05. Wonbin lagi-lagi...

Start from the beginning
                                    

" Terus??"

" Bukannya nggak boleh ya sharing sendok dan garpu yang sama dengan orang lain?"

" Oh ini soal kesehatan, ya??"

" Salah satunya itu."

" Yaa emang sih. Kalo dari segi kesehatan, nggak boleh. Selama ini tuh gue mikir, selagi gue gak penyakitan, ya udahhh pake aja."

" Bukan cuma noona, bisa jadi yang bawa penyakitnya itu orang lain. Termasuk gue. Noona mau ketularan penyakit dari gue?"

" Emang lo ada riwayat penyakit parah?"

" Nggak ada."

" Nah yaudah! Kita sama-sama nggak penyakitan, kan?"

" Nggak gitu konsepnya, noonaaa."

" Lagian gue udah sering kok sharing sendok garpu kayak gini. Buktinya kami sehat walaifat aja tuh. Tapi kalo lo nggak kebiasa kayak gitu, yaudah. Minta sendok garpu yang baru aja."

" Bentar."
Wonbin terfokus pada satu hal.
" Noona pernah sharing sama siapa aja?"

" Apanya?"

" Sendok dan garpu yang sama. Udah pernah sharing sama siapa aja?"

" Ohh. Paling ke adek sepupu gue, atau keponakkan gue yang bocil-bocil."

" Adek sepupu noona cewek atau cowok?"

" Cewek cowok."

" Umurnya??"

Karina melihat Wonbin dengan tatapan sinis. " Lo mau wawancarai gue lagi nih ceritanya?"

" Jawab aja, noona. Berapa umur merekaa??" desak Wonbin.

" Gue lupaa. Kalo nggak salah seumuran lo atau lebih tua satu, dua tahun."

Setelah mendapat jawaban, Wonbin langsung terdiam.

Karina yang ngeliatnya heran.
" Kenapa, sih?"

" Gue punya satu permintaan."

Tiba-tiba?

" Permintaan apa?"

Wonbin menatap Karina dengan sangat serius. " Jangan lagi sharing sendok dan garpu sama orang lain. Ya?"

" Masih soal kesehatan?"

" Sebetulnya bukan cuma soal kesehatan."

" Terus?"

" Rasanya nggak etis aja. Apalagi sama lawan jenis yang bukan anak kecil lagi."

" Ya ampun, binn. Kalian tuh udah gue anggep kayak adek gue sendiri. Makanya gue biasa aja!"

" Tapi tetap aja nggak boleh."

" Dih kenapa sihh?" Karina menertawai tingkah aneh Wonbin yang tidak dia mengerti.
" Kalau kayak gitu, yang boleh sharing sama gue jadinya siapa, hmm?"

Dengan tegas dan lantang, Wonbin menjawab. " Gue."

" Hah..?" Mata Karina sampai mengerjap dua kali.

" Mulai sekarang, jangan lagi sharing sama siapapun. Oke?"

" Bentar bentar.
Kenapa begitu, ya? Kenapa gue cuma boleh sharing sama lo doang?"

Wonbin diem.

" Bin?"

" Ya gapapa. Meminimalisir penularan penyakit."

" Beneran karena itu??"

" Iya."

BOMER (Bocil Merezahkan) [END]Where stories live. Discover now