14.

667 61 4
                                    

Di sebuah kamar, dua pemuda tampak sedang tertidur nyenyak. Ah tidak, salah satunya sudah terbangun, tapi tetap diam saat sadar tubuhnya dijadikan guling.

"Baby, wake up" Bisik Jaemin.

Jeno mengerjap, matanya perlahan terbuka menatap tepat ke arah Jaemin yang menatapnya lembut.

"Good morning, baby" Sapa Jaemin, suaranya terdengar lebih berat dari biasanya.

"Morning too" Balas Jeno sambil menguap. 

"Masih mengantuk?" tanya Jaemin. Jeno berdehem, Jaemin mengangguk ia melirik kearah jam yang ada di atas nakas, 05:45.

"Yasudah, tidur lagi saja ya. Hari ini kan ga sekolah" Usul Jaemin sambil mengelus surai namja itu.

"emm, boleh deh. Tapi pelukk" Rengek Jeno. Jaemin terkekeh gemas, ia memeluk tubuh Jeno, mencium surainya sayang. Ia merasa gemas saat melihat Jeno sudah terlelap dengan cepatnya.




Tangan Jeno bergerak meraba ranjang disebelahnya. Matanya terbuka saat dirasa sebelahnya kosong.

"Jaemin" Panggilnya. Tak ada yang menyahut, ia beranjak duduk. Mengusak rambutnya lalu brrlahan bangkit menuju kearah kamar mandi. Mencuci mukanya dan kembali kekamar. Jam menunjukkan sudah pukul 10 pagi.

Ia berjalan keluar kamar, mencari keberadaan Jaemin yang entah kemana.

"Jaemin" Panggilnya. Ia menatap kearah beberapa maid yang tampak sedang berkerja.

Karena malas mencari, akhirnya ia kembali kekamar. Berniat untuk mandi dan menyegarkan diri.



Jaemin mengendarai mobil nya dengan santai, ia baru saja pulang dari Perusahaan nya karena salah satu karyawan mengabarkan ada tikus berdasi di sana. Hal itu membuatnya geram dan kesal.

Mobil bmw hitam miliknya itu berhenti mendadak saat seorang anak kecil berlari ke tengah jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mobil bmw hitam miliknya itu berhenti mendadak saat seorang anak kecil berlari ke tengah jalan.

"Sial!"

Jaemin keluar dari dalam mobil, menghampiri anak kecil itu yang sedang meringkuk ketakutan.

"Hey, kamu ga papa?" Tanya Jaemin. Ia berjongkok menatap anak kecil itu.

"Hiks, hyung...bawa aku pergi" Lirihnya sambil terisak pelan. Jaemin menatapnya bingung lalu menoleh kearah seorang wanita tua yang datang

"Dasar anak nakal!" Bentak wanita itu sambil memukuli anak kecil itu, mengabaikan orang-orang yang perlahan berkumpul karena penasaran.

"Hiks, sakit" Rintih si anak kecil. Jaemin menarik anak kecil itu melindunginya dibalik tubuhnya.

"Nyonya, anda tidak seharusnya kasar pada anak kecil" Ujar Jaemin datar.

"Apa urusannya denganmu hah?! Kalau tidak di pukul dia akan terus mengulanginya!!" Teriak wanita itu. Ie mencoba menarik kembali anak kecil itu dari balik Jaemin.

Sekali gerakan, wanita itu sudah terduduk di jalanan, mendongak menatap Jaemin terkejut. Pemuda itu menendangnya?!..

"Kau!?..."

"Sudah saya katakan, jangan kasar pada anak kecil!" Ujar Jaemin tegas. Wanita itu menggeram, ia menatap sekeliling dimana ada orang-orang yang menatapnya sinis dan berbisik sambil melirik nya.

Dengan menahan amarah, ia bangkit berjalan menjauh menerobos kumpulan orang-orang itu.

Jaemin berbalik, ia berjongkok mengusap air mata anak itu.

"Sudah, jangan menangis lagi. Kamu aman jika bersamaku" Ujar Jaemin lembut. Ia menarik anak kecil itu, membawanya masuk kedalam mobilnya dan mendudukkan nya dikursi samping kemudi.

