03

6.6K 1.2K 483
                                    

🌻Aku kasih note di awal biar dibaca.🌻
Sebelumnya udah aku sampaikan kalau aku nggak bisa update rutin, jadi jangan tungguin updatenya tiap hari. Ini udah kusampaikan di Prakata, tapi seperti ya nggak banyak yang baca karena kemarin aku masih dapat banyak DM ngingetin update.

InsyaAllah kalau memang waktuku bisa memungkinkan update tiap hari ya aku update tiap hari. Kalau enggak ya mohon maaf. Seenggaknya kubikin 2 hari sekali bisa update.

Terima kasih ya yang udah ngerti.

🌻🌻

            Tidak ada yang berbeda bagaimana Nyala memperlakukan Rara setelah tahu jika mereka ternyata punya rasa yang sama. Prinsipnya, tidak akan membuat ikatan apapun selain pernikahan.

            Perihal hubungan antara Sekar dan Banu, Nyala sempat membahas itu dengan sahabatnya. Benar, Banu mengakui hubungan mereka. Hal gila yang membuat Nyala jadi segan karena sering membicarakan hal buruk tentang Sekar di depan Banu tetapi sahabatnya itu tidak mempermasalahkan.

            Hubungan mereka ternyata berawal dari perjodohan tetapi keduanya tidak saling mempermasalahkan. Namun, Sekar memberi syarat untuk bersikap saling tak acuh di sekolah.

            Melepas semua urusan pribadi. Nyala mulai fokus menyelesaikan sekolah dan mempersiapkan diri dengan seleksi penerimaan calon Taruna Akmil. Ketika di akhir semester teman-temannya memikirkan akan wisata perpisahan di mana, Nyala justru sudah sibuk melakukan beberapa tes sampai bisa berada di sidang Pantukhir tingkat Panda.

            Meski sangat khawatir dan kurang percaya diri dengan para Taruna lain, akhirnya Nyala bisa melewati tahap demi tahap ujian seleksi. Sampai hari pengumuman itu tiba. Semua Catar dibariskan di halaman Kodam V Brawijaya Surabaya. Para orang tua juga sudah menunggu di luar pagar ikut menanti dalam harap cemas.

            Tidak semua Catar yang ada di sana akan melanjutkan langkah ke Magelang. Satu per satu nama dipanggil dan dipersilakan  untuk masuk ke dalam gedung. Nyala hanya bisa menunduk, takut jika kedatangan orang tuanya akan terbalas kekecewaan.

            Sudah. Ketua sidang Pantukhir tidak lagi menyebutkan nama dan hanya diam menatapi para Catar di depannya. Termasuk Nyala.

            "Kalian semua yang tersisa di lapangan ini ... selamat, kalian dinyatakan lolos!"

            Riuh teriakan dari para Catar dan orang tua di depan pagar. Tangis haru, peluk dan sujud menjadi lambang syukur atas balas perjuangan mereka.

            Setelah barisan dibubarkan, pimpinan memberi izin untuk mereka bertemu keluarga sebelum besok akan berangkat langsung ke Magelang.

            Nyala langsung mencari keluarganya di antara ratusan keluarga Catar lain. Matanya menelisik satu per satu orang sampai ia mendapati ayahnya melambaikan tangan sambil berteriak, "Mas! Ayah di sini, Mas!"

            Berlarilah ia membelah kerumunan orang dan memeluk ayahnya kemudian bersimpuh di kaki kedua orang tuanya. Namun, Bumi langsung menarik dan memeluknya sambil terus mendapat ucapan selamat dari ibu dan kedua saudara perempuannya.

            "Mas Nya! Selamat, yaaaaa!" Misha memberikan sebuah bucket bunga, seiring dengan Kanika yang memberi bucket snack.

            "Makasih, Mbak ... Dek ...." Nyala terpaku karena ia baru sadar ada Rara di dekat kakak dan adiknya. "Kok, kamu bisa ikut, Ra? Sama siapa?" Cepat-cepat ia menyeka bersih bekas air matanya.

            "Adek ajakin, Mas. Kata Mas Banu, Mas Nyala suka sama Mbak——"

            Buru-buru Nyala membungkam mulut Kanika. "Jangan gacor kamu, Dek!" bisiknya membelakangi Rara. Baru dilepas usai adiknya mengangguk paham dan ia menatap Rara lagi dengan tersenyum canggung.

JatukramaWhere stories live. Discover now