kejadian yang baru ia alami, jadi dia cuman inget kalau dia terakhir kali ada di rumah opung)

"Udah bangun?" Tanya Gernald yang baru masuk kamar gue.

Gue yang masih bingung natap dia, sumpah gue tadi ada di rumah opung, kok sekarang ada di rumah gue sih.

Gue yang bingung nyari hp gue, gue liat jam sekarang udah jam 6 sore. Lhoo bukannya sekarang waktunya pengiriman kapal obat-obatan punya Gernald, dan bukannya gue harus gagalin pengirimannya.

Semu | BxB [Geminifourth]Where stories live. Discover now