"Jadi, itu ibumu?" Tanya Jaemin. Anak kecil itu menggeleng pelan, ia menatap Jaemin dengan polos.

"Ibu membeliku dari tempat lelang, seminggu yang lalu" Jawabnya. Jaemin tersedak angin, ia memberhentikan mobilnya ditepi jalan lalu fokus menatap anak kecil itu.

"Tempat lelang?" Tanya Jaemin lagi.

"Huum, ditempat lelang aku selalu dipukul. Rasanya sakit, tapi kata Paman di pelelangan itu karena aku nakal makannya aku dipukul" Jelasnya lagi. Jaemin menelisik wajah anak kecil itu, ia bercerita dengan menatap Jaemin polos.

"tubuhmu ada yang sakit?" Tanya Jaemin. Bocah itu mengangguk.

"Semuanya terasa sakit" Balasnya.

"Dimana saja??" Tanya Jaemin, ia membuka perlahan pakaian bocah itu lalu terdiam. Banyak bekas cambukan dan lebam ditubuhnya. Dan.....kissmark? Bitemark?

"Ini, ini, disini dan kepalaku juga sakit" Jawab bocah itu sambil menunjukkan beberapa titik yang dirasa sakit. "Oh, lubang pantatku juga sakit"

Entah kenapa rasanya jiwa Jaemin jadi panas kala mendengarnya. Bocah umur 9 tahun ini dijadikan pemuas nafsu?! Bajingan bangsat.

"Apa yang mereka lakukan sampai pantatmu sakit?" Tanya Jaemin, giginya menggertak karena menahan amarah.

"Mereka memasukkan milik mereka, katanya akan enak tapi engga itu sakit banget. Aku ga suka" Sungutnya.

Wah, sejahat-jahatnya Jaemin ia juga masih punya hati nurani. Ini bocil anjir masih 9 tahun, masih sd keknya. Kalau mau dibunuh ya bunuh aja langsung, gausah dijadikan pemuas nafsu juga!

Jaemin mencoba tersenyum. "Kamu ingat ga tempat lelang nya dimana?" Anak kecil itu menatap Jaemin dengan panik dan takut.

"Kenapa?? Hyung mau mulangin aku kesana?! gamau Hyung, nanti dimasukin lagi, ga sukaa nanti sakitt" Rengek nya.

"Engga, cuma nanya aja. Jadi masih ingat ga?" Tanya Jaemin lagi. Bocil itu mengangguk pelan.

"Dijalan xxxx"

Jaemin mengangguk, ia tau pelelangan yang ada disana. Ia melepaskan jas miliknya memakaikannya ketubuh anak kecil itu. Terlihat tubuh mungil itu tampak tenggelam di balutan jas Jaemin.

Ia lalu kembali menjalankan mobilnya, kembali ke mansion. Takut sang tunangan sudah terbangun dari tidurnya.

Jeno menoleh kearah pintu, disana ada Jaemin yang masuk dengan wajah marah. Entah apa yang membuatnya marah, tapi yang pasti Jeno segera menghampirinya dan memeluknya.

"Kamu kenapa? Jangan marah" Kata Jeno. Jaemin tersenyum tipis, ia balas memeluk tubuh Jeno.

Ia menggendong Jeno ala koala, lalu duduk di tepi ranjang membiarkan Jeno duduk di pangkuannya. Keduanya hanya diam, Jeno sedari tadi terus mengusap rambut Jaemin dengan lembut.

"Jeno" Panggil Jaemin. Jeno berdehem, ia menatap lelaki didepannya. Tatapan laki-laki itu terlihat gelisah dan cemburu? Jeno tersenyum.

"don't worry, i belong to you" Ujar Jeno lembut. Jaemin tersenyum, ia mengeratkan pelukannya membuat tubuh mereka semakin dekat. Benar untuk apa ia takut, namja manis ini miliknya. Siapa yang berani mendekati miliknya, hari itu akan menjadi hari terakhirnya melihat dunia.

Tbc...

Mr. Psychopath || JaemjenWhere stories live. Discover now