“Pak guru Huang benar? ” Alana yang bau saja muncul dengan membawa beberapa tangkai bunga matahari tiba-tiba menyapa pria tadi. Pria itu awalnya sedikit linglung, tapi begitu mengingat gadis itu dia kemudian menjadi sangat senang.

“Alana!” teriaknya tiba-tiba,membuat Mark dan Taeyong  menatap kedua orang itu aneh. Alana segera memberikan bunga mataharinya ke kakaknya. Kemudian ia segera duduk di samping pria yang ia panggil dengan sebutan 'Pak guru Huang'. Dilihat dari manapun,pria itu punya sentuhan ketimuran di gennya. Rambut hitam yang lebat,hidung yang tidak terlalu mancung namun terbentuk apik. Bibir tebal penuh yang menawan,Taeyong akui dia memang tampan.

“Jadi anda adalah ibunya Alana? Saya pikir Alana mungkin orang kaya raya mengingat ia selalu di jemput dengan sopir dan di kawal beberapa bodyguard. Tapi ternyata saya salah,Alana orang biasa,” oceh pria itu lagi.

“Anda...berbicara rasis lagi.” Taeyong hanya mampu menghela nafasnya. Ia jadi khawatir menitipkan anaknya kepada orang yang bisa memberikan contoh buruk kepada anak-anaknya. Apakah Ana harus pindah sekolah? Taeyong pikir,mungkin Jaehyun akan setuju jika Alana dipindahkan mengingat salah satu gurunya seperti ini. Satu guru yang seperti ini saja membuat Taeyong tidak nyaman, apalagi kalau semuanya.

“Astaga! Maafkan saya.saya tidak bermaksud.sungguh,saya benar-benar minta maaf.Tolong jangan marah,ibu.Aduh,mulut saya memang suka begini sendiri. Terkadang saya menyesal.”

“Tunggu dulu,ibu? Anda rasis lagi!”

“Apa? Saya? Lagi? Benarkah? Di bagian mana kalau saya boleh tahu, ibu?”

“Pak guru Huang. Orang yang disana itu bukan Mommy Lana. Tapi Papa Lana.”

“APA?!” Pria itu jelas sangat terkejut melihat keadaan Taeyong. Jika dilihat dari manapun, Taeyong itu cocok dikatakan perempuan.Wajah semanis itu,tidak pantas jika dia seorang lelaki. Dunia ini memang tidak adil. Tapi guru Huang masih di dalam zona stoknya. Ia tidak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi. “Tapi,perut anda...” guru Huang melihat wanita atau pria itu menepuk jidatnya sebentar dan keluar dari konter.Dia duduk di samping guru Huang dan mulai menjelaskan sedikit demi sedikit.



.....



“Papa apa tidak apa-apa jika Papa menceritakan semua hal kepada orang lain?.” Mark baru saja menutup pintu toko bunga mereka. Hari sudah cukup sore,waktunya untuk mandi dan pulang ke rumah besar mereka. Alana sedang mengambil sisa-sisa bunga yang menurutnya Cantik,ia ingin memberikan bunga itu untuk ibunya dan Taeyong sama sekali tidak keberatan.

“Dia bukan orang lain Mark,dia guru Lana.” Taeyong berjalan ke dalam rumahnya yang diikuti oleh Mark.

“Tapi kau...”

“Kenapa Mark?”

“Kau bilang kau pengasuh kami.Aku tidak suka.Kau adalah Papa kami.”

“Tidak apa-apa,Mark.Lebih baik seperti ini.Aku tidak ingin Alana di-bully oleh teman-temannya jika mereka tau kalau Daddy-nya punya selingkuhan.”

“Papa.” Mark memeluk Taeyong dalam. Semakin lama Mark semakin tinggi,bahkan lebih tinggi dari Taeyong beberapa Senti.

Sekitar setengah jam kemudian,Mark dan Alana dijemput oleh sopir mereka. Tidak biasanya Jaehyun tidak menjemput anak-anaknya sendiri. Taeyong tidak mengerti,apakah memang pria itu sesibuk ini? Terakhir kali Jaehyun tidak menghubungi Taeyong karena Rosaline bangun dari koma. Apa ini ada sangkutannya lagi dengan Rosaline? Taeyong tidak tahu. Lebih baik dirinya mandi dan langsung beristirahat,tidak baik dirinya memikirkan hal yang tidak-tidak saat ini. Kehamilannya sudah cukup besar,tidak boleh terjadi apa-apa sebelum anaknya lahir.

Di malam hari,ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Taeyong.ia tidak tahu siapa yang datang bertamu pada malam hari seperti ini. Melalui lubang kecil di pintunya, Taeyong melihat seseorang disana. Ia kaget,kenapa orang itu harus bertamu malam-malam?  Jaehyun pernah melarangnya untuk membukakan pintu bagi orang lain di malam hari jika orang itu bukanlah dirinya. Tapi biar Taeyong tegaskan lagi,Pak guru Qian bukanlah orang lain.

“iya? Ada yang bisa saya bantu pak guru Huang?” Taeyong bertanya kepada orang yang berprofesi sebagai guru anaknya itu sopan.

“Panggil saja Lucas.Tidak perlu terlalu sopan jika di luar lingkungan sekolah.”

“Ah ya.Apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?”

“Saya baru sadar kalau kita belum memperkenalkan diri.Tapi bisakah saya masuk?”

"Oh astaga, silahkan." Taeyong membawa pria itu masuk ke dalam rumahnya,mempersilahkannya duduk di kursi indah pilihan dan hasil dekorasinya. Taeyong meminta waktu sebentar ke dapur untuk membuatkan teh. Hari ini dia menggunakan aroma mawar. Tidak hanya teh, Taeyong juga membawakan sepiring
untuk tamunya yang entah punya tujuan apa berkunjung malam-malam.

"Wah, saya sungguh merepotkan Anda... eum..."

"Taeyong, panggil saja seperti itu" ujar Taeyong sambil memberikan secangkir teh untuk Lucas dan secangkir lagi untuk dirinya. Tak lupa ia juga mempersilahkan Lucas untuk meminum dan memakan camilan yang Taeyong bawa.

"Salam kenal, Taeyong. Sepertinya kau lebih muda dariku." Lucas mengambil tehnya dan mencoba. "Wow, ini... mawar?" Pertanyaan Remi dibalas anggukan oleh Taeyong.

"Nenekku juga suka buat teh aroma, tapi ia lebih suka yang mainstream.Greentea, thai tea, melati kadang-kadang, mawar pernah, ya dan lain-lain. Tapi rasanya selalu berbeda-beda setiap dia membuat aroma yang sama. Waktu itu,saya pernah dibuatkan teh aroma mawar, tapi entahlah. Rasanya berbeda dari
yang ini. Lebih enak yang ini." Lucas mengangkat cangkir yang tadi Taeyong berikan kepadanya.

"Benarkah? Terima kasih." Taeyong senang ada orang lain yang memuji teh buatannya.

"Tapi, ada maksud apa ya Anda datang ke sini malam-malam?"
Lucas tertawa sebentar. "Maafkan saya, istri sahabat saya baru saja melahirkan dan saya tidak tau apa yang harus saya bawa untuk menjenguknya. Dan saya ingat! Tadi siang, setelah saya memberikan karangan bunga dari toko ini, nenek saya sangat menyukainya. Jadi, kupikir mungkin... ah maksudku, saya... sangat
berharap Anda bisa merangkaikan saya satu bunga untuk malam ini saja."

"Tidak perlu terlalu formal. Tapi toko ini sudah tutup."

"Ah baiklah. Ya, aku lihat. Tidak bisakah kamu buatkan aku satu rangkaian untuk malam ini saja? Besok-besok jika aku membutuhkan rangkaian bunga lagi, aku akan datang di jam kerja saja, janji. Bolehkah?"

Taeyong orangnya tidak tegaan, jadi dia terpaksa membuatkan karangan bunga yang  cukup besar untuk Lucas, orang itu sendiri yang minta. Beberapa anyelir pun
menjadi pilihan Taeyong, tidak lupa beberapa bunga-bunga dan daun yang akan membuat bunga itu menjadi lebih indah lagi.Setelah mengucapkan terima kasih,Lucas segera pergi dari rumah Taeyong.

Tidak hanya malam itu, Lucas terus saja datang ke toko bunga Taeyong Dengan alasan ingin menjenguk orang sakit, ulangtahun, meninggal, wisuda, dan lain-lain. Apa Lucas tidak bisa memilih hadiah lain apa? Taeyong merasa deja vu. la merindukan Jaehyun
meski Mark dan Alana sering datang untuk membantunya, mereka tetap tidak tahu apa alasan Jaehyun menghindari Taeyong. Tidak hanya Taeyong, anaknya juga merindukan Daddy-nya.






Tbc.

Masih ada yg baca nggak sih remake cerita ini?

Kira² kalo nama Alana diganti, ngaruh juga nggak sih? Saran dong mau diganti atau jangan.

Udah gitu doang,thank you buat kalian yg udah baca remake ini.
Pai Pai👋

Rabu,¹³/Desember/²⁰²³

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now