⏳ 01 | Welcome back

Start from the beginning
                                    

"Zayyan!" teriaknya menggelegar.

Tanpa basi-basi Sing segera bergegas menghampiri Zayyan, berlari menerjang pemuda yang lebih tua 2 tahun darinya.

Zayyan menyambut dengan senang hati, merentangkan tangannya dengan senyum merekah. Terhitung sudah 4 tahun sejak mereka tidak bertemu, Sing benar-benar tidak berubah. Teman masa kecilnya itu selalu saja memperlakukannya seperti anak kecil.

Seperti sekarang ini, tanpa mengubris reaksi orang-orang disekitarnya Sing langsung mendekap tubuh Zayyan, memutarnya, mengakibatkan tubuh Zayyan terangkat.

Sing memang selalu begini, tidak kenal tempat! Zayyan menepuk pelan punggung Sing. "Sudah, turunkan aku."

Sebenarnya Zayyan tidak masalah, dia sudah cukup terbiasa dengan perlakuan Sing padanya. Tetapi begitu menyadari adanya beberapa pasang mata yang terlihat menatap aneh pada mereka ada baiknya mereka menghentikannya.

Sing berhenti, melonggarkan dekapannya agar bisa menatap wajah Zayyan, wajah yang sekian lama tidak dia lihat.

Senyum lebar tersunging diwajah Sing, lalu memindahkan posisi tanggannya yang melingkar di pinggang Zayyan dan beralih melingkari leher, memeluknya lagi.

"Aku merindukanmu," ujar Sing lembut.

Zayyan tersenyum membalas pelukan Sing. Gantian kini dia yang melintangkan lengannya pada pinggang Sing, menengelamkan wajahnya pada dada bidang pemuda yang lebih tinggi dan memejamkan matanya, menyalurkan rasa rindu setelah sekian lama tidak bertemu.

"Aku juga..."


••••


"Kapan kau sampai?" Tanya Zayyan mengawali.

Sing menompang kedua sisi wajahnya dengan telapak tangan. "Kemarin," sahutnya santai. Pandangannya tak beralih dari pemuda manis di depannya.

"Kenapa tidak mengabari?" Tanya Zayyan lagi.

"Sengaja, tadinya berniat mengejutkanmu di dorm tapi kita malah bertemu di Company."

Beberapa menit telah berlalu sejak mereka duduk di bangku cafe dan Sing masih tetap setia memandangi Zayyan sembari tersenyum-senyum tidak jelas, entah apa yang ada dipikirannya.

Zayyan mengangguk lesu lalu menegak minumannya kembali. "Seharusnya kau menghubungiku dulu."

Sing yang mendapati raut wajah Zayyan yang terlihat tidak ceria, segera menghentikan aktivitas tatap menatapnya. "Ada apa?"

Zayyan menggeleng. Tersenyum kecil. "Aniya, tidak ada."

Percaya? Itu tidak mungkin, Sing hafal betul sifat Zayyan. Dari nada bicaranya saja Sing langsung tau bahwa ada sesuatu yang menggangu pikiran pemuda mungil itu.

Sing meraih tangan Zayyan yang tengah meremat kecil cup minumannya. "Katakan saja, ada apa?" Tanya Sing tak lepas dari senyum manisnya.

Zayyan menatap lesu tangannya yang digenggam lembut oleh Sing, pemuda mungil itu sedikit menunduk.

"Kau akhirnya kembali setelah pergi selama 4 tahun lamanya tetapi, aku malah tidak ada di sana untuk menyambutmu saat kau sampai, aku hanya... merasa buruk," lirihnya.

Sesungguhnya Zayyan sangat senang mengetahui Sing telah kembali. Tapi tidak adanya dia saat Sing datang membuatnya merasa sedih, 4 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Zayyan, sesudah Sing pergi butuh waktu lama untuknya menyesuaikan diri.

Setiap hari Zayyan menjalani aktivitasnya dengan pikiran yang melayang, mempertanyakan pertanyaan yang sama. "Kapan Sing akan kembali?"

Oleh karena itu, Zayyan memutuskan akan menjadi orang pertama yang menjemput Sing saat dia tiba di Korea nanti, namun belum sempat melakukan itu Sing malah sudah ada di sini, Zayyan sedikit kecewa.

Sing mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu? Kenapa berkata begitu? Aku tidak mengabarimu karena sengaja ingin memberikan kejutan."

Sing menarik kursinya mendekati Zayyan, mengeratkan genggaman tangannya. "Maafkan aku... seharusnya aku menghubungimu lebih dulu, aku tidak tau kau akan berpikir begitu."

Zayyan mendongak, menatap Sing yang juga tengah menatapnya. Wajah itu, wajah yang sangat dia rindukan. Zayyan melepaskan genggaman Sing, satu tangannya terangkat untuk membelai lembut surai pirang yang setengah menutupi mata, jemarinya turun mengusap lembut pipi Sing.

Sing diam, memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut Zayyan pada wajahnya, sudah lama dia tidak dapat merasakan ini, tangan hangat yang dia rindukan.

Zayyan menutup matanya sejenak. Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Sing baru saja kembali setelah perjalanan yang melelahkan dan dia malah mengatakan sesuatu yang sudah pasti akan membuat Sing merasa sedih, Zayyan menyesali ucapannya tadi. Tidak seharusnya dia mempermasalahkan masalah kecil seperti itu disaat seperti ini. Seharusnya mereka tengah berbahagia sekarang.

Zayyan mengangkat kepalanya kembali, senyum tersungging di wajahnya, begitu pula dengan Sing. "Maaf," ujar mereka bersamaan. Keduanya tertegun, mereka pun kompak mengerjapkan matanya, sedetik kemudian tawa renyah terdengar dari bilah bibir kedua sahabat lama itu.

Seolah tak terjadi apa-apa, suasana kembali seperti semula, Sing melebarkan senyumnya dengan tatapan yang menghangat. Menarik Zayyan untuk berpelukan lagi untuk yang ketiga kalinya "Aku kembali..."

Zayyan balas tersenyum lebih lebar. Anggukan kecil mengiringi ucapannya. " Selamat datang..."






.

.

.






TBC.

Memories [ Zalesing ]Where stories live. Discover now