02: ANCAMAN

341 44 18
                                    

BELLA'S POV

"Sunoo siapa? Kau belum menjawab pertanyaanku, Bella!" tanya Yuki, sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Temanku, oppa." jawabku dengan suara yang bergetar. Memancing Yuki memberikan pertanyaan lain untuk mengungkap seluruh kebohonganku.

"Jujur saja, untuk apa ia mengirimkan uang dalam nominal yang sangat besar untukmu? Lalu untuk apa ia berterima kasih atas permainan semalam dan tak lupa memberikan banyak sekali pujian untuk tubuhmu?!" tanya Yuki dengan amarah yang semakin memenuhi dirinya. Aku paham atas rasa kecewa yang kekasihku itu rasakan, itulah sebabnya aku sangat ketakutan saat ini.

Tuhan, bisakah aku menghilang detik ini juga? Aku takut sekali mendapat amukan dari kekasihku ini, sudah cukup aku menderita berkat luka yang Sunoo ciptakan di sekujur tubuhku. Rasanya, aku tak sanggup lagi menerima rasa sakit lain yang bisa saja Yuki berikan atas pelampiasan kekesalannya padaku.

"Jelaskan pada oppa, Bella!!" bentak Yuki begitu menggelegar, sukses memecah tangisan ku penuh rasa takut dan bersalah. Sungguh, apakah aku harus berkata jujur mengenai kegiatan yang aku lakukan dibelakangnya demi mendapatkan uang? Tapi aku sadar, Yuki pasti tak ingin disalahkan atas kenyataan yang memang sebenarnya terjadi.

Apalagi saat Yuki mulai mendudukkan dirinya di samping tubuhku untuk melihat lebih dekat luka-luka di sekujur tubuhku. Tangan Yuki bergetar menahan emosi yang mendidih dalam dirinya saat mendapati banyak sekali tanda kebiruan yang Sunoo ciptakan di leher hingga dadaku.

"Masih bisa berbicara, kan? Jawab pertanyaan oppa?!" pinta Yuki masih berusaha memaksa diriku untuk menjelaskan semua kecurigaan itu padanya. Dengan tubuh yang bergetar dan suara yang lirih, aku utarakan alasanku pada lelaki itu, "Maafkan aku oppa, aku tak tahu harus bekerja apa lagi untuk mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Jika hanya mengandalkan penghasilan kurir yang aku lakukan sepulang kuliah, tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kita berdua." sangat berharap Yuki mengerti atas alasan yang aku berikan. Namun, lelaki itu malah memberikan reaksi yang aku takutkan. Yuki remas wajahku agar tatapan kami bertemu dan detik itu juga aku tersadar atas tatapan Yuki yang menyiratkan kemarahan begitu besar.

Kenyataannya, tak ada lelaki yang rela kekasihnya disentuh oleh lelaki lain, apalagi sampai dinikmati tubuhnya secara terus menerus seperti yang aku lakukan saat ini. Lalu uang hasil penghianatan tersebut, aku berikan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup kami, termasuk hobi Yuki yang sangat mahal dan membutuhkan banyak uang. Aku tahu Yuki pasti merasa tertipu berkat uang haram yang aku berikan, itulah sebabnya aku begitu pasrah atas keputusan yang akan lelaki itu ambil untuk hubungan kami berdua.

Aku tak akan menahan Yuki jika ia ingin pergi walau dalam lubuk hatiku yang paling terdalam begitu menyayangi lelaki ini melebihi diriku sendiri. Mau bagaimana lagi? Aku tak bisa memaksa seseorang untuk stay sementara ia sudah kandung jijik pada diriku. Aku sadar diri dan aku akan berusaha mengikhlaskan hal tersebut demi kebaikan kami.

"Berapa orang?" tanya Yuki dengan nada bicara yang sangat dingin, tangannya bahkan masih meremas wajahku begitu kuat. Aku yang bingung pun bertanya balik, "Ne?". Memancing Yuki meremas semakin kuat wajahku yang penuh lebam ini.

"Sudah berapa lelaki yang kamu layani tanpa sepengetahuanku?" tanya Yuki kembali menaikkan nada bicaranya. Aku pun menjawab dengan ragu, "Baru lima, tapi bersama Sunoo, hampir setiap hari kami melakukannya". Sungguh, itulah kenyataan yang terjadi sesungguhnya, jika perlu aku sebutkan lima lelaki yang berhasil menyewaku untuk menuntaskan hasratnya, akan aku lakukan! Pertama Sunoo, Yeonjun, Beomgyu, Jungwon, dan Wonbin. Namun, aku tentu tidak akan menyebutkan nama-nama itu pada kekasihku. Bisa habis kelimanya di tangan kekasihku ini.

Ah! Jangan menghayal Bella, paling kamu dengan mudahnya ditinggalkan oleh Yuki. Jika tidak, ia bertahan hanya untuk bergantung hidup pada diriku dan setelah mendapatkan inang baru, barulah ia pergi meninggalkanmu.

The Honey's Trap Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz