5|Help and You

339 11 0
                                    

Happy Reading
-oOo-

"Ya ampun ra! cepetan sana lu ketuk pintunya, " ucap Ayana kesal untuk kesekian kalinya.

"Gak! " kekeh Khalisa tak mau kalah.

Khalisa dan Ayana saling berdebat dan dorong-dorongan, mereka berdua itu sama keras kepala enggak ada yang mau mengalah. Tiba-tiba pintu terbuka munculah Yusuf dengan raut wajah dingin dan mata yang tajam seakan ingin menerkam mereka.

"Aaaaaaaa, " pekik keduanya terlonjak kaget.

Yusuf menatap mereka dengan tajam kemudian mengalihkan pandangannya. Ayana bingung disini dia berperan sebagai apa dan mau ngapain? Mau kabur tapi sudah terlanjur masuk ke lubang buaya.

"Sampai kapan kalian mau berdiri di depan pintu terus? Kalian ini mahasiswa, tapi sikap kalian tidak mencerminkan sebagai mahasiswa terpelajar! "

Keduanya membisu tak berani menjawabnya sedangkan wajahnya mendadak berubah menjadi pucat pasi mendapat tatapan tajam dari dosen killernya, sifat bar-barnya yang dimiliki oleh Ayana pun seketika hilang.

"Selain tidak punya sikap kalian juga tidak punya mulut untuk menjawab? "

Ayana mencubit pelan pergelangan tangan Khalisa, sang empu meringis pelan dengan sangat terpaksa dia menuruti kode Ayana.

"Ada perlu apa, nyuruh saya kesini pak? " tanya Khalisa dengan kepala menunduk karena sedikit gugup.

"Ikut saya! "

Khalisa dan Ayana saling bertukar pandang, setelah itu mereka berdua masuk ke ruangan dosen killernya dengan perasaan takut.

"Ambil dan fotocopy semuanya! " perintah Yusuf tanpa dibantah.

"Apa ini pak? " Khalisa melebarkan matanya kaget melihat beberapa tumpukan dokumen.

"Aduh ra, perut gue mules banget gue izin toilet bentar ya " bisik Ayana setelah itu beranjak pergi.

Kini hanya ada mereka berdua, Yusuf dan Khalisa yang berada di ruangan dosen. Entah kenapa tiba-tiba rasa takut mulai menyerang Yusuf, dia berdehem pelan untuk mencairkan suasana.

"Ya itu, dokumen yang harus di fotocopy. "

Mendadak mood Khalisa berubah menjadi 180° dari yang sedikit agak kesal sekarang menjadi sangat kesal, marah dan tatapannya berubah menjadi dingin.

Khalisa bergerak maju ke meja milik dosen killernya itu, tanpa rasa takut dia mencondongkan wajahnya tepat berada di depan wajah Yusuf.

"Kenapa harus saya?!! " tanya Khalisa dengan nada yang sedikit meninggi.

Yusuf menelan salivanya susah payah, hampir saja wajah keduanya menempel jika Yusuf tidak bergerak mundur lebih cepat. Besar sekali nyali gadis itu pada dosennya sendiri.

"Mundur! Atau saya kasih nilai D di tugasmu, mulai sekarang jaga jarak 1 meter dengan saya "

Sontak Khalisa tersadar dengan ucapan dan perbuatannya itu, dia pun kembali ke posisi semula dan sedikit lebih mundur.

Khalisa berdiri kaku, dia sangat malu sekali dengan sikap gegabahnya. Sekarang Khalisa bingung harus ngapain? Mau kabur tapi nanti dapat omelan dan hukuman. Sudahlah lebih baik dia diam menunggu perintah dari Yusuf saja.

Hampir saja bikin jantung saya copot. batin Yusuf.

"Masih ingat dengan ucapanmu waktu itu?"

"Ucapan yang mana pak? " tanya Khalisa pura-pura tak tahu, padahal tentu saja ia sangat ingat ucapannya pada saat itu.

HI, GANTENG! (Revisi)Where stories live. Discover now