"Masih gelap di luar Yasmin. Memangnya apa yang akan kau lakukan padaku untuk persiapan ke pesta di kerajaan?" Tanya Thalia dengan nada sedikit meninggi karena kesal.

"Maafkan saya nona telah menganggu istirahat nona. Tapi, kalau tidak bersiap-siap dari sekarang nona akan terlambat. Nona akan di rawat dan di pijat seluruh tubuh dulu sebelum mandi," Jelas Yasmin tanpa berani menatap lawan bicaranya.

"Seperti spa maksudmu?" Tanya Thalia yang perlahan turun dari ranjangnya.

"Maaf, SPA itu apa nona?" Yasmin bertanya balik.

Thalia menghela nafas panjang "SPA itu seperti perawatan tubuh, pijat, lulur, masker semuanya mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hasilnya mereka akan glowing," Jelas Thalia menggunakan bahasa asingnya, Yasmin mencoba memahami meskipun mengerti sedikit.

Akhirnya Thalia pasrah di giring Yasmin kemana pun Yasmin tuju, Thalia menurut saja yang penting ia masih bisa memejamkan matanya sembari tubuhnya mendapatkan pijatan-pijatan lembut dari para pelayan yang sedang bertugas membuat Thalia cantik dari ujung rambut sampai ujung kaki.

***___***

Duke Aaron dan Alexandros sudah siap dan menunggu kedatangan adiknya. Kedua mata Ayah dan Kakak Nathalia itu melebar, mereka terpesona melihat sosok Nathalia dengan penampilannya yang sungguh sangat cantik dan terkesan kalem tapi tidak meninggalkan kesan anggunnya.

Gaun ungu kalem yang sangat pas di tubuh langsingnya, setiap kaki jenjangnya melangkah--gaun ringan itu setia berayun lembut menambah pesonanya yang luar biasa, tatanan rambut yang cantik terkepang merambat berhiaskan aksesoris kepala yang simpel di kanan kiri sisi wajahnya dan rambut tergerai bergelombang ke belakang.

Polesan make upnya juga natural tidak berlebihan membuat kadar kecantikan Thalia bertambah berkali-kali lipat. Ia sendiri juga melongo kaget saat melihat pantulan dirinya di cermin.

'Beruntungnya Nathalia memiliki fisik sempurna bak bidadari!' gumam Thalia dalam hati setelah melihat kedua pria tampan di depannya mematung dengan mata masih setia melihat ke arahnya.

Thalia berhenti di depan kedua pria tampan itu dengan jarak 1 meter, ia tertawa melihat Ayah dan Kakaknya yang memasang ekspresi melongo dan mata tak berkedip saat melihatnya--ekspresi keduanya benar-benar tak terduga.

Maklum saja Nathalia asli biasanya berpenampilan terlalu berlebihan seperti badut dan sekarang tubuh Nathalia bersemayam jiwa baru sudah pasti akan merubah semua yang berlebihan menjadi luar biasa--ia jadi seperti ratu dengan kecantikan yang luar biasa, Thalia memuji dirinya sendiri dalam hati.

"Menungguku?" Tanya Thalia setelah beberapa lama mengamati keduanya tampak tak ada perubahan. Duke Aaron dan Xandros mengerjap sadar dari lamunannya.

"Tentu, ayo kita berangkat!" Kata Duke Aaron tertawa canggung dan menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Ada dua kereta dan terjadi sedikit perdebatan memperebutkan siapa yang menjaga Thalia dan siapa yang mengalah untuk duduk sendiri. Gadis cantik itu menghela nafas panjang.

"Tidak cukup kah kalau kita bertiga satu kereta?" Ujarnya melerai perdebatan dan di sambut gelengan kompak.

Thalia mengangguk pelan, "Ayo! lekas kita naik dan berangkat!" Sahutnya lagi kemudian naik terlebih dahulu ke dalam kereta kuda.

Perjalanan dari Mansion Zeygrav ke Kerajaan Orthello membutuhkan waktu 1 jam dengan mode jalan santai. Mereka juga tidak terburu-buru karena memang berangkat lebih awal. Thalia mendengus kesal, matanya benar-benar berat. Sesekali ia terjatuh tertidur dan berakhir kepalanya terantuk pelan ke jendela. Melihat itu Xandros pindah duduk di sebelah adiknya dan menawarkan bahunya. Thalia awalnya menolak, tapi matanya tak bisa diajak kompromi akhirnya ia tidur sebentar dengan bersandar di bahu Xandros.

***___***

Ballroom kerajaan sangat luas dan sudah tertata apik berbagai dekorasi dan ornamen-ornamen mewah. Penghuni kerajaan benar-benar akan merayakan pesta untuk Putra Mahkota.

Raja Liam dan Ratu Julie memasuki ruangan menuju singhasananya dengan jubah kebesaran kerajaan berwarna merah berlapis emas dan sepasang mahkota apik bertengger di kedua kepala penguasa Orthello tersebut.

Dengan wajah penuh senyum sumringah Raja Liam membuka sambutannya. "Selamat datang di Kerajaan Orthello!" Ujarnya kepada semua tamu.

Suara riuh tepuk tangan saling menyahuti tatkala sang Raja memberikan sambutannya, "Puji syukur kita haturkan kepada junjungan kita Dewi Keabadian yang telah memberikan kita semua kesehatan untuk berkumpul di kerajaan kita tercinta ini dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Putra Mahkota Ricard Ellenius dengan tanpa halangan suatu apa pun," Suara bariton Raja memenuhi ruangan, ia tampak sangat berwibawa.

"Saya Raja Liam Ellenius mewakili seluruh keluarga kerajaan mengucapkan terima kasih kepada hadirin karena telah menyempatkan waktunya untuk memenuhi undangan kami, serta mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam menyambut masih banyak kekurangannya."

Seluruh penghuni ballroom menatap Raja Liam yang mulai mengangkat gelas berisi wine berwarna merah, ia mengangkat gelasnya tinggi seperti hendak mengajak bersulang bersama. "Selamat menikmati hidangan yang telah kami persiapkan! Dan, mari kita sambut, Putra Mahkota Kerajaan Orthello, Pangeran Ricard Ellenius!" Seru Raja Liam.

Seluruh mata beralih menatap kearah pintu besar yang terbuka lebar, tampak pria gagah berjubah biru navy berlapis emas memasuki ruangan, sorot matanya tegas tanpa ada rasa canggung sedikitpun. Dan di sampingnya, seorang wanita menemani setiap langkah Ricard dengan anggun. Ia menggunakan gaun senada dengan Putra Mahkota.

Wajah cantik nan kalem, rambut pirangnya tertata cantik dengan aksesoris menambah kesan elegan dirinya. Salsabila Snowhite berjalan anggun dengan tangan menggandeng lengan Putra Mahkota, ia tersenyum manis kala melihat beberapa tamu melemparkan senyum sapa padanya, mereka berdua memasuki ballroom bersama.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now