4

523 59 8
                                    

Jungkook kembali dengan nampan berisi makanan baru untuk Jimin. Dahinya mengernyit tak menemukan presensi si mungil.

"Belum keluar juga?" Monolog Jungkook.

Lantas tungkainya melangkah ke arah kamar mandi yang masih tetutup rapat.

"Jimin? Kanapa lama sekali, bagaimana hasilnya" Ucap Jungkook penasaran pada Jimin yang masih berada di dalam kamar mandi.

Rungunya mendengar suara Jungkook namun ia enggan menyahutinya. Jimin kacau, pikirannya keruh.

"Jimin?"

"Kau punya mulut dan telinga, setidaknya jawab aku" Ucap Jungkook mulai emosi.

"Jimin?!"

Masih tak di gubris oleh Jimin, membuat dada Jungkook memanas menahan letupan emosi. Ingat Jungkook bukanlah orang yang sabar.

"Once again you don't answer then I will really break down this door!" Teriak Jungkook.

Namun sebelum Jungkook melancarkan ancamannya pintu kemar mandi itu lebih dulu di buka oleh Jimin. 

Raut Jungkook yang sudah mengeras seketika berubah panik melihat penampilan berantakan Jimin matanya sembab dengan rambut yang acak-acakan.

"Kau kanapa Jimin? Kanapa, kau menangis" Tanya Jungkook khawatir.

Menatap Jungkook nyalang, melihat raut khawatir Jungkook bukannya membuat Jimin senang, emosinya semakin meletup-letup untuk pemuda itu.

"Ini semua karnamu! Aku membencimu Jungkook! Aku membencimu hiks.. Aku menyesal memiliki anak sepertimu kau telah menghancurkan hidupku!" Tariak Jimin pada Jungkook, tak peduli jika jika Jungkook akan memukulnya, Jimin hanya ingin menunjukan kekecawaannya menunjukan kebenciannya pada pemuda biadab di handapannya yang sayangnya adalah putranya sendiri.

Jimin telah menciptakan moster untuk dirinya sendiri.

"Beraninya kau!"

Jungkook mencengkram bahu Jimin erat tak terima di teriaki oleh Jimin.

"Apa?! Kau mau memukulku? Pukul saja, aku tak takut! Habisi saja nyawaku kalau perlu!" Jimin kembali berteriak, jika hidupnya akan berakhir di tangan Jungkook hari ini juga Jimin tak peduli, labih baik dia mati dari pada hidup dengan dosa besar ini.

Plak!

Satu tamparan keras mengenai wajah Jimin sampai tubuh mungil itu terhuyun ke lantai.

"Bunuh saja aku hiks.. Bunuh.." Isak Jimin sambil memegangi pipinya yang berdenyut nyeri.

Jungkook menunduk, mencengram kuat rahang Jimin.

"Kau benar-benar ingin ku bunuh rupanya, tidak semudah itu sayang" Ucap Jungkook dengan tampang mengerikanya.

Jimin berontak matanya menatap Jungkook nyalang.

Cuih..

Jimin meludahi muka Jungkook setelah cengkraman pada rahangnya dilepaskan.

"Kau?!"

Jungkook menggeram murka, lantas melayangkan kepal pada tubuh Jimin, membabi buta tubuh mungil yang sudah tak berdaya bak orang kesetanan.

Napas Jungkook memburu manatap kosong pada Jimin yang sudah tak sadarkan diri setelah dia hajar. Sampai pandangan Jungkook tertujuh pada benda pipi yang berada di genggaman tangan Jimin.

Jungkook lantas mendekat mengambil alat test tersebut.

Mata bambinya membulat terkejut, tatkala melihat hasil dari test yang Jimin lakukan tersebut.

ObsesionWhere stories live. Discover now