Gojou Satoru, dikenal sebagai yang terkuat. Selalu terlihat konyol tapi tidak pernah memperlihatkan perasaan aslinya, begitupun dengan perasaannya untuk Utahime.
Karena bagi Satoru, memiliki seseorang yang berada di sisinya, seperti sebuah kelemahan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
credit to owner
maaf gengs, baru bisa update lagi, besok aku bawa cerita baru soalnya kalau hari ini kemalaman, di aku udah jam 9
****
Bintang yang nampak sejajar di atas sana serta langit yang bersih dari awan, menjadi hal menyenangkan untuk Satoru pandangi, ia tidak suka melihat ke atas dulunya tapi semenjak beberapa kejadian yang tidak terduga, membuatnya pikirannya seolah menemukan ketenangan setiap kali melihat ke arah langit. Bintang-bintang di atas sana seperti sebuah harapan, harapan orang-orang yang dihatinya masih memiliki keyakinan.
Kacamata hitam dan menarik perhatian orang-orang, mengenakannya di malam hari seolah menjadi hal yang aneh bagi sebagian orang, mereka tidak mengerti karena mereka bukan Gojou Satoru. Kaos putih yang terlihat santai tapi juga berkelas hanya karena Satoru yang mengenakan, tidak lupa celana panjang hitam dengan kedua kantungnya di isi oleh tangan Satoru sendiri.
"Dia tampan sekali."
Satoru tidak mengelak bisikan dari pada gadis yang melewatinya, karena memang ia setampan itu. Ia mengakuinya dan selalu percaya pada dirinya sendiri.
"Gojo..."
Menutup matanya sejenak, untuk beberapa detik Satoru menikmati panggilan barusan. Ia menoleh ke arah samping dan tersentak di tempatnya berdiri begitu melihat tampilan Utahime.
Yukata musim panas bewarna biru gambar bunga sakura dengan obi tied bewarna merah, rambut panjangnya disanggul ke belakang lalu dihiasi dengan pita bewarna senada dengan obi tiednya, ada dompet kecil memuat beberapa barang. Serta sandal tradisional yang nampak pas di kaki berbalut kaos kaki itu.
Ia menggigit bibir bawahnya, begitu sesuatu yang tidak lagi asing menjalar di hati.
"Kau tidak mengenakan Yukata?"
Satoru menggeleng, ia tidak berpikiran sampai ke sana. Terlepas ia juga benci mengenakan pakaian tradisional.
"Eii... bagaimana mungkin kau mengajakku ke festival musim panas tapi tidak mengenakan Yukata?"